Pemira Unmul Kembali Digelar Paperless, Mahasiswa Soroti Mekanisme hingga Transparansi Pungutan Suara
Sumber Gambar: Pexels
SKETSA — Pemilihan Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unmul akan kembali digelar dalam waktu dekat. Berbeda dengan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Pemira kali ini akan dilaksanakan pada pertengahan tahun.
Very Verdiansyah selaku Ketua Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya (KPPR) mengungkapkan bahwa hal ini terjadi lantaran Surat Keputusan (SK) Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) yang akan berakhir pada bulan Juni.
Pelaksanaannya yang bertepatan dengan ujian akhir semester genap tak pelik menjadi hambatan bagi KPPR dalam menyiapkan penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut. Ungkap Very, ihwal tersebut pun turut mengganggu kegiatan bagi organisasi mahasiswa (ormawa) lainnya.
“Karena (Pemira) diadakan pada pertengahan tahun ini, akan sedikit mengganggu timeline dari ormawa lain. Tapi harapannya, (semoga) Pemira kali ini akan menghasilkan perubahan sistem yang lebih baik,” ungkap Very kepada Sketsa ketika diwawancarai secara daring pada Rabu (31/5) lalu.
Setelah melewati sosialisasi, pendaftaran pasangan calon (Paslon), perlengkapan berkas, hingga verifikasi berkas, terdapat dua Paslon yang telah ditetapkan untuk bersaing memperebutkan kursi di Pemira kali ini. Keduanya adalah pasangan Banu dan Febby dengan nomor urut satu serta pasangan Andi Indra dan Andi Singgalining dengan nomor urut dua.
Saat ini, kedua Paslon sedang menjalani masa kampanye terhitung sejak 12 hingga 18 Juni mendatang. Pelaksanaan kampanye pun rupanya terlaksana tiga hari lebih lambat dari linimasa yang ditentukan sebelumnya, yakni 9 hingga 18 Juni 2023.
Menyoal mekanisme pelaksanaan Pemira kali ini, Very mengungkap bahwa nantinya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM KM Unmul akan kembali dilakukan secara paperless guna mengurangi penggunaan kertas.
“Bukti registrasi pendukung bakal paslon (Bapaslon) yang mencapai ratusan hingga ribuan kertas sebagai bentuk persyaratan administrasi dikumpulkan dalam bentuk soft file kepada panitia Pemira. Pemungutan suara akan dilakukan secara online yang bekerja sama dengan tim Informasi dan Teknologi Pemira (ITP),” jelasnya.
Berkaca pada polemik sebelumnya, KPPR akan menyelenggarakan Pemira yang berlandaskan pada Undang-Undang Pemira dan memastikan bahwa pelaksanaan pesta demokrasi tersebut berjalan dengan transparan dan anti-intervensi guna menghindari terjadinya sengketa.
Kabar mengenai pelaksanaan Pemira pun sudah sampai di telinga mahasiswa. Fajrul Karnivan, salah satu mahasiswa FH Unmul angkatan 2022 mengaku bahwa dirinya belum merasakan euforia dari pelaksanaan Pemira tahun ini.
Ia menyayangkan KPPR yang tidak mengadakan sosialisasi secara luring mengenai Pemira sehingga dirinya baru mengetahui pelaksanaan Pemira ketika sudah mencapai tahap pendaftaran Bapaslon.
Mengenai sosialisasi yang dilaksanakan secara daring, akun Instagram @pemira.unmul memaparkan bahwa Pemira kali ini dilaksanakan dengan linimasa yang sangat singkat, mengingat kepengurusan DPM KM tahun ini yang hanya berjalan selama setengah tahun sebagai imbas dari sengkarut Pemira tahun lalu.
Baca: Imbas Sengkarut Pemira 2021, Ikzan-Bagus Jalani Singkatnya Masa Kepengurusan
Fajrul pun turut mempertanyakan mengenai transparansi pelaksanaan Pemira karena pemungutan suara yang akan dilakukan secara daring. Ia menilai, pemungutan suara secara paperless dapat memberikan peluang manipulasi dan rekayasa jumlah suara.
"Saya tidak setuju (dengan mekanisme pelaksanaan pemilihan secara daring), karena, ya, bisa dimanipulasi. Dan juga cara perhitungannya itu seperti apa nanti itu kalau (mekanismenya) begitu. Apakah ada transparansi? 'Kan jelas kalau Pemilu penghitungan suaranya transparan di tempat. Kalau online bagaimana?” komentar Fajrul ketika dimintai tanggapannya oleh Sketsa pada Rabu (7/6) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Ketua KPPR Very Verdiansyah berjanji bahwa pihaknya akan memastikan Pemira tahun ini berlangsung secara transparan dan dilaksanakan dengan adil.
“Kami selaku penyelenggara akan memastikan Pemira berjalan dengan transparan, anti intervensi, dan akan melaksanakan rangkaian acara Pemira dengan seadil-adilnya,” pungkasnya.
Berkaca dari pelaksanaan Pemira di tahun lalu, Very dan pihaknya akan berani mengambil sikap yang sesuai dengan Undang-undang Pemira yang sudah ditetapkan jika terdapat tindakan yang bertentangan dengan aturan tersebut. (amg/khn/ner/jla/dre)