Berita Kampus

Pije Gelar Konferensi Pers guna Tanggapi Tudingan-tudingan Negatif ke BEM FEB

Pije Gelar Konferensi Pers guna Tanggapi Tudingan-tudingan Negatif ke BEM FEB. (Sumber: Eka Riski)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Gubernur BEM FEB Unmul Freijae Rakasiwi alias Pije bersama wakilnya Sukardi dan ditemani 30 anggota internal BEM berkumpul di kantin FEB untuk menggelar konferensi pers pada Minggu sore, 29 April lalu.

“Hari ini kita ingin melakukan klarifikasi terikait isu-isu yang beredar di Unmul terkait kerja sama BEM FEB Unmul dengan Pertamina Balikpapan,” kata Pije.

Awan mendung yang menghasilkan hujan dan listrik yang tiba-tiba padam sempat sedikit jadi batu sandungan. Pernyataan sikap yang sedianya dimulai pukul 16.00 Wita, akhirnya mundur dan terlaksana sekitar pukul 16.30 Wita.

Meski tampak mendominasi, Pije juga membagi kesempatan pada beberapa pihak di internal BEM FEB untuk menyuarakan pandangan dalam konferensi pers tersebut. Mulai dari Sukardi, hingga Saipul, Yasmin, dan Anwar–tiga nama samaran–juga diberi kesempatan bicara.

Pije

“Hari ini, BEM FEB Unmul sebagai garda terdepan gerakan mahasiswa di FEB tentu memiliki visi, misi, dan program kerja. Kami sadar BEM FEB Unmul merupakan BEM yang paling aktif dan produktif,” papar Pije lantang.

Dilandasi kesadaran itulah, pihaknya terniat untuk memberikan wadah dan mengapresiasi para mahasiswa di seluruh Indonesia dan regional Kaltim untuk berkompetisi dan berprestasi. Hal di atas mendasari munculnya sebuah solusi dalam bentuk program kerja bernama Eco Summit.

Dalam pelaksanaan tahun 2017, Eco Summit memiliki beberapa rangkaian, salah satunya yakni Stadium General and Field Trip (SGFT). Berkaca pada konsep dan evaluasi SGFT tahun lalu, 2018 ini, BEM FEB akhirnya memilih Pertamina Balikpapan sebagai tempat SGFT.

“Dan [rencana ke] Pertamina tahun ini adalah merupakan wacana dari tahun lalu, dan baru terealisasi untuk dijalankan pada kepengurusan tahun ini,” aku Pije.

Menyikapi pernyataan awal dirinya ke Sketsa, Pije menyebut pihaknya membahas Blok Mahakam dan PGTC. Blok Mahakam sendiri menjadi tema besar dari dari SGFT, dan SGFT merupakan rangkaian dari Eco Summit.

Pije pun mengklaim, di dalam surat dan bundel proposal yang diajukan, tidak ada satu pun, proposal kegiatan Eco Summit secara keseluruhan. Proposal yang dikirimkan ke Pertamina tersebut hanya kebutuhan untuk SGFT saja.

“Dan kita, saat pertemuan di D’Orange [Café] itu, adalah membahas SGFT, PGTC [Pertamina Goes to Campus], baru kita membahas hal-hal lain. Jadi itu klarifikasi dari kami,” katanya.

Terkait aksi pun, Pije menyebut pihaknya memiliki pijakan dasar, yakni keresahan masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan tergabungnya BEM FEB pada aksi pertama tanggal 19 Maret dan kedua pada 4 April ke dalam aliansi BEM se-Unmul yang mengawal isu eksternal kampus: Aliansi Garuda Mulawarman (Garmul).

Pihaknya murni membawa kepentingan masyarakat karena saat itu BBM subsidi sedang langka dan harga BBM non-subsidi merangkak naik. Aksi tersebut mencoba untuk mendorong agar Premium tidak langka dan menuntut pemerintah pusat untuk mengkaji terkait kebijakan menaikan harga BBM.

