Berita Kampus

Protes Mahasiswa Teknik Kebijakan Off D3 Teknik Pertambangan

Suasana aksi mahasiswa Fakultas Teknik menuntut kebijakan untuk D3 Teknik Pertambangan. (Sumber foto: istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Suasana Rabu (6/9) pagi kemarin disambut puluhan mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dengan kompak kenakan almamater kuning. Berkumpul di belakang dekanat, mahasiswa Teknik menggelar aksi solidaritas antar lembaga FT.

Permasalahan utama yang diangkat dalam aksi ini berkaitan dengan salah satu program studi di FT. Dua tahun belakangan, diketahui jurusan Teknik Pertambangan jenjang D3 tidak mendapatkan mahasiswa baru. Menangkap hal tersebut, pihak fakultas mengambil keputusan untuk menonaktifkan program studi ini. Sesuai peraturan Kemeristekdikti, jika tidak ada mahasiwa maka sistem yang digunakan ialah sistem on off. Dan saat ini, D3 Teknik Pertambangan memilih off sementara karena tidak adanya mahasiswa baru.

Sebagai bagian dari Fakultas Teknik, keresahan ini turut mendorong mahasiswa lain untuk ikut menyuarakan. Dzainal, selaku Ketua BEM Fakultas Teknik bersama 14 lembaga internal Teknik ikut turut andil dalam aksi solidaritas.

“Kami membuat gerakan untuk menuntut tanggungjawab Fakultas Teknik agar ada penerimaan lagi dan bantuan khusus yang diberikan Fakultas Teknik, terutama dalam hal publikasi,”ujarnya.

Ada 3 tuntutan yang diajukan dalam aksi tersebut. Di antaranya ialah mempertahankan prodi D3 Teknik Pertambangan, prodi D3 Teknik Pertambangan dibuka untuk jalur SNMPTN, SBMPTN dan SMMPTN, serta normalisasi UKT prodi D3 Teknik Pertambangan.

Untuk tahun ini, prodi D3 Teknik Pertambangan hanya dibuka melalui jalur mandiri. Sementara untuk jenjang S1 dibuka untuk seluruh jalur, termasuk untuk S1 prodi Teknik Pertambangan. Sebelumnya, untuk penerimaan maba jenjang S1 semua prodi hanya melalui SNMPTN dan SBMPTN. Sedangkan jenjang D3 untuk jalur SMMPTN. Namun tidak untuk tahun ini, SMMPTN dibuka tidak hanya untuk D3 tetapi juga S1. Selain itu, UKT yang dikenakan kepada prodi D3 Teknik Pertambangan setara dengan jenjang S1-nya.

Selang satu jam lebih lakukan aksi, pihak fakultas mengajak mahasiswa untuk lakukan audiensi bersama pihak birokrat FT. Para massa akhirnya berkumpul dengan perwakilan 30 orang untuk bertemu jajaran dekanat FT, termasuk seluruh kepala program studi.

Dalam audiensi, pihak birokrat FT menyatakan sikap atas tuntutan tersebut untuk diusahakan agar terpenuhi. Dengan catatan melakukan diskusi terlebih dahulu dengan pihak rektorat, selaku pemegang kebijakan tertinggi. Tak menutup kemungkinan, jika hal ini bisa direalisasikan maka tahun depan akan ada penerimaan mahasiswa baru kembali jenjang D3 untuk prodi Teknik Pertambangan.

“Dari semua tuntutan, fakultas menyepakati untuk menjalankan. Dalam artian jika seiring berjalannya tuntutannya terdapat permasalahan, maka akan didiskusikan kembali,” tuturnya.

Dengan alasan kurangnya minat mahasiswa, pihak fakultas mengambil langkah untuk membuka pendaftaran D3 Teknik Pertambangan hanya melalui jalur mandiri. Deni Saldi selaku Ketua Himpunan Mahasiswa D3 Teknik Pertambangan (HMDTP) menganggap kebijakan ini kurang pertimbangan. Belum lagi kuota untuk mahasiswa jalur mandiri lebih banyak, karena dibuka untuk semua jurusan.

“Hal ini malah merugikan program studi Teknik Pertambangan jenjang D3,” katanya.

Mahasiswa angkatan 2014 ini mengatakan, sebelumnya sudah pernah mengadakan audiensi, namun tak kunjung menemukan titik terang. Ia pun mengadakan pertemuan dengan semua ketua lembaga Teknik, karena hal ini dianggap sebagai permasalahan bersama.

Deni juga menerangkan, salah satu alasan mengapa prodi ini minim masuk dalam daftar incaran mahasiswa karena kurangnya publikasi. Sebelumnya, pihak fakultas pernah mengintruksikan aturan sosialisasi kepada masyarakat, namun tidak ada bantuan dana yang diberikan. Berkat aksi dan audiensi kemarin, FT menyatakan akan membantu untuk memfasilitasi publikasi, khususnya bantuan dana.

“Fakultas telah sadar permasalahannya. Langkah ke depannya memaksimalkan apa yang sudah diberikan oleh pihak fakultas,” imbuhnya.

Dalam aksi ini mahasiswa baru ikut dilibatkan tanpa ada paksaan, ditujukan sebagai bentuk pengajaran. Dalam aksi damai itu tidak ada perbuatan anarkis oleh massa aksi. Hanya saja mereka mogok dengan tidak melakukan kegiatan perkuliahan, kecuali bagi beberapa dosen tamu yang mengajar di FT. (adl/wal)



Kolom Komentar

Share this article