Memelihara dan Merayakan Kucing
Ilustrasi kucing (Sumber: jatengpos.com)
- 08 Aug 2018
- Komentar
- 2543 Kali
SKETSA - Bagi para pencinta kucing, 8 Agustus adalah hari penting, sebab hari ini diperingati sebagai Hari Kucing Sedunia. Pada hari ini, kucing mendapat pengakuan sebagai hewan peliharaan tertua dan terpopuler di dunia.
Menurut laman Days of The Year, Hari Kucing Sedunia pertama kali dicetuskan oleh International Fund for Animal Welfare (IFAW) dan beberapa kelompok hak asasi hewan pada 2002. Sementara itu, di Amerika Serikat, Hari Kucing diperingati secara nasional pada 29 Oktober, digagas oleh Celebrity Pet and Family Lifestyle Expert dan seorang penulis bernama Colleen Paige.
Kucing memang populer. Saat ini diperkirakan ada 500 juta kucing bermain dalam rumah di seluruh dunia. Indira Apriliza atau Rara adalah salah satu mahasiswa Unmul yang juga pecinta kucing. Awal mula kecintaannya terhadap kucing justru dipicu dari kebosanannya terhadap suatu hobinya yang lain.
Sewaktu SMP, Rara remaja mulai merasa bosan bermain boneka Barbie. Ia mulai menganggap Barbie kaku dan tak bernyawa. Pada titik ini, kucing lantas muncul sebagai hewan yang Rara rasa lucu dan jauh lebih bisa diajak berinteraksi. Semenjak itu, Rara pun memutuskan untuk mulai memelihara kucing.
Hingga saat ini rekor Rara memelihara kucing pernah mencapai 15 ekor. Namun karena ada banyak yang meminta, yang tersisa di rumahnya kini adalah 7 ekor. Kucing yang dipelihara Rara adalah jenis ras maine coon. Menurutnya merawat ras maine coon tidaklah susah karena termasuk jenis kucing yang mandiri.
"Ngurusnya enggak ribet kayak anggora dan lainnya. Maine coon ini katanya dulu adalah kucing hutan jadi mandiri gitu, ukurannya gede jadi bisa dipakaikan baju bayi. Dan bulunya itu lembut banget jadi bikin gemes," kata mahasiswi Ilmu Komunikasi 2016 itu.
Kucing Rara acap kali mengenakan pakaian, untuk mengurangi rontoknya bulu kucing. Karena maine coon memang tergolong jenis kucing yang memiliki bulu tebal. Untuk perawatan, ia juga secara rutin memberi obat cacing kepada kucing-kucingnya setiap enam bulan sekali.
"Semuanya aku lakuin sendiri tanpa bantuan dokter karena biaya-biaya enggak kuat," terangnya.
Agar kebutuhan nutrisi kucingnya terpenuhi, Rara menerapkan jam makan untuk piaraan kesayangannya. Yaitu pada pukul 8 pagi, 2 siang, dan 11 malam. Untuk urusan mandi, Rara mengurusnya setiap seminggu sekali. Agar tidak sakit kucingnya juga ia biarkan main dan atau memakan rumput sebagai penetralisir perut si kucing.
Soal biaya, Rara biasanya merogoh kocek sebesar Rp800 ribu hingga Rp1 juta setiap bulannya untuk keperluan kucing. Ia merasa harga segitu sudah cukup, dan bagi penyayang kucing seperti dirinya itu tidak menjadi beban. Layaknya kucing lain yang sering bertingkah lucu, kucing milik Rara pun demikian.
"Kucing-kucingku sering kasih ekspresi lucu terus pintar dia bisa minta makan, panggil mama sama ngetok pintu kamar, terus kalau digendong dia kayak bayi langsung ngantuk," katanya.
Saat ditanya bagaiamana tanggapan keluarganya soal peliharaan kucingnya itu, Rara mengaku mendapat dukungan dari orang tuanya. Bahkan kadang orang tuanya ikut membantu mengurus. Bertepatan dengan momen Hari Kucing Internasional ini Rara ingin agar ke depannya tidak ada lagi kucing yang disakiti.
Untuk kucing yang terlantar ia berharap agar ada yang mau mengadopsi atau bahkan memberikan makanan bagi kucing liar di jalanan. Sebab memelihara kucing diklaim dapat meningkatkan kesehatan mental, menghilangkan stres, kecemasan, dan depresi dengan mengelus dan berinteraksi. Selamat Hari Kucing Sedunia! (wil/aml/wal)