“Jujur, kami tidak ada kepentingan apa pun dalam aksi itu [selain keresahan rakyat],” tekan Pije. “Sekali lagi kami tegaskan, aksi di TBBM itu mendorong distribusi Premium yang saat itu langka. Dan terbukti, pasca aksi itu, bisa dilihat, delapan SPBU [di Samarinda] saat ini menyediakan Premium dan ada SPBU yang khusus [menyediakan pelayanan bagi] angkutan kota [membeli] Premium dan tidak ada antre panjang lagi.”

Pije pun merasa sangat sedih melihat pemberitaan yang menyebut bahwa pihaknya dituding munafik dan segala macamnya terkait aksi yang menyuarakan tuntutan masyarakat. Ia berkata, tergabungnya BEM FEB dalam Garmul dan Jaringan Advokasi Mulawarman (Jarvo) adalah bukti bahwa pihaknya serius mengawal isu-isu yang ada di kampus maupun regional.

“Bahwa hari ini kami bergerak merupakan tanda pengabdian kami pada masyarakat. Kami tidak diam, dan kami tidak munafik. Kami akan selalu bergerak untuk rakyat,” tegasnya.

Sukardi, Yasmin, Saiful, dan Anwar

Dalam pernyataannya, Sukardi alias Kardi menyebut, program Eco Summit yang dibuat secara megah dan nasional tersebut, tentu membutuhkan dana dan support yang luar biasa. Atas dasar itu, pihaknya dituntut untuk mencari alternatif finansial untuk mendukung berjalannya kegiatan tersebut.

Secara tegas, Kardi menampik terkait istilah politik dua kaki. Karena baginya, secara muruah gerakan, BEM FEB selalu menyikapi isu-isu yang tidak pro terhadap rakyat, juga menyikapi kalau ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang kemudian meresahkan rakyat.

“Keresahan masyarakat hari ini adalah nilai perjuangan BEM FEB Unmul sebagai motor terdepan dalam mengevaluasi pemerintah. Isu yang disandarkan kepada kami adalah munafik dalam hal gerakan atau politik dua kaki, itu tidak benar sama sekali,” sebutnya.

Kardi juga mengatakan, pihaknya memilih SGFT ke Pertamina bukan hanya untuk jalan-jalan saja, tapi untuk pencerdasan. Pihaknya pun diakuinya tidak mengambil momentum, artinya momentum itu datang pas ketika datangnya Eco Summit dan kenaikan harga BBM.

Lepas Kardi berargumen, Yasmin yang notabene koordinator acara Eco Summit melanjutkan dengan pernyataan yang lebih teknis terkait rekam jejak persiapan kepanitiaan Eco Summit. Di antaranya pembentukan kepanitiaan inti Eco Summit tanggal 22 Desember 2017. Tanggal 31 Januari, launching kepanitiaan sekaligus disepakati BEM FEB akan berkunjung ke Pertamina Balikpapan untuk SGFT.

“Itu rekomendasi dari kepanitiaan tahun lalu, karena tahun lalu, kami ingin pergi ke Pertamina, namun tidak kesampaian. Akhirnya [hajat itu] kami laksanakan di tahun ini,” kata Yasmin.

Pada 6 Maret 2018, pihak BEM FEB pergi kunjungan ke Balikpapan untuk mengantar proposal ke dua perusahaan, salah satunya adalah ke Pertamina. Namun proposal baru bisa masuk satu hari setelahnya karena saat mengunjungi kantor Pertamina pukul 16.30 Wita, kantor sudah tutup.

Pasca melakukan follow up, tanggal 15 Maret, pihak Pertamina akan memberi keputusan di 20 Maret. Namun pada 22 Maret, pihak BEM FEB diberikan kontak email Pertamina untuk mengirim proposal ulang ke kontak tersebