Hari Besar

Hari Ibu: Sekali Setahun Merayakan, Tiap Hari Melantun Doa

Merayakan Hari Ibu, tak lupa pula turut mendoa untuknya.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Christnina

SKETSA - Tepat 91 tahun sejak Kongres Perempuan pertama kali diadakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Presiden Soekarno menetapkan Hari Ibu sebagai Hari-hari yang Bukan Hari Libur melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959. Penetapan ini berlangsung pada 16 Desember 1959 di Jakarta.

Adapun momen perayaan Hari Ibu pada tahun ini bertema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju.” Tema ini menjelaskan bahwa kaum perempuan turut andil dalam pembangunan Indonesia. Perayaan spesial ini merupakan ranah bagi kita semua untuk lebih menilik ‘ibu’ sebagai representasi kaum perempuan.

Hal ini menjadikan kita tidak hanya melihat perempuan dari segi domestik, tetapi melihat perempuan sebagai seorang manusia. Perempuan memiliki hak yang sama, yang terintegral dengan hak asasi manusia. Sudahkah kita menjaga kodrat dan martabat perempuan sebagai Ibu Bangsa?

Menjadi seorang ibu tentu saja bukanlah hal yang mudah, bahkan benar-benar tidak mudah. Ibu diharuskan memiliki banyak sekali kecakapan dalam kehidupan sehari-hari. Ibu bisa menjadi seorang koki yang handal, tetapi juga mampu menjadi seorang akuntan yang paham pengeluaran.

Seorang ibu selalu mendahulukan kepentingan keluarganya ketimbang dirinya sendiri. Ibu juga sebagai ‘madrasah’ pertama untuk anak-anaknya. Inilah yang merupakan peran krusial dari seorang ibu.

Ibu akan mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang tentu saja memiliki potensi untuk membangun Indonesia.

Maka, sudah seharusnya kita lebih menghargai dan menghormati sosok ibu.

Menghargai ibu tidak cukup hanya ditunjukkan pada 22 Desember di setiap tahunnya. Momen perayaan sekali setahun, terasa jauh sekali dari setiap pengorbanan yang telah diberikannya.

Perayaan Hari Ibu adalah perayaan setiap hari. Setiap hari kita harus membantu ibu, menanyakan kabarnya, dan menyisihkan waktu untuk mendengar setiap ceritanya. Hal paling kecil yang mampu kita lakukan adalah dengan selalu mendoakannya. Sudahkah kamu mendoakan ibu hari ini?

Untuk seluruh ibu dan seluruh perempuan yang kelak menjadi seorang ibu. Teruslah berdiri tegap. Bahumu harus mampu menopang kesulitan, sekaligus memberi ruang yang nyaman. Selamat hari ibu untuk para perempuan hebat yang dikirimkan Tuhan untuk membangun kemajuan. (hlm/len)



Kolom Komentar

Share this article