Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
SKETSA — Pemilihan Umum Raya (Pemira) Presiden dan Wakil Presiden BEM FISIP Unmul telah usai digelar. Layaknya pelaksanaan Pemira di tahun sebelumnya, kali ini, perayaan pesta demokrasi di FISIP itu pun tak berjalan sengit karena hanya diisi oleh calon tunggal.
(Baca: Pemira FISIP 2022, Calon Tunggal Melawan Kertas Kosong)
Dengan minimnya antusiasme dari kader BEM FISIP Unmul, pasangan M. Ilham Maulana dan M. Ikhsan Al-Bajri dipastikan bertarung melawan kotak kosong tanpa adanya rival dalam Pemira FISIP 2023.
Berdasarkan berita acara yang dirilis oleh Badan Penyelenggara Pemilihan Umum Raya (BPPR) FISIP 2023 melalui akun Instagram @pemirafisip_unmul, pasangan Maulana - Ikhsan berhasil kantongi 328 suara mengalahkan kotak kosong yang meraup sebanyak 230 suara. Masa gugatan masih berlangsung dan diumumkan pada Selasa (19/12) mendatang.
Maulana dan Ikhsan siap menakhodai Kabinet Niskala Sahitya selama satu periode mendatang. Setelah sukses menjadi Wakil Presiden BEM FISIP Unmul di periode sebelumnya, Maulana optimis dan berambisi untuk meraih jabatan lebih tinggi pada Pemira kali ini. Bukannya tak puas, ia merasa bahwa masih ada sejumlah persoalan di kepemimpinan sebelumnya yang perlu diselesaikan ketika dirinya menjabat kelak.
Calon tunggal yang kembali terulang di Pemira kali ini turut Maulana soroti. Kepada Sketsa, dirinya menyayangkan minimnya partisipasi dari kader BEM FISIP Unmul dalam pelaksanaan pesta demokrasi tahun ini. Ia menilai bahwa lemahnya partisipasi dalam Pemira 2023 terjadi sebab banyaknya anggota yang belum siap untuk mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin yang baru.
“Sangat sedih karena tidak ada sosok yang mau bertarung dalam Pemira,” keluh Maulana kepada awak Sketsa usai pelaksanaan uji publik, Senin (11/12) lalu.
Dirinya turut mengeluhkan pelaksanaan kampanye yang dinilai kurang efektif sebab hanya dilaksanakan secara daring. Hal ini berimbas pada minimnya partisipasi mahasiswa sehingga visi dan misi yang ia canangkan tak tersosialisasikan secara menyeluruh.
Menyoal keinginannya terkait konversi kegiatan organisasi ke Satuan Kredit Semester (SKS), angan-angan tersebut bermula ketika pelaksanaan lokakarya yang menggaet salah satu dosen dari Unhas. Ia mengatakan bahwa kegiatan organisasi di universitas tersebut dikonversikan ke dalam SKS.
Maulana ingin agar hal tersebut dapat diimplementasikan pula di FISIP Unmul. Ia berharap, mahasiswa yang terjun ke dalam organisasi dapat melihat capaian kompetensi mereka. Ia menilai bahwa ide tersebut tak hanya berguna bagi akademik dari mahasiswa, namun juga mampu mendongkrak akreditasi kampus.
“Alangkah baiknya organisasi di FISIP yang keseluruhannya banyak, ada 16 lembaga, kenapa tidak digabungkan saja dalam sebuah SKS? Agar partisipasi dari teman-teman, kompetensi teman-teman dapat dinilai di situ.”
Awak Sketsa turut menyinggung terkait isu pembekuan BEM FISIP Unmul. Menanggapi hal tersebut, Maulana mengungkap bahwa lembaga tempat ia bernaung itu hanya mendapat sanksi berupa pemotongan anggaran.
“Untuk lembaga itu sebenarnya tidak bisa dibekukan. Lembaga hanya bisa dibekukan dengan tanpa ada orang yang mencalonkan (sebagai) ketua ataupun wakil ketua,” terangnya.
Terpisah, Sketsa turut mewawancarai Muhammad Agung Saputra selaku Ketua BPPR FISIP Unmul pada Rabu (13/12) lalu. Agung mengamini rendahnya partisipasi dalam pelaksanaan Pemira kali ini. Dirinya turut prihatin akan tak adanya regenerasi kepemimpinan di fakultas tempat ia mengemban ilmu itu. Segala upaya telah ia dan pihaknya kerahkan guna menarik kader untuk mencalonkan diri, namun, hasilnya pun nihil.
“Seharusnya dari FISIP harus ada menyiapkan atau mencari kadernya, tapi dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) atau penyelenggara sendiri sudah berusaha mencari-cari calon, (tetapi) tidak ada yang mau menjadi calon BEM maupun DPM,” keluh Agung prihatin.
Polemik tersebut kemudian bermuara pada perubahan linimasa. Perpanjangan pendaftaran calon Presiden dan Wakil Presiden dilakukan sebanyak dua kali sebab minimnya antusias dari kader.
“Perpanjangan dua kali itu dari DPM dulu, terakhir pengambilan dan pengembalian berkas itu dari pasangan calon BEM, dan BEM sudah mendaftar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Agung memaparkan mekanisme pelaksanaan Pemira 2023 yang tak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pemungutan suara dilakukan secara daring melalui situs resmi Pemira FISIP 2023. Berdasarkan pemantauan awak Sketsa, terdapat pula Tempat Pemungutan Suara (TPS) luring yang bertempat di Ruang International Class Gedung D2 FISIP Unmul. Pemungutan dilangsungkan mulai pukul 09.00 hingga 17.00 Wita. (dre/xel/mlt/nkh)