Sumber Gambar : Nina
SKETSA – Jumat (24/9) lalu, Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) Unmul menggelar agenda Sosialisasi Akbar yang menjadi rangkaian dalam Pemilihan Raya (Pemira) Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM KM) Unmul tahun 2021. Turut mengundang perwakilan lembaga serta organisasi mahasiswa di kampus, acara tersebut dihadiri oleh kurang lebih 28 orang.
Dipandu oleh MC, Rina Rospiana selaku Sekretaris Jendral (Sekjen) DPM KM memberikan sambutan bagi para hadirin. Ia menyebut, persiapan menuju Pemira telah dilakukan sejak April silam dengan melakukan simulasi bersama BEM Fakultas dan internal BEM KM. Adapun sosialisasi ini dirancang untuk mempublikasikan Pemira secara lebih luas.
“Sosialisasi ini sebagai upaya untuk mem-brandingkan Pemira pada tahun ini. Ada juga electronic vote sebagai cara untuk menyelenggarakan Pemira,” tambahnya.
Pemaparan pelaksanaan Pemira kemudian diserahkan kepada Ketua DPM KM, Muhammad Guntur Saputra. Dalam kesempatan ini, dirinya mengatakan bahwa agenda tahunan tersebut akan berlangsung secara semi daring melalui konsultasi ke birokrat. Secara rinci, terdapat dua lini masa yang dibagi menjadi tahapan pra-Pemira dan Pemira.
Pada pra-Pemira, open recruitment (Oprec) bagi Komisi Penyelenggara Pemilihan Umum Raya (KPPR) dan Badan Pengawas dibuka mulai 25 September hingga 6 Oktober mendatang secara daring. Verifikasi berkas dilakukan pada 7 Oktober dilanjutkan dengan penetapan dan pengumuman semi daring di 8 Oktober. Sepanjang tanggal 9-14 Oktober, pembentukan dan launching struktur KPPR dan Bawasra dilakukan secara daring dan ditutup dengan pengumuman tahapan Pemira.
Sementara, sosialisasi rangkaian kegiatan pemira dilaksanakan selama 15-21 Oktober secara semi daring untuk menarik minat mahasiswa mendaftar menjadi bapaslon atau berpartisipasi dalam memilih paslon yang akan berlaga. Kemudian, dari 22 Oktober sampai 18 November merupakan masa pendaftaran hingga penetapan hasil Pemira.
“Jika berminat mendaftar menjadi KPPR, kami sangat terbuka bagi teman-teman untuk ikut berpartisipasi,” tuturnya.
Agenda berlanjut dengan pemaparan aplikasi sistem Pemira yang akan digunakan mendatang oleh Koordinator Tim IT, Andi Alfian Bahtiar. Sembari memberikan gambaran aplikasi melalui share screen, ia menjelaskan bahwa mahasiswa dapat mengaksesnya melalui laman pemira.unmul.ac.id dan melakukan login dengan username dan password (seperti pada Sistem Informasi Akademik atau SIA).
Adapun pengisian username menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), sedang password didapatkan setelah mahasiswa melakukan validasi perangkat pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) di masing-masing fakultas. Nantinya, akan ada nomor unik yang berbeda-beda untuk setiap mahasiswa. Ini guna mencegah adanya kecurangan.
Andi turut mengatakan bahwa langkah-langkah pengamanan tersebut juga harus didukung oleh mahasiswa itu sendiri. Seperti menjaga nomor telepon saat validasi perangkat, juga tidak memberikan NIM dan kata sandi kepada orang lain. Meskipun satu NIM dan password hanya berlaku untuk setiap satu orang.
“Akun SIA kan bersifat pribadi, seharusnya dari kita juga menjaga data SIA masing-masing untuk mengantisipasi permasalahan sebagai berikut. Untuk nomor HP, bisa menjadi antisipasi apabila ada yang mencoba membobol NIM dan password yang diketahui,” ucapnya.
Sesi Tanya Jawab
Dalam sosialisasi tersebut, terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Sketsa mempertanyakan relevansi penggunaan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan bukti registrasi sebagai salah satu syarat dukungan yang dibutuhkan pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden.
Menanggapi hal ini, Guntur mengaku bahwa masalah KTM selalu menjadi polemik tahunan menjelang Pemira. Namun, hingga kini belum ada alternatif untuk menggantikannya.
“Sebenarnya udah dilakukan analisis dan menjadi pembahasan yang cukup susah untuk dicari solusinya. Apa yang bisa menjadi bukti bahwa paslon mendapatkan dukungan dari mahasiswa?” Kalau ingin menyebut, ada bank data mahasiswa yang mungkin dipegang oleh oknum-oknum tertentu. Ini tentunya akan kami coba telusuri. Tapi, sampai sekarang kami tetap konsekuen menggunakan KTM dan bukti registrasi," jelasnya.
Mengenai kemungkinan terjadinya aklamasi karena tak ada bakal paslon yang mengajukan diri, ia pun membeberkan beberapa upaya yang akan dilakukan dalam publikasi Pemira tahun ini. Akhir-akhir ini, pihaknya mencoba untuk mengumpulkan kontak-kontak dari seluruh lembaga dan organisasi di Unmul untuk menyebarkan informasi mengenai Pemira kepada mahasiswa.
“Namun jika tetap tak masif, kami akan mencoba untuk masuk ke setiap fakultas agar dapat mencapai seluruh mahasiswa. Sebagai langkah antisipasi dan preventif, yang bisa kita lakukan sekarang adalah melakukan sounding sedari dini,” tukasnya.
Sebelum penutup, DPM KM memperkenalkan maskot Pemira bernama Ipot dengan tagline “Pahlawan Demokrasi Digitalisasi”. Agenda pada sore hari itu lalu diakhiri dengan sesi foto bersama. (len/rst)