Pokomon Go Mampu Minimalisir Kriminalitas di Unmul

Pokomon Go Mampu Minimalisir Kriminalitas di Unmul

SKETSA - Larangan bermain Pokemon Go di daerah kampus Unmul membawa dampak bagi para pemainnya. Yang sebenarnya tak lain merupakan masyarakat Unmul sendiri. Tak ayal apabila larangan tersebut diberi tanggap oleh mahasiswa.

Nindi Rochmadian, mahasiswi FISIP 2014, berpendapat, bahwa sisi positif dari game virtual berbasis GPS ini bisa membuat Unmul yang terkenal rawan kriminalitas saat malam bisa menjadi ramai. Selain ramai oleh pemain, adanya pedagang dadakan yang menjual minuman menambah suasana jauh dari sepi. “Ada yang sampai tengah malam di Unmul hanya untuk mengumpulkan Pokemon Go,” ujar gadis berambut cepak tersebut.

Salah satu pengalaman yang ia tak bisa lupakan saat kejar-kejaran mendapatkan Pokemon langka di Unmul. “Waktu itu ada yang memberitahu ada Pokemon langka, kita semua berkumpul langsung lari ke tempat Pokemon itu berada,” ungkapnya.

Tidak hanya sekadar mengumpulkan Pokemon saja, tetapi permainan ini bisa menambah teman baru. Seperti Nindi yang mengikuti komunitas Pokemon Go untuk saling bertukar informasi dan bertanding dengan sesama pemain lainnya. Itu sebabnya, ia menyayangkan sikap Unmul yang melarang Pokemon Go.(mwp/e2)