Berita Kampus

Survei Pemilih Pemula dan Muda: Dapatkah Pemerintah Berkomitmen Penuh Atas Perubahan Iklim?

Survei pemuda terhadap perubahan iklim.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Restu

SKETSA - Indonesia Cerah dan Indikator Politik Indonesia mengadakan peluncuran hasil survei nasional “Persepsi Pemilih Pemula dan Muda (Gen Z dan Milenial) Atas Permasalahan Iklim di Indonesia” pada Rabu (27/10) melalui Zoom dan kanal Youtube. Survei tersebut diisi sebanyak 4020 responden. Dengan 3216 responden berusia 17-26 tahun dan 804 responden berusia 27-35 tahun, semuanya terbagi di seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Survei ini bertujuan agar terwujudnya keselarasan antara komitmen lingkungan dan kebijakan pemerintah, salah satunya menyoroti partai politik (parpol) di Indonesia. Karena selama ini, parpol dengan janji politik dinilai hanya menempatkan isu lingkungan sebagai sesuatu yang sifatnya dekoratif, bukan main issues.

Dari hasil survei ini pula, diharapkan parpol dapat menyusun arah tujuan yang jelas. Utamanya komitmen mengentaskan krisis iklim. Di pemilihan umum 2024 nantinya, pemilih Gen Z ataupun Milenial dapat lebih terdorong mencari dan mendesak calon pemimpin Indonesia untuk menjadikan isu lingkungan sebagai prioritas. Ini karena lingkungan adalah pembahasan yang multidimensional.

Lantas apa hasil dari survei nasional ini?

Stigma soal anak muda yang apatis, bak disanggah dalam hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia Cerah dan Indikator Politik Indonesia ini. 93 tahun berlalu, sejak pemuda bersatu membawa semangat Indonesia melalui sumpah pemuda. Ternyata, semangat itu masih bisa dirasakan hingga saat ini.

Hasil survei menunjukkan bahwa 82% dari mereka tahu dan pernah mendengar perubahan iklim. Bahkan, Generasi Z memiliki pemahaman yang lebih dibandingkan dengan Generasi Milenial. Selain pada isu perubahan iklim, anak muda ternyata peduli dengan berbagai permasalahan lainnya yang terjadi di Indonesia.

Tergambar dari hasil survei, bahwa korupsi menduduki persentase tertinggi sebagai isu yang paling dikhawatirkan anak muda. Disusul kerusakan lingkungan (eco-anxiety), polusi, kesehatan, perubahan iklim, lunturnya nilai dan budaya tradisional serta permasalahan pekerjaan.

Hasil lainnya juga menunjukkan bagaimana persepsi anak muda terhadap perubahan iklim. Mereka cenderung setuju, bahwa perubahan iklim menyebabkan kerugian yang besar terhadap sejumlah tatanan sosial dan perubahan iklim terjadi diakibatkan oleh ulah manusia.

Dituntut memiliki pandangan jauh ke depan, 53% anak muda merasa bahwa perubahan iklim sudah banyak terjadi dan telah merugikan masyarakat Indonesia saat ini. Sementara, sebagian lainnya merasa bahwa perubahan iklim merugikan masyarakat Indonesia 10 hingga 50 tahun mendatang.

Di sisi lain, sangat disayangkan bahwa dalam survei ini masih memiliki beberapa pertanyaan penting yang belum disematkan. Survei menunjukkan seberapa sadar anak muda terhadap perubahan iklim, tanpa mempertanyakan aksi yang konsisten mereka lakukan saat ini terhadap lingkungan. Meski begitu, survei menunjukkan komitmen lain yang dilakukan anak muda, seperti kemauan mereka untuk menyumbangkan donasi pada rentang Rp30 ribu hingga Rp150 ribu.

Sementara pada kesimpulan yang disampaikan Burhanuddin Muhtadi, belum ada hasil yang menunjukkan hadirnya parpol yang mencerminkan komitmen tinggi pada isu lingkungan. Ini menjadi tanda tanya besar untuk pemilih 2024 mendatang. Sebab, calon pemimpin daerah dengan janji politiknya dinilai sudah tak relevan menjawab kebutuhan anak muda. Survei ini dapat menjadi landasan parpol dalam membagikan janji-janji politiknya.

Putra Nababan turut menyampaikan pernyataan, bahwa beberapa parpol sebenarnya telah memiliki program kerja terkait lingkungan.

"Ada platform yang namanya gerakan politik hijau. Salah satu gerakan yang kami lakukan waktu itu adalah Gerakan Cinta Ciliwung Bersih. Di Bali, kita juga sudah menolkan plastik. Kami tidak menggunakan plastik lagi, botol minumnya dan lain sebagainya itu selama kongres," papar politikus ini.

Namun, seperti apa implementasinya? Apakah dampaknya masif dirasakan? Hal inilah yang perlu didesak. Agar parpol sebagai sarana politik praktis dapat menghadirkan pilihan untuk pemilih pemula dan mudanya. Melalui hasil survei ini, apakah kamu siap memilih dan jadi pemilih cerdas 2024 nantinya? (rst/khn/len)



Kolom Komentar

Share this article