Event

Unmul Menuju World Class University Lewat PPI Goes to Campus

Suasana acara PPI Dunia Goes To Campus bertempat di Gedung Hexagonal Fakultas Teknik Unmul. (Sumber foto: Faqihendry)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - “Dengan mengucap basmalah mari kita buka acara hari ini,” diiringi empat ketukan jari pada microphone, secara resmi acara PPI Dunia Goes to Campus resmi dibuka oleh Aditya Irawan, salah satu staf Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, mewakili Encik Ahmad Syaifudin yang tidak dapat hadir pada pembukaan acara tersebut.  

Sabtu pagi (16/12) Gedung Hexagonal Fakultas Teknik Unmul dipadati oleh mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan. Mereka telah siap mengikuti rangkaian acara PPI Goes to Campus yang diadakan oleh Buddy Program, di bawah naungan UPT Layanan Internasional.

“Ini kan workshop IELTS, saya ada kepikiran untuk ke luar negeri,” papar salah satu peserta, Kristi Damayanti yang berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 2014. Ia melanjutkan, “Saya berharap (dari acara ini) bisa dapat apa yang dibutuhkan, jadi apa yang saya targetkan itu kena.”  

PPI Goes to Campus dikemas dalam sebuah rangkaian Workshop International English Language Testing System (IELTS), simulasi tes IELTS, dan Seminar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia. Workshop PPI Goes to Campus menghadirkan tiga orang pemateri yaitu Steven Guntur, Koordinator PPI Dunia 2015-2016, Rahmah Rasyidah, Koordinator Aliansi Keputrian Timur Tengah dan Afrika, dan Intan Irani, Koordinator PPI Dunia 2016-2017.

Acara dimulai pukul 8.30 Wita, kemudian acara diambil alih oleh Steven Guntur sebagai pemateri simulasi IELTS. Sebelum masuk ke materi Steven mengajak para peserta untuk mencari partner untuk menanyakan apa yang ingin mereka lakukan di masa depan dalam Bahasa Inggris.

Steven mengungkapkan bahwa IELTS merupakan standar yang digunakan Universitas di luar negeri untuk menerima mahasiswa asing. Dalam penyampaiannya, Steven sesekali memberikan tips dan trik cara mudah melewati ujian berbasis Bahasa Inggris ini. Setelah menyampaikan materi IELTS, dibantu oleh para panitia, ia segera memulai simulasi IELTS yang berisi materi listening dan reading.

Dilanjutkan penyampaian Keorganisasian PPI Dunia oleh Intan Irani yang menceritakan pengalamannya selama berkuliah di Milan dan sekaligus menjadi koordinator PPI Dunia. Secara gamblang ia menyampaikan bahwa ada 54 PPI Negara yang ikut tergabung dalam keorganisasian tersebut. Dalam salah satu program kerjanya ia pernah sekali ingin menyelamatkan salah satu Sanggar Wayang Golek yang hampir punah keberadaannya. Para peserta sangat antusias untuk bertanya seputar PPI Dunia kepadanya.

Pada sesi terakhir, ketiga Keynote Speakers yaitu Steven Guntur, Rohmah Rasyidah dan Intan Irami berbagi pengalamannya ketika mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Tak jarang mereka mencurahkan isi hatinya kepada para peserta tentang perbedaan situasi yang membuat mereka harus berusaha dengan keras demi beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda dengan Indonesia. Tak lupa mereka memberikan tips untuk dapat lolos mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

 “Tujuan dari acara ini adalah kita mau buat suatu gerakan yang sesuai dengan visi Unmul itu sendiri yaitu menuju World Class University,” ungkap Revina Rosalina Sitorus, Koordinator Acara PPI Goes to Campus.

Selain untuk mengejar visi Unmul, Rosalina menjelaskan bahwa dengan diadakannya PPI Goes to Campus, ia mewakili Buddy Student, berharap mahasiwa Unmul tidak akan kalah saing dengan para tenaga kerja dari Negara ASEAN di tengah-tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sedang berlangsung sekarang ini.

“Mahasiswa banyak yang tidak percaya diri, minder karena bahasa Inggrisnya enggak punya skill dan softskill. Maka dari itu kami atas nama Buddy mencoba untuk membantu teman-teman di lingkungan Unmul,” ungkap Rosalina kepada Sketsa.

Intan Irina pun memberikan komentarnya terhadap acara ini, "Ini pertama kalinya PPI Dunia ke Kalimantan, ternyata mereka sangat antusias dan haus akan informasi terlebih lagi soal beasiswa dan cara-cara mendapatkannya. Dan jika mereka sering ikut seminar semacam ini, mereka akan lebih confident."

Di sisi lain Steven Guntur mengatakan acara ini terbilang sukses, "Mengingat waktu persiapan yang kurang dari sebulan dan jumlah panitia yang minim. Namun acara ini more than that we expect.” Senanda dengan Irina, menurutnya para peserta pun sangat antusias mengikuti acara ini. "Karena ini musim liburan namun bisa ratusan yang datang bahkan ada yang datang dari Palu, itu keren sih, mengharukan" ujarnya. (bip/rrd/fqh/els)



Kolom Komentar

Share this article