Lifestyle

Jangan Takut, Strok Masih Bisa Dicegah

Peringatan Hari Strok Sedunia yang jatuh pada 29 Oktober 2019 lalu.

Sumber gambar: Google

SKETSA - Saat ini, penyakit strok mungkin tidak asing bagi orang awam. Penyakit yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat gangguan suplai darah ini menjadi penyakit yang ditakuti bagi hampir seluruh orang. Seseorang dapat dikatakan menderita penyakit strok jika telah melalui proses diagnosis medis dan memerlukan uji serta pencitraan laboratarium. Adapun gejala strok yakni, sulit berjalan, berbicara, dan memahami, serta kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau tungkai.

Penyakit dengan catatan 150 ribu lebih kasus yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia ini, disebut sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun, dengan melakukan perawatan dapat membantu meringankan gejala yang dialami penderita penyakit stroke. Perawatan yang dapat dilakukan berupa pengobatan yang terdiri dari pengencer darah, penanganan dini dengan obat-obatan seperti tPA (tissue Plasminogen Activator) yang dapat menghancurkan gumpalan darah dan dapat meminimalkan kerusakan otak.

Selanjutnya ada perawatan pendukung  dengan melakukan pemantauan jantung, menggunakan alat elektronik untuk memantau denyut dan irama jantung. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah sakit atau pun di rumah. Dapat pula melakukan bedah dengan operasi pengangkatan plak yang menumpuk di arteri karotis yang berada di leher

Kemudian menjalankan terapi berbicara, terapi fisik, dan terapi kerja yaitu meningkatkan kualitas hidup sehari-hari dan keterampilan kerja pasien. Serta melakukan rehabilitasi strok, yakni melatih kembali jalur otak untuk meningkatkan fungsi mental dan fisik setelah penyakit atau cidera misalnya cara berjalan dan berbicara.

Selain melakukan perawatan bagi penderita, penting juga bagi setiap orang untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit strok. Langkah utama untuk mencegah strok adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu kenali dan hindari faktor risiko yang ada dan ikuti anjuran dokter. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah strok.

Pertama dengan menjaga pola makan. Karena terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolestrol dalam darah dan risiko timbulnya hipertensi yang dapat memicu terjadinya strok. Kedua dengan berhenti merokok. Risiko strok meningkat dua kali lipat karena rokok, pasalnya merokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah menggumpal.

Ketiga dengan menghindari minuman beralkohol. Minuman beralkohol mengandung kalori yang tinggi dan jika dikonsumsi secara berlebihan maka seseorang tersebut akan rentan terhadap berbagai penyakit pemicu strok. Keempat, menghindari penggunaan Napza (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya).  Ada beberapa jenis Napza yakni kokain dan methamphetamine yang dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah ke otak.

Selagi masih muda, ada baiknya kita mulai menerapkan budaya hidup sehat yang telah disebutkan diatas. Karena, penyakit strok tidak hanya menghancurkan hidup satu orang, tapi sekeluarga. Sayangilah orang-orang di sekelilingmu dengan mulai hidup sehat. (fty/ann)




Kolom Komentar

Share this article