SKETSA - Association of Computer Science Students (ACCESS) FMIPA Unmul, diwakili oleh Ketua, Agus Mulyadi dan anggotanya, Muhammad Eko Jumaddin buka suara perihal penggabungan Ilmu Komputer (Ilkom) FMIPA dengan FTIKOM dalam rumpun Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FKTI). Berbeda dengan FTIKOM yang secara terang mengajukan tuntutan atas hal itu, ACCESS justru setuju pada putusan tersebut.
“Sepakat saja, selama ini kisruh antara keduanya mungkin bisa terselesaikan dengan penggabungan ini. Selama mahasiswa tidak dirugikan dan demi kebaikan mahasiswa, maka apapun itu kami baik saja,” ujar Agus dan Eko kompak saat ditemui di beranda Gedung Baru FMIPA Unmul, hari ini (11/6/16).
Lain hal dengan FTIKOM yang merasa tidak dilibatkan, ACCESS lapang dada. Dikatakan Agus, mahasiswa Ilkom merasa cukup dilibatkan dan terwakili dosen yang selalu menghadiri rapat tentang pembentukan sejumlah kebijakan untuk FKTI nantinya.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku sempat berdiskusi soal SK dan penggabungan ini dengan FTIKOM. “Bahkan, sejak keluar SK pertama berisikan ID jurusan,” kata Eko. Namun, mereka cukup terkejut mengetahui FTIKOM melakukan aksi sepihak (3/6) lalu. Meski dikatakannya, ACCESS pun akan berpikir dua kali jika diajak turun aksi. “Kami kaget mereka aksi dan tidak tahu sama sekali ada pelantikan. Kami tahu setelah baca berita Sketsa. Aksi itu harusnya dilakukan beberapa hari sebelumnya, minimal H-1 mungkin bisa dipertimbangkan,” ujar Agus menambahkan.
Dua mahasiswa itu satu suara, menyebutkan ACCESS sudah mengetahui isu tersebut sejak 2013. Perihal organisasi mahasiswa, dikatakan mereka Wakil Dekan 1 FKTI meminta agar segera membentuk BEM dan unit organisasi kemahasiswaan lainnya atas nama FKTI. Dalam waktu dekat, ACCESS berencana mengadakan rapat dan kunjungan ke FTIKOM untuk membicarakan ini secara serius.
Meski tampak menerima, penggabungan ini bukannya tak mendatangkan keresahan bagi mahasiswa Ilkom. Untuk urusan administrasi perkuliahan seperti KRS, KHS, serta surat menyurat, mereka diimbau untuk terlebih dulu ke Kaprodi, lalu birokrasi yang berkantor di FTIKOM. “Kami urus di sini dulu (FMIPA), baru ke FTIKOM karena ruangan dekan dan sebagainya ada di sana (FTIKOM). Ini membuat kami merasa bingung sekaligus disulitkan,” kata Agus.
Keluhan juga datang dari mahasiswa Ilkom lainnya yang disampaikan kepada Agus. Beberapa mahasiswa merasa dirugikan secara pribadi. “Kemarin daftar di FMIPA, malah jadi FKTI,” kelakarnya.
Mata kuliah yang hampir sama, dan hanya dibedakan semester saat menerimanya, hingga gelar sarjana yang serupa, merupakan alasan lain mereka sepakat akan penggabungan ini. Mereka berharap, administrasi fakultas baru bisa tuntas dan pembangunan gedung baru bisa terselesaikan untuk mereka segera bergabung. Agar tak lagi menyisakan kesan halal haram. (aml/e1)