Imbas Sengkarut Pemira 2021, Ikzan-Bagus Jalani Singkatnya Masa Kepengurusan
Ikzan-Bagus dilantik sebagai presiden BEM KM Unmul
- 09 Dec 2022
- Komentar
- 1462 Kali
Foto: Humas Unmul
SKETSA — Sengkarut pemilihan umum raya (Pemira) BEM KM Unmul 2021 akhirnya menuai hasil. Dengan dilantiknya Ikzan-Bagus oleh Abdunnur sebagai Rektor yang turut disaksikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni serta pejabat terkait, pada Selasa (29/11) bertempat di Gedung Rektorat Unmul lantai satu.
Sebelumnya, sengkarut Pemira BEM KM Unmul alami dinamika yang panjang. Mulai dari pemangkasan suara, keputusan Pemira diambil alih oleh Wakil Rektor, hingga dua Paslon mengaku jadi Presiden dan Wakil Presiden usai terselenggaranya dua kongres yang berbeda. Setelahnya, kursi BEM KM kosong hingga adanya pelantikan.
Baca: Pemira Unmul 2021: Dua Paslon Saling Mengaku Jadi Presiden BEM KM
Untuk memperoleh informasi lebih lanjut, Sketsa berbincang langsung dengan Ikzan Nopardi, Presiden BEM KM 2022 pada Sabtu (3/12). Bebernya, meski baru dilantik pada 29 November kemarin, Surat Keputusan (SK) kepengurusan telah ia kantongi sejak 15 Agustus 2022. Baginya, hasil akhir Pemira yang ada merupakan sebuah proses yang cukup panjang.
Proses Pemilihan Pasca Pemira
Menurut pegakuan Ikzan, tim pencari fakta dikerahkan oleh pihak rektorat untuk mencari titik terang. Mereka terdiri atas akademisi yang kompeten, di antaranya Dekan FH yang mengetuai, dibantu oleh Wakil Dekan I FH, Wakil Dekan III FISIP, serta Wakil Dekan III FT.
“Pada hasil pencari fakta itu, menghasilkan 6 rekomendasi, salah satunya yaitu pertama adalah rektor diminta untuk memilih salah satunya, kedua dilakukan pemilihan ulang, ketiga BEM KM dibekukan, dan masih banyak lagi. Tapi pada akhirnya Rektor pada saat itu Masjaya, dengan hasil rekomendasi tim pencari fakta memutuskan untuk memilih salah satunya siapa yang sesuai dengan peraturan yang ada di Unmul, dan Rektor menunjuk saya Ikzan dan Bagus sebagai presiden dan wakil presiden,” jelas Ikzan.
Presiden BEM KM itu turut memaklumi lambatnya jadwal pelantikan yang ditengarai akibat kesibukan Masjaya, Rektor Unmul kala itu. Mulai dari Dies Natalis hingga pergantian Rektor baru. Baginya proses panjang ini mengajarkan agar lebih dewasa dalam menghadapi suatu persoalan.
Progres Ikzan-Bagus Sebelum Pelantikan dan Rencana Lanjutan
Ihwal progres yang dimiliki Ikzan dalam masa kepemimpinannya sebelum dilantik, dirinya mengungkap bahwa selepas Kongres Luar Biasa dilaksanakan, terdapat sejumlah agenda yang telah berjalan.
“Di situ, kami tidak tinggal diam. Kami merespons isu-isu sosial politik yang juga salah satu tanggung jawab BEM untuk mengawal proses isu-isu yang ada. Misalnya wacana tiga periode, dan kenaikan BBM kemarin.”
Lebih lanjut, agenda yang dijanjikan ketika kampanye, catat Ikzan, akan dilangsungkan pada Januari 2023 mendatang. Dalam waktu dekat, Ia juga berencana membangun komunikasi dengan UKM Lembaga yang ada di Unmul menyoal masalah yang dihadapi selama kekosongan BEM, salah satunya anggaran mahasiswa.
Harapnya, polemik ini menjadi pembelajaran mahasiswa Unmul untuk lebih dewasa dan mengedepankan musyawarah mufakat dalam menjalankan hal proses berjalannya demokrasi di Unmul. Ikzan menganggap ini dapat menjadi titik terang dan hadirnya BEM KM akan membantu mengawal aspirasi mahasiswa sesuai fungsi BEM KM.
Singkatnya Masa Kepengurusan
Tak ketinggalan, singkatnya masa kepengurusan Ikzan turut jadi sorotan. Pasalnya SK yang diterbitkan Rektorat menuliskan periode kepemimpinan Ikzan berlangsung hingga 31 Desember 2022. Ini berarti ia masih memiliki waktu satu bulan pasca pelantikan.
Namun, dirinya meminta tambahan waktu beberapa bulan agar dapat menjalankan rancangan pada masa kampanye. Baginya, ini merupakan tantangan untuk menghasilkan output yang bagus dalam waktu yang singkat.
“Timeline (Pemira) kemungkinan akan berubah. Karena dalam persiapan DPM juga kan kurang lebih harus membutuhkan 3 bulan dari sosialisasi sampai penetapan BEM yang baru,” tutur Ikzan.
Sketsa turut mengonfirmasi Ketua DPM periode 2022, Bagus Arif Maulana. Sebutnya, terkait perubahan jadwal pemira belum dapat dipastikan. Sedangkan ihwal penyelenggaraan Pemira berikutnya masih akan dirundingkan di internal DPM dan pihak Rektorat.
Sikap DPM dalam Evaluasi Pemira
Dilantik bersamaan dengan BEM KM, dalam menakhodai DPM KM, Bagus memiliki banyak PR terlebih pasca sengkarut Pemira KM. Mulai dari membangun semangat baru, hingga menjalankan kembali fungsi DPM.
Bagi Bagus, evaluasi utama dari Pemira kemarin terletak pada aturan. Menurutnya perlu lebih diperjelas kembali aturan dan persoalan bahasa yang multitafsir pada undang-undang yang dibuat. Lebih lanjut, meski dilantik pada menjelang akhir kepengurusan, Bagus optimis dapat menjalankan program-program DPM KM.
“Jadi yang pasti semua kinerja DPM akan berjalan, kita pastikan harus berjalan sesuai aturan, sesuai AD ART. Jadi, DPM harus menjalankan revatur satu, revatur dua pemira dan juga kongres dalam periode ini. Nah, untuk menjalankan itu dari sekarang, karena ini baru terpilih, kita harus bangun semangat lagi,” ungkapnya kepada Sketsa, Sabtu (3/12).
Tanggapan Presiden BEM Sebelumnya
Terkait polemik sengketa pemira BEM KM Unmul, Abdul Muhammad Rachim menyayangkan sikap dari kedua Paslon yang dinilai kurang dewasa dalam berdemokrasi hingga masalah ini berlarut-larut dan berdampak terhadap banyak hal.
Kepada Sketsa, Rabu (7/12) kemarin Rachim mengungkap, pasca pelantikan tersebut, BEM KM Unmul periode 2021 akan melaksanakan serah terima jabatan kepada BEM KM Unmul 2022. Selain itu, unggahan pamit dan serah terima jabatan di akun Instagram BEM KM Unmul yang sempat tertunda juga akan segera dipublikasikan.
“Kami menunda mengunggah postingan pamit karena kami masih merasa punya beban moral membantu mahasiswa semampu kami sampai benar-benar ada presiden dan wakil presiden yang baru.”
Menilik proses Pemira kemarin, Rachim menilai bahwa proses Kongres Luar Biasa (KLB) sebelumnya terkesan terburu-buru. Sebagai Presiden BEM KM periode sebelumnya, ia memberi catatan pada regulasi KM Unmul yang berlaku di masa depan untuk menghindari masalah serupa. Meski demikian, Rachim mengaku menghormati apapun hasilnya.
“Dan yang perlu kita perhatikan adalah kita harus sama-sama mendukung dan mengawasi kedua pimpinan lembaga yang baru dilantik ini, agar mereka mampu menjalankan amanahnya dengan baik dan bisa memberikan yang terbaik bagi Unmul,” pungkasnya.
Sketsa turut berupaya meminta tanggapan terkait pelantikan Ikzan-Bagus kepada Joji yang bertanding pada Pemira kemarin. Namun, hingga berita ini diterbitkan, Sketsa belum mendapatkan respons. (khn/vyn/dre)