Berita Kampus

Program Himaster dalam Monev PHBD

Tim Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himaster) yang mengikuti Monev 2017. (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA -  Akhir tahun lalu tepatnya pada 8-9 November 2017, Unmul menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Hibah Bina Desa (PHBD). Program yang diadakan oleh Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti) ini bertujuan untuk membina masyarakat desa dengan melibatkan mahasiswa sebagai mediasinya. Dalam seleksi program ini, Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himaster) sebagai perwakilan Unmul berhasil terpilih. Setelah setahun sebelumnya, tepatnya 2016 Himaster lolos seleksi PHBD. 

Saat itu ada tiga Universitas yang mengikuti Monev 2017 di Unmul, yaitu ITK Balikpapan, Universitas Palangkaraya, dan Universitas Mulawarman. Himaster adalah satu-satunya lembaga kemahasiswaan Unmul yang lolos dalam program ini. Mereka mengirimkan tim yang beranggotakan 15 orang, dan para peserta harus mengirimkan proposal dengan memenuhi ketentuan dan panduan. Untuk lolos seleksi ini, Unmul harus bersaing dengan 70 universitas se-indonesia yang diikuti kurang lebih 2400 peserta. 

Dwi Sinyin Andini anggota Himaster yang mengikuti acara tersebut menceritakan program yang mereka lakukan. “Program kami pada kompestisi PHBD ialah mengubah urin dan feses sapi menjadi pupuk cair dan padat. Desa yang menjadi tempat untuk praktik ini adalah Desa Muang Dalam,” terangnya. 

Selain sebagian besar penduduknya memelihara sapi, mata pencaharian warga desa tersebut adalah bertani, terutama jagung. Hal ini dinilai sebagai peluang. Himaster berupaya untuk mengubah dan mengolah urin dan feses sapi tersebut menjadi berguna bagi pertanian. “Kita memiliki gagasan untuk menyangkut pautkan keduanya, yaitu mengubah feses dan urin sapi menjadi pupuk cair dan padat yang dapat berguna bagi jagung,” imbuhnya.

Tak hanya itu, limbah jagung dapat diolah kembali untuk menjadi pakan sapi, sehingga menciptakan mutualisme antar keduanya.

Inovasi dalam program ini menerima respons positif. Bahkan mereka ditantang untuk membuat SPR (Sentra Peternakan Rakyat). “Tanggapan mereka (evaluator) sangat bagus ya. Bahkan kita ditantang, bisa enggak Unmul buat SPR. Kalau bisa, itu luar biasa sekali,” ujar Abdul Uan Suwandi anggota Himaster. Hingga kini, Himaster tengah berupaya untuk mencapai rencana jangka panjang itu.

Apa yang telah dilakukan Himaster rupanya tak lepas dari kendala. Salah satunya adalah mendapatkan kepercayaan masyarakat di Desa Maung Dalam. Mulanya, masyarakat Muang Dalam sangat pesimis dengan program yang ditawarkan. Karena sebelumnya ada juga mahasiswa Unmul yang menawarkan program kepada mereka, namun tidak terlaksana dengan baik dan tak ada pertanggungjawaban lebih lanjut.

Himaster terus meyakinkan kembali warga Muang Dalam. Berkat upayanya, kini warga Muang Dalam senang dengan program tersebut. Bahkan, warga meminta bantuan untuk membuat produk pupuk khas daerah mereka sendiri dan meminta mahasiswa untuk mendisain kemasan produk mereka.

Ke depannya Himaster berencana untuk mengembangkan program mereka dan berharap dapat terus bekerja sama untuk membantu masyarakat, khususnya daerah Muang Dalam. (ajy/adl)



Kolom Komentar

Share this article