Event

Workshop Jurnalistik dari Hima Sasindo, Diurna

Suasana workshop jurnalistik Diurna

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Secara harafiah, kata Jurnalisti berasal dari kata “diurnal”. Yang dalam bahasa latin berarti “harian”. Hingga selanjutnya diadopsikan ke dalam bahasa Inggris menjadi “journal”. Dari kata ini, muncul kata “diurnalis” dan “jurnalis”.

Workshop Jurnalistik pertama yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia (Hima Sasindo) Unmulsukses digelarMinggu, (27/3) kemarin. Bertempat di Fakultas Ilmu Budaya, workshop hanya menyediakan kuota sebanyak 70 kursi. Menghadirkan pemateri yang ahli di bidang jurnalistik di antaranya Ibrahim (wartawan Kaltim Post), Hafiz Dzaki (layouter LPM Sketsa Unmul) dan Febryan Tri Saputra (pemimpin redaksi Diurna).

Materi pertama disampaikan oleh Ibrahim, ia memaparkan bagaimana kiat-kiat menjadi wartawan yang baik dan professional. Ibrahim juga membagi pengalaman dirinya selama dua tahun menjadi wartawan di surat kabar Kaltim Post.“Menjadi wartawan yang baik harus banyak-banyak belajar dan latihan untuk menghadapi masyarakat umum,” ungkapnya.

Dilanjutkan, materi kedua disampaikan oleh Hafiz Dzaki, yang saat ini menjabat sebagai layouter dan ilustrator di LPM SKETSA Unmul. Dzaki memberikan pembelajaran bagaimana cara melayout suatu hasil dari narasi seseorang wartawan yang kemudian ditataletakkan oleh seorang layouter atau peñata letak. Kemudian pemateri terakhir Diurna, Febryanmenyampaikan materi bagaimana cara kerja editor, suka dan dukanya ia bekerja sebagai editor di Kaltim Post.

Dengan membawa tema kejurnalistikan, Hima Sasindo berharap kepada seluruh mahasiswa FIB khususnya program studi Sastra Indonesia berani menulis dan terus menulis. Sebab menulis merupakan identitas sebagai manusia. (els/e2)



Kolom Komentar

Share this article