Berita Kampus

Tameng-Tameng Antisipasi Kacau SBMPTN

Tahun ini, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) digelar dalam dua jenis, yakni Computer Based Test (CBT) dan Paper Based Test (PBT). (Foto: Dok. Sketsa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Tahun ini, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) digelar dalam dua jenis, yakni Computer Based Test (CBT) dan Paper Based Test (PBT). Menghadapi itu, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Unmul Muhammad Ihwan sudah menyiapkan tameng demi lancarnya seleksi sekaligus menerapkan hasil evaluasi pelaksanaan SBMPTN tahun sebelumnya.

Untuk CBT, kata Ihwan, Unmul menyiapkan sedikitnya 260 komputer untuk digunakan camaba menjawab soal. Adapun pelaksanaannya belum menyentuh semua fakultas. Hanya FEB, FH, FKTI, dan FMIPA yang menerapkan sistem tersebut ditambah ruang Vicom yang bertempat di gedung Rekorat lantai empat.

"Panitia sudah stand by genset, jika tidak ada, pakai Uninterruptible Power Supply --alat back up listrik ketika PC atau kehilangan energi dari sumber utamanya-- (UPS). Sedangkan untuk PBT dilaksanakan seperti biasa di fakultas dan beberapa SMA yang telah menjalin kerja sama dengan Unmul," terang Ihwan.

Pihak Humas bahkan telah menyosialisasikan dua jenis tes ini jauh-jauh hari. Hal itu dilakukan untuk mewaspadai adanya keterlibatan joki ujian. Tak cukup itu, pengalaman tahun lalu di mana kursi cenderung tak ditata rapi, tahun ini diatur jaraknya dan dibatasi maksimal 20 dalam satu ruangan.

Beberapa hari jelang SBMPTN, beredar kabar soal virus wannacry ransomware. Virus itu menyerang dan membahayakan komputer yang terkoneksi internet. Menanggapi ini, Ihwan nyatanya tak khawatir.

"Tidak ada masalah, di setiap ruang itu kita siapkan dua teknisi, dua pengawas ruangan dan satu penanggungg jawab ruangan. Untuk virus yang ramai dibahas itu, tidak menyerang ke server SBMPTN. Memang ada beberapa yang me-whattsapp ke saya, khawatir. Tapi saya pastikan itu tidak terjadi. Untuk servernya, diurus oleh orang UI, ITB, dan ITS," imbuhnya.

Dalam pelaksanaannya, terdapat 10.158 camaba yang terdaftar. Jatah yang dipasang untuk menjaring mahasiswa baru dari jalur ini adalah 30% dari total seluruh maba yang berjumlah 5311. Maka, hanya sebanyak 1827 yang dinyatakan lolos jalur SBMPTN. Kuota mahasiswa Bidikmisi hanya 960 itupun dari semua jalur.

Perihal besaran kuota, ditentukan atas usulan program studi ke fakultas. Baru kemudian diteruskan ke rektorat. Menurut Ihwan, dari tahun ke tahun Unmul terus berupaya menekan angka penerimaan maba disebabkan rasio dosen dengan mahasiswa yang tak seimbang. Diikuti kapasitas kelas yang kian renta dan tak sanggup menampung mahasiwa.

"Dulu tiga atau empat tahun lalu kita terima hampir 9000 maba. Sekarang tinggal 5000-an saja," ucapnya.

Terpisah, Wahyu Adisaputra, peserta yang menjalani tes jenis CBT mengungkapkan rasa puasnya usai tes jenis baru ini. "Pelaksanaanya sudah lumayan bagus. Semoga tahun depan bisa diadakan lagi," kata Wahyu.

Lain cerita yang dialami oleh Khairunnisa, peserta yang berasal dari SMK Farmasi Samarinda itu merasa soal di hadapannya lumayan sulit dan kurangnya waktu dalam mengerjakan.

Seperti diketahui, SBMPTN merupakan salah satu jalur yang bisa ditempuh calon mahasiswa baru untuk memasuki jenjang perkuliahan. SBMPTN digelar serempak seluruh Indonesia yakni 16 Mei 2017 kemarin.

Calon maba diminta mendaftarkan diri melalui borang online serta membayar Rp200 ribu sebelum melaksanakan ujian. Sebelumnya, penutupan pendaftaran ditetapkan 5 Mei pukul 23.00 Wita, namun berdasarkan rilis yang diterbitkan akun media sosial Unmul, didapatkan informasi bahwa pendaftaran diperpanjang hingga 9 Mei.

Selanjutnya pada 13 Juni hingga 5 Juli merupakan masa pendaftaran jalur Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN). Dan, ujian tulis serta keterampilan akan dilakukan pada 18 hingga 20 Juli mendatang. (mpr/dor/pil/aml)



Kolom Komentar

Share this article