Event

Forkom FKIP se-Indonesia, Bahas Berbagai Isu Pendidikan

Melahirkan pendidik sebagai pendukung pembangunan negara menjadi tuntutan yang dipangku Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) lewat Pertemuan Sela Forum Komuniksi (Forkom) FKIP Negeri se-Indonesia. (Sumber foto: Dok. Panitia)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Melahirkan pendidik sebagai pendukung pembangunan negara menjadi tuntutan yang dipangku Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Melansir di kaltimprov.go.id, Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak dalam pembukaan Pertemuan Sela Forum Komuniksi (Forkom) FKIP Negeri se-Indonesia mengatakan lulusan FKIP yang telah mampu, siap terjun di pasar kerja. "Karena itu, lulusan tersebut harus bisa diterima di dunia pendidikan," lanjutnya.

Dalam, agenda tersebut Awang mengharap FKIP dapat menjadi motor penggerak peningkatan kualitas SDM di daerah. Sebabnya, FKIP mesti meningkatkan kualitas tenaga dosen dan sarana prasarana di lingkungan fakultas tersebut.

"Karena di Kaltim saat ini masih menggantungkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sumber daya alam (SDA), misalnya minyak bumi dan gas serta batu bara. Ke depan ketergantungan tersebut tidak bisa diandalkan terus menerus. Karena itu, yang menjadi andalan kita adalah bagaimana menyiapkan SDM berkualitas. Sehingga bersaing dengan bangsa lain. Melalui FKIP diharapkan SDM berkualitas dapat tumbuh," jelasnya.

Ditemui awak Sketsa, (11/9) Dekan FKIP Unmul Muhammad Amir Masruhim mengatakan dalam pertemuan itu membahas berbagai isu pendidikan. 

"Di antaranya, mengenai keseragaman pengelolaan pendidikan dan keguruan di Indonesia seperti kurikulum, strategi pembelajaran, pertukaran antar dosen yang harapannya wawasan dosen dan mahasiswa menjadi luas, juga direncanakan melakukan Riset bersama serta korporasi program dengan universitas luar," terangnya.

Selain itu, banyak hal yang bisa dibagikan antar universitas yang jadi pembelajaran bersama. Sebagai lanjutan setelah S1 FKIP, Pendidikan Profesi Guru (PPG) juga tak luput dari pembahasan Forkom ini.

"Akan dikelola mandiri, karena selama ini dilakukan oleh pusat. Ke depan kalau pusat tidak bisa, pemerintah daerah sudah bisa menangani hal ini,” tuturnya.

Tak hanya itu mata kuliah PPL bagi mahasiswa tingkat akhir FKIP yang biasanya, hanya seputaran wilayah Samarinda, namun PPL akan dilakukan di luar Kalimantan.

“Akan ada PPL antar FKIP se-Indonesia," ujar Prof Amir.

Kegiatan Forkom ini rupanya rutin dilakukan beberapa kali sejak didirikan 15 tahun lalu, puncak pertemuan saat para dekan dibawa menyusuri Sungai Mahakam dengan kapal wisata di hari kedua pertemuan. Rangkaian Forkom berakhir saat penutupan di Rumah Jabatan Rektor Unmul.

Dihadiri Ketua Forkom Pimpinan FKIP se-Indonesia yakni Prof Sofendi, Dekan FKIP dan guru besar Universitas Sriwijaya. Universitas yang turut hadir Universitas Khairun Ternate, Universitas Jember, Universitas Lampung, serta dari kota tetangga Universitas Lambung Mangkurat. (gie/jdj)



Kolom Komentar

Share this article