Berita Kampus

Technopreneur Mentality: Merespons Keterbatasan Lapangan Kerja

Seminar terkait keterbatan lapangan pekerjaan

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Restu

SKETSA — Dunia telah dihadapkan pada era yang menuntut kemajuan berpikir dan etos kerja yang baik. Era yang dipadati dengan kreasi juga inovasi ini membuat anak muda secara khusus dituntut merespons tantangan yang akan datang, terlebih pada pemanfaatan teknologi.

Rabu (12/2) lalu, seminar Technopreneur Mentality to Communication Science diadakan di Dinas Perindustrian. Kezia Arum Sary selaku dosen dan fasilitator acara ini mengungkap bahwa ide ini muncul karena urgensi dalam menilik beberapa hal. Terkhusus untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam menguasai praktik maupun teori.

"Skill-skill seperti public speaking, jurnalis, desain grafis, yang kemudian bisa dikembangkan dalam industri kreatif," paparnya.

Acara ini dibuka dengan sambutan pihak-pihak terkait, yang diisi oleh pemateri yang kompeten di bidangnya. Seperti pada materi pertama oleh Muhammad Faisal selaku Kepala Dinas Perindustrian Samarinda, dilanjutkan dengan Syarif Hidayat, CEO dari Mobilmantan dan materi terakhir diisi oleh Charles Raymond, CEO dan CO-Founder dari Karja.id.

Pemilihan pemateri di seminar ini bukan tanpa alasan. Dijelaskan, bahwasannya pemateri kali ini merupakan orang yang mengerti secara teori terlebih praktiknya. Dua pemateri juga merupakan anak muda, yang harapannya dapat menginspirasi dan jadi contoh konkret peserta seminar.

Setelah seminar ini, Kezia berharap akan timbulnya kesadaran mahasiswa untuk berkontribusi di lingkup masyarakat. Juga bagaimana memberdayakan sumber daya di sekitarnya.

"Kita sebagai manusia dapat menggali potensi yang ada, semisal ibu-ibu rumah tangga di sekitarnya tidak bekerja. Harapannya timbul kesadaran untuk memikirkan apa yang akan dibuat, problem solving," jelasnya.

Pada kesempatan lain, Muhammad Fiqri yang merupakan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi menuturkan bahwa seminar ini banyak menambah pengetahuannya, termasuk bidang industri.

"Jadi lebih tahu ke mana arahnya kalau mau buka usaha, industri-industri kreatif lainnya. Jadi lebih percaya diri dengan yang kita punya," tutupnya. (rst/len)



Kolom Komentar

Share this article