Event

Untuk Perairan Indonesia, Himasuperindo Gelar Mukernas

Pelantikan dan Sumpah Jabatan Badan Eksekutif Pusat (BEP) HIMASUPERINDO Periode 2018-2019. (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Ruang Serbaguna Rektorat lantai 4 pada Kamis (8/2) lalu tampak dipadati para tamu undangan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas). Saat itu digelar Pelantikan dan Sumpah Jabatan Badan Eksekutif Pusat (BEP) Himpunan Mahasiswa Sumber daya Perairan Indonesia (Himasuperindo) periode 2018-2019, dilanjutkan seminar nasional.

Acara yang diadakan oleh Himasuperindo ini digelar selama empat hari sejak Kamis (8/2) hingga hari ini, Minggu (11/2). Kegiatan ini juga merupakan bagian dari agenda penyambutan ulang tahun Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unmul.

Tahun ini, Unmul didaulat menjadi tuan rumah pada ajang Mukernas. Tak tanggung-tanggung, Mukernas dihadiri dua puluh delegasi dari tujuh universitas terkemuka di Indonesia. Antara lain Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Borneo Tarakan, dan Universitas Patimura.

Diikuti oleh peserta dari berbagai daerah, Mukernas juga disiasati untuk menjadi ajang mengenalkan budaya Kalimantan Timur (Kaltim). Salah satunya dengan memanjakan tamu undangan dengan penampilan tarian Jepen khas Kaltim. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa dan sambutan oleh Ketua Panitia Irene Gloria Hutapea dan Bobby Johanes Naibaho Ketua Himpunan Mahasiswa Sumber daya Perairan (Himasuper) FPIK. Diikuti oleh Rifqi Farhan Presiden terpilih Himasuperindo yang merupakan mahasiswa Unmul.

Ia berharap dengan adanya Mukernas ini ke depannya Himasuperindo tidak hanya sebatas merencanakan, namun bekerja keras untuk mewujudkannya. “Kita di sini berkumpul untuk sumber daya perairan. Untuk kita, dan yang terpenting untuk bangsa kita,” ujarnya.

Ketua Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan FPIK Muhammad Syahrir juga turut berikan sambutannya. “Belajar itu tidak hanya di dalam kelas saja, tetapi pengetahuan kita bisa peroleh dari semacam seminar. Banyak belajar dan mengingat, banyak juga yang akan dipahami,” pesannya.    

Tak ketinggalan, Iwan Suyatna Dekan FPIK turut berharap dengan adanya Mukernas kali ini dapat membawa keberuntungan.

“Saya harap dengan diadakannya Mukernas di Kaltim ini menjadi pintu masuk selanjutnya untuk bisa bekerja sama, melakukan kegiatan lainnya di Kaltim,” harapnya.

Iwan juga mengatakan bahwa Kaltim merupakan daerah Tropical Rainforest (hutan tropis lembab) dan menjadi Pola Ilmiah Pokok (PIP). FPIK menduduki peringkat ke dua atas pemanfaatan hutan tropis lembab setelah Fakultas Kehutanan (Fahutan) Unmul.

“Himasuperindo memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga ekosistem dan populasi ikan, karena masih banyak orang melakukan penangkapan dengan cara yang tidak ramah lingkungan,” ungkapnya.

Sambutan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni saat itu disampaikan oleh Aditya Irawan selaku perwakilan. Tak berlangsung lama, Encik Akhmad Syaifudin datang dan  memberikan sambutannya. Usai berikan sambutan, ia membuka secara resmi rangkaian acara Mukernas dan pelantikan BEP dengan pemukulan gong.

Setelah mengakhiri prosesi pelantikan, acara dilanjutkan dengan Seminar Nasional dengan mengangkat tema “Konservasi Pesut Mahakam dari Sudut Pandang Perikanan”. Dimulai pada pukul 13.00 Wita, agenda yang telah dipersiapkan sejak November 2017 lalu ini bertujuan untuk mengenalkan salah satu ciri khas Kaltim, yakni ikan pesut kepada peserta.

Terdapat tiga narasumber dalam seminar ini, yakni Iwan Suyatana, dengan keynote speaker oleh Syafei Sidik yang merupakan guru besar FPIK Unmul dan Danielle Kreb dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI).

Irene Gloria Hutapea mengatakan bahwa seminar kali ini dirancang berbeda dari seminar sebelumnya. “Yang menarik adalah biota pesut. Karena pesut itu satu-satunya kita yang punya, dan universitas lain belum tentu kenal dengan biota tersebut,” terangnya.

Sementara itu, salah satu peserta delegasi dari Universitas Gadjah Mada Aldi Alfariz Indrawan mengaku senang mengikuti seminar nasional ini. “Keren banget, karena saya baru mengerti ada orang asing seperti Danielle Kreb yang begitu mahir berbahasa Indonesia, tersanjung saja sama tema dan pembicaranya,” akunya. (bip/omi/ fir/adl)



Kolom Komentar

Share this article