Mengakulturasi 6 Budaya Negara, MUISF Sesak Pengunjung
Berbeda dari sebelumnya, tahun ini MUISF menambah rangkaian acara yaitu Education & Scholarship Fair dan Food Exhibition. (Sumber foto: Ariani)

SKETSA – Bertempat di gedung Auditorium Unmul, Mulawarman University International Festival (MUISF) 2017 yang kembali diselenggarakan oleh UPT Layanan Internasional (LI) Universitas Mulawarman pada Senin (25/09) kemarin membawa warna dan sensasi baru. Ratusan pengunjung datang dan menyaksikan acara ini dengan antusias.
Menurut ketua panitia Reza Ismi Prayoga tahun ini MUISF menambah rangkaian acara yaitu Education & Scholarship Fair dan Food Exhibition. Berbeda dengan tahun lalu yang hanya menampilkan kebudayaan yang bersifat seni. MUISF tahun ini juga menjadi sebuah ajang perkenalan budaya Indonesia kepada mahasiswa asing yang ada, begitu pun sebaliknya.
"Jadi, tujuan MUISF ini memang sebagai akulturasi kebudayaan. Kita mengajak orang asing tersebut menampilkan kebudayaan mereka. Supaya kita juga tahu kebudayaan mereka pun beragam.” kata mahasiswa jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian 2014 itu.
Education & Scholarship Fair yang menjadi rangkaian awal acara ramai. Terbukti dari membludaknya peserta yang hadir. Mereka terlihat menyimak sosialisasi beasiswa dan informasi pendidikan dari beberapa lembaga dan universitas luar negeri. Sejumlah universitas itu yakni Victoria University, Monash University, University of New South Wales, Australian Awards Indonesia serta ELC Education.
Ajang sosialisasi beasiswa dan informasi pendidikan tersebut pun mematahkan anggapan bahwa kuliah di luar negeri adalah hal sulit. Ditambah sesi tanya jawab dan diskusi yang menjadi tempat para pengunjung khususnya mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri untuk berkonsultasi hingga tips-tips cara meraih beasiswa juga tak luput disampaikan.
MUISF belum berakhir karena masih ada festival budaya dan food exhibition. Peserta festival budaya yang ditampilkan berasal dari seni lokal maupun luar. Penampilan pertama yaitu menyanyikan bersama lagu Heart of Borneo dari 6 negara yaitu Sudan, Suriah, Australia, Thailand, Malaysia, Jerman dan Indonesia.
Kemudian, dilanjutkan oleh seni lokal antara lain, tari Topeng dan tari Kencak yang dibawakan oleh mahasiswa Internasional (buddy student), tari Enggang dan Marawis oleh SMAN 10 Samarinda, dilanjutkan oleh siswa-siswi SMP N 10 yang menampilkan tari Perang dan tari Dayak. Lalu penampilan musikalisasi puisi berjudul Isyarat Bulan yang ditampilkan dari SMAN 2 Samarinda. Salah satu UKM juga turut terlibat yaitu pencak silat dari Tapak Suci.
Penampilan seni dari beberapa negara juga tak kalah menarik untuk disaksikan. Ada lagu berjudul Nur Syahbana yang dinyanyikan oleh perwakilan dari Malaysia. Lalu, dari Thailand menampilkan Nasyid.
Sambil menyelam minum air, begitu hal yang kiranya pas untuk para pengunjung MUISF 2017 kemarin. Sambil menyaksikan penampilan, pengunjung bisa mencoba berbagai makanan khas Indonesia dan luar negeri di stand Food Exhibition. Makanan yang disajikan pun beragam. Mulai nasi lemak asal Malaysia dan Shaya yaitu sate khas Sudan. Kemudian ada jajanan cenil dan ketan dari Indonesia. Stand ini menyajikan makanan gratis, sehingga para pengunjung senang dan tidak malu-malu untuk mencoba makanan yang disediakan.
Kendati demikian, berbeda dengan tahun lalu yang mana MUISF berhasil mengundang 10 negara, tahun ini MUISF hanya mengundang 6 negara. Meski begitu, Reza berharap acara ini menjadi agenda rutin tahunan dan setiap tahun bisa mengundang lebih banyak negara lagi.
“Mudahan acara ini bisa menjadi annual atau agenda rutin tiap tahun. Jadi akan ada acara ke-4, 5, dan seterusnya. Dan semoga kami bisa mengundang lebih banyak negara agar lebih meriah lagi. Serta untuk teman-teman, kita ini bukan hanya bhinneka tungga ika, melainkan sudah keberagaman internasional. Marilah kita mengenal kebudayaan satu sama lainnya. Sehingga kita bisa mengenal karakter mereka juga dan meminimalisir adanya misskomunikasi," tutupnya.
Meski menurun dari segi kuantitas negara, acara yang berlangsung dari pagi hingga sore itu terpantau tetap meriah. Berbagai pengunjung memanfaatkan Stamp Card yang bisa ditukar oleh salah satu makanan dan merchandise. Para undangan dari beberapa negara juga menyebutkan ini acara yang baik.
“It’s cool and good event. Because we have performance together," ucap salah satu undangan yang bernama Mubarak Adam Zakaria asal Sudan yang menjadi dharmasiswa di jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Unmul.
Berikutnya ada Nur Fasira mahasiswi asal Thailand yang sedang menempuh jurusan Bahasa Inggris di IAIN Samarinda yang tak mau ketinggalan menyampaikan kesannya untuk MUISF.
"Senang sekali. Kita kan dari berbagai negara, maka dari itu jadi tau budaya-budaya baru dan kita banyak dapat teman serta pengalaman baru," ungkapnya.
Mahasiswi Unmul pun ikut angkat bicara soal MUISF. “Saya pengin ke sini karena ada tulisan internasionalnya itu. Jadi, saya penasaran. Kita juga bisa tahu berbagai info pendidikan apalagi untuk kuliah di luar negeri dan budaya-budaya dari berbagai negara. Harapannya kalau acara seperti ini bisa diacarakan di tempat yang lebih besar lagi," tutur Niyati Nur mahasiswi FEB. (arr/aml/bip)