Event

Memahami Jurnalisme Data dan Proses Pengolahan Infografis

PJTLN Hari ke2

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Fauzan

SKETSA – “Jurnalisme data adalah proses penggunaan data untuk menyampaikan berita atau menggali berita dan hal itu adalah pakem jurnalisme.” Inilah definisi jurnalisme data yang disampaikan oleh salah satu pemateri dalam PJTLN Teknokra, Saburai 2021 di hari kedua pelaksanaannya.

Sabtu (23/10) ini, kegiatan diisi dengan berbagai pelatihan terkait jurnalisme data untuk menyokong kemampuan peserta. Adapun pemateri kali ini adalah Executive Director Indonesian Data Journalism Network (IDJN), Wan Ulfa Nur Zuhra. Didampingi Sandra Puspita selaku moderator, kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.35 WIB tersebut dibanjiri antusiasme dari para peserta yang mewakili masing-masing LPM se-Indonesia.

Wan Ulfa mendeskripsikan tiga rangkaian dalam jurnalisme data. Pertama adalah proses mencari data. Menurutnya, banyak hal yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan data. Di antaranya dengan menggunakan fasilitas yang tersedia di internet atau menggunakan hasil riset lembaga lain.

Selanjutnya ialah memahami data. Dirinya mengatakan, wartawan harus lihai dalam mengklasifikasi dan tahu kegunaan dari data yang ditemukan. Pasalnya, banyak sekali hal-hal yang dapat mendukung jurnalisme data. Maka, ada baiknya untuk memilah serta melakukan verifikasi terlebih dahulu.

Aturan yang terakhir berkaitan dengan publikasi. Wan Ulfa menjelaskan bahwa proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan tulisan, visualisasi melalui grafis bahkan game untuk memberitakan informasi berdasarkan data yang faktual dan terpercaya.

Ia turut menerangkan, banyak sekali jenis-jenis data yang dapat mendukung liputan para jurnalis. Tak hanya itu, beberapa kesulitan juga terdapat dalam setiap prosesnya. Tentu saja tergantung pada isu yang diangkat.

Baginya, jurnalis harus bisa bekerja dengan baik dalam pengolahan data. Lantaran di masa kini, setiap informasi yang muncul turut diikuti dengan berbagai macam data.

“Sekarang data ada di mana-mana. Maka, peran jurnalis penting untuk membuktikan data itu,” tegasnya.

Di tengah-tengah penyampaian materinya, Wan Ulfa memberi kesempatan kepada para peserta untuk berdiskusi secara berkelompok. Masing-masing kelompok harus mengumpulkan informasi menggunakan rangkaian cara yang sebelumnya telah dijelaskan.

Beralih dari jurnalisme data, pelatihan infografis kemudian dipaparkan oleh desainer grafis Tirto.id, Louis Lugas. Ia mengatakan, profesi jurnalis seharusnya dapat menciptakan visualisasi dari sebuah tulisan. “Kita harus bisa menerjemahkan teks ke visual dengan menganalogikannya,” ucap Louis.

Dirinya menekankan, dalam proses pembuatan infografis para jurnalis atau desainer dilarang keras menggunakan gambar orang lain. Sebab hal tersebut merupakan tindakan pencurian. Selanjutnya, ia juga berbagi tentang teknis-teknis pembuatan infografis. Dimulai dari prinsip dasar layout, hingga membangun analogi visual. Memasuki akhir dari agenda, Louis menugaskan peserta untuk membuat infografis. Hasilnya akan dipresentasikan dan dinilai esok hari. Foto bersama pun menutup kegiatan hari ini.

Ditulis oleh Muhammad Razil Fauzan, delegasi LPM Sketsa Unmul.



Kolom Komentar

Share this article