Berita Kampus

Usai Didemo, Kebijakan Rektor Soal UKT Tidak Berubah

BEM KM Unmul bersama Timsus UKT 2013, kembali memperjuangkan tuntutannya dalam aksi pada Selasa (25/7) pagi tadi. (Sumber foto: Dok. Timsus UKT 2013)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - BEM KM Unmul bersama Timsus UKT 2013, kembali memperjuangkan tuntutannya dalam aksi pada Selasa (25/07) pagi tadi. Aksi digelar di halaman Rektorat Unmul tersebut, dimulai sejak pukul 08.30 dengan membawa lebih kurang 100 massa. Orasi pertama, disampaikan Ketua BEM FEB, Aditya Ferry Noor.

Tak lama setelah itu, rektor bersama jajaran dekan turun menemui mahasiswa. Di depan massa aksi rektor menyampaikan kebijakannya terkait tuntutan mahasiswa. Tak berubah, kebijakan rektor masih sama dengan audiensi sebelumnya (18/7). Pengajuan keringanan sesuai kondisi ekonomi mahasiswa.

"Tuntutan adik-adik tidak seberapa, kebijakan kami lebih luas untuk memberikan keringanan kepada seluruh mahasiswa," ucap Rektor Masjaya.

Masjaya juga menegaskan, bagi mahasiswa pendadaran sampai tanggal 31 Juli tidak dibebani pembayaran UKT. Jika sudah ada yang melakukan pembayaran, rektor berjanji akan ada pengembalian.

Rektor kemudian mengajak 20 perwakilan mahasiswa menggelar audiensi, guna membicarakan masalah UKT dengan suasana yang lebih baik.

Ditemui pasca audiensi, Wakil Rektor Bidang Umum, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia, Abdunnur menjelaskan, dalam audiensi tersebut pihaknya memberikan pemahaman secara komperehensif tentang kondisi penganggaran dan pembiayaan Unmul. Termasuk di dalamnya perhitungan BKT-UKT yang dipermasalahkan mahasiswa.

Ia menerangkan, Unmul menggunakan perhitungan BKT-UKT dengan pembagi 10 semester berdasarkan rata-rata lama studi mahasiswa. Alasannya, agar tidak merugikan mahasiswa. 

"Mahasiswa kita rata-rata lulus 4 tahun 10 bulan. Bahkan ada yang 5 sampai 6 tahun. Kami tidak ingin merugikan mahasiswa. Kalau kami bagi 8, maka (UKT) akan besar kan," terangnya.

Sementara, untuk mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dan program kerjasama pemerintah, akan diadakan validasi ulang sesuai kondisi ekonomi mahasiswa.

Abdunnur juga menyebut, pihaknya terbuka untuk menerima aspirasi dari mahasiswa. Termasuk dalam bentuk aksi seperti hari ini.

"Kita tidak apriori. Yang penting tetap bermartabat dan beretika," tutupnya. (krv/jdj)



Kolom Komentar

Share this article