Hari Besar

Hari AIDS: Kenali Statusmu

(sumber gambar: kompasiana.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Sejak ditemukan pertama kali di Amerika pada tahun 1981, Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia. Beragam upaya dilakuan untuk menekan jumlahnya, baik berupa penelitian mengenai penanganan, obat, sosialisasi pencegahan, hingga kampanye skala dunia.

AIDS merupakan gejala penyakit yang disebabkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh akibat Human Immunodeficiency Virus (HIV). Para penderita HIV/AIDS kerap mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, karena stigma negatif yang terlanjur terlabel. Padahal, tidak selalu penderita HIV/AIDS orang dengan citra negatif, anak-anak yang polos pun bisa terjangkit.

Berdasarkan data dari United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) jumlah penderita HIV/AIDS secara global mencapai 36,9 juta masyarakat yang hidup dengan HIV dan AIDS pada tahun 2017. Terdapat 1,8 juta di antaranya merupakan anak-anak di bawah 15 tahun, sedangkan sisanya 35,1 juta adalah orang dewasa. Penderita HIV/AIDS lebih banyak diderita oleh kaum wanita, yakni sebanyak 18,2 juta penderita. Sementara laki-laki sebanyak 16,9 juta penderita. Selain itu ada sekitar 21,7 juta orang yang hidup dengan HIV dan menjalani antiretroviral therapy untuk memperlambat pertumbuhan virus HIV.

Setiap 1 Desember, warga dunia peringati Hari AIDS. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan bahaya penyakit AIDS dan beragam upaya pencegahannya. Hari AIDS sangat identik dengan pita merah, ternyata simbol ini berasal dari sekelompok seniman di New York yang peduli terhadap AIDS pada tahun 1991. Hingga saat ini simbol pita merah digunakan untuk memerangi AIDS.

Melansir laman wikipedia.com, hari AIDS tercetus pada bulan Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss. Bunn menyarankan tanggal 1 Desember untuk memastikan agar diliput oleh media berita barat, sesuatu yang diyakininya sangat penting untuk keberhasilan Hari AIDS Sedunia.

Tahun 1988 dipilih karena merupakan tahun panas saat Amerika sedang mengadakan pemilihan umum. Sebagai mantan wartawan, Bunn mencari celah kesempatan agar Hari AIDS bisa dikenal dunia. Saat itu Bunn menilai pada tanggal 1 Desember akan ada banyak yang meliput sebagai jeda berita pemilu. Hari AIDS bisa menjadi pengalihan isu sejenak dari pemilu.

Delapan tahun setelahnya, PBB mulai membuat kampanye tentang HIV/AIDS lebih luas. PBB kemudian membuat organisasi bernama UNAIDS. Sejak saat itu, UNAIDS mengambil alih semua rencana dan promosi Hari AIDS Sedunia. Barulah di tahun 1997, UNAIDS mulai membuat program kampanye jangka panjang HIV/AIDS, sehingga tidak hanya berfokus pada Hari AIDS Sedunia setiap tahunnya.

Tema Hari AIDS Sedunia 2018 adalah "Kenali Statusmu” (Know Your Status) yang bertujuan untuk mencapai dua hal berikut. Pertama, mendorong semua orang untuk mengetahui status infeksi HIV mereka melalui pemeriksaan di laboratorium klinik, sehingga dapat langsung mengakses layanan pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV. Kedua, mendesak pembuat kebijakan kesehatan untuk membentuk agenda “Sehat untuk Semua” (Health for All) terkait HIV, Tuberkulosis (TB), Hepatitis dan penyakit tidak menular lainnya, dikutip dari kompas.com.

Mengetahui bagaimana cara mengurangi risiko HIV/AIDS sangatlah penting, karena dengan menyadari lebih awal, risiko terjangkit HIV/AIDS dapat diminimalisir. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan, memahami cara penyebaran HIV yakni dengan menjauhi alkohol serta obat-obatan terlarang, berhubungan seks yang aman, tidak berbagi jarum atau alat suntik, menghindari kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh tertentu milik orang lain. Oleh sebab itu perhatikan gejala-gejalanya, dan lakukanlah pemeriksaan rutin.

Penyakit HIV/AIDS bukan sekadar deretan angka semata. Dengan menyadari ancaman dan semakin cepatnya penyebaran virus ini, sudah saatnya pemerintah dan masyarakat pedulian dan waspada. Ingat jauhi virusnya, bukan penderitanya! (omi/wil)



Kolom Komentar

Share this article