Branding

Toleransi di Ambon, Makna Nyata Pancasila

Suasana perayaan acara yang bertajuk “Cerita Orang Muda dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika” oleh Interfaith Youth Camp Ambon 2018. (Sumber: Shafira Panduwinata)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Meski tengah menjalankan ibadah puasa, tak menyurutkan niat belajar dan berdiskusi kawula muda Samarinda. Jumat (1/6) pagi, mereka nampak berkumpul untuk mengikuti kegiatan dalam rangka memperingati hari lahirnya dasar negara Indonesia, Pancasila. Hal ini sebagai pengingat bahwa keberadaan Pancasila tak lepas dari peran rakyatnya.

Dimulai pada pukul 09.30 WITA, agenda yang bertempat di YouSpace ini berlangsung lancar. Para peserta berasal dari berbagai lembaga dan unit kegiatan kampus, seperti Gamadiksi Unmul (Keluarga Mahasiswa Bidikmisi Unmul) hingga KMKI (Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia). Kegiatan bertajuk “Cerita Orang Muda dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika” ini pertama kalinya dilaksanakan. Digagas oleh perwakilan Interfaith Youth Camp Ambon 2018, yang merupakan kegiatan perkemahan pemuda lintas agama se-Indonesia sebagai rangkaian tindak lanjut membawa toleransi dan perubahan di masyarakat.

Rangkaian acara dibuka dengan pemutaran film dokumenter “Provokator Perdamaian Ambon”. Sebuah film yang menceritakan hubungan silaturrahmi antar umat beragama di Ambon. Untuk diketahui, beberapa waktu lalu Ambon sempat disematkan julukan “Kota Mati”, akibat adanya pergerakkan provokator yang tidak ingin antar umat beragama saling berdamai.

Dilanjutkan dengan sesi sharing dengan narasumber Mita Sari, mahasiswi Fakultas Pertanian dan Febrianus Felis, mahasiswa Fakultas Hukum Unmul sebagai perwakilan Kaltim dalam Interfaith Youth Camp Ambon 2018. Hadir pula Haris Retno Susmiyati selaku dosen Fakultas Hukum Unmul. Dalam sesi ini, dibahas soal isu-isu perdamaian serta peran pemuda dalam revitalisasi nilai pancasila.

Peserta juga turut menyampaikan suaranya dalam dalam sesi selanjutnya, forum group discussion. Sebelum akhirnya acara ditutup dengan sesi foto bersama.

Febrianus Felis selaku ketua panitia berharap agenda ini menjadi wadah fasilitasi generasi muda untuk menyampaikan aspirasinya terhadap Pancasila.

“Tujuan dari diskusi ini di hari Pancasila, nilai-nilai pancasila bisa dipahami secara utuh oleh generasi muda karena hari ini kita dihadapkan nilai-nilai baru, nilai-nilai asing” paparnya.

Selain itu, Yulianti yang merupakan salah satu peserta mengaku mendapatkan perspektif baru tentang toleransi, "Dengan adanya kegiatan ini, kita jadi lebih tahu makna toleransi itu seperti apa. Dari yang tidak tahu mengenai politik Pancasila, sekarang jadi paham apa itu makna Pancasila," tutur mahasiswi program studi Hubungan Internasional angkatan 2017 ini. (bip/fir/syl/adl)



Kolom Komentar

Share this article