Berita Kampus

Sadar Persaingan MEA, FEB Buka Kelas Bahasa Inggris

Mahasiswa kelas bahasa Inggris di FEB Unmul. (Sumber: Ayu Indar)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA  Ancang-ancang persaingan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kian terasa. Mau tidak mau, semua mesti siap. Salah satu yang menjadi urgensi tentu saja kemampuan berbahasa. Khususnya, bahasa Inggris sebagai bahasa universal dan kunci berkomunikasi.

Dibukanya lapangan pekerjaan antar negara Asia Tenggara dalam MEA menambah tantangan bagi para pencari kerja Indonesia, sebagian besar ialah mahasiswa fresh graduate. Mereka harus siap untuk bersaing dengan negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura dan Malaysia yang notabene menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. 

Realita ini kemudian merangsang Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Untuk membuka sebuah kelas baru khusus berbahasa Inggris bernama Kelas Bahasa Inggris (KBI).

“KBI itu kami buat sebagai konsekuensi tuntutan zaman,” ucap Felisitas Defung Wakil Dekan I FEB Unmul.

Kelas ini diisi oleh  enam belas mahasiswa. Bertempat di gedung ITC lantai tiga, dengan fasilitas AC dan Wi-Fi. Semua mahasiswa yang mengikuti kelas ini memiliki syarat wajib untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp3 juta. 

Kepada Sketsa, Defung menjelaskan bahwa KBI dibuka melihat tuntutan salah satu barometer kualitas lulusan perguruan tinggi adalah bahasa Inggris, sekarang mahasiswa Unmul harus melewati English Proficiency Test (EPT) sebagai salah satu syarat kelulusan. Alasan kedua, ia melihat potensi persaingan global antara mahasiswa lulusan Unmul dengan orang-orang dari luar negeri.

“Jangan sampai kita hanya jadi penonton di rumah kita,” ujarnya.

Dibuka pada 2017 lalu, kelas ini membutuhkan waktu persiapan setahun sebelum penerimaan mahasiswa baru. Namun, tidak sembarang mahasiswa dapat menikmati kelas khusus ini. Program Studi Manajemen menjadi yang pertama berkesempatan menikmati KBI. 

Para calon mahasiswa KBI harus melewati tahap seleksi terlebih dahulu. Proses seleksi dilakukan dengan melihat kemampuan berbahasa Inggris mereka melalui TOEFL.

Herning selaku Penanggung Jawab KBI menjelaskan, mereka telah bekerja sama dengan beberapa fakultas, salah satunya FMIPA. Lebih lanjut ia mengungkapkan, akan segera melakukan kerja sama dengan pihak luar Unmul.

"Pasti harapannya berkelanjutan, bukan hanya setahun. Kalau bisa long lasting," paparnya.

Sementara itu, adanya kelas ini disambut antusias oleh mahasiswa.

“Saya pribadi merasa bangga sekaligus beruntung bisa lolos masuk ke kelas berbahasa Inggris. Tidak semua orang mau keluar dari zona nyaman dan mendapat keberuntungan seperti saya,” ucap Reny salah satu mahasiswa KBI.

Sebagai wadah, kendala tak lepas dari upaya akan selalu menyertai mereka yang belajar. 

"Saya pribadi kemampuan bahasa Inggrisnya masih dasar. Jadi mau tidak mau, mengerti maupun tidak tetap harus mengerti. Harapannya juga ini berkelanjutan, bukan hanya setahun," tuturnya. (rrd/dor/mer/adl)



Kolom Komentar

Share this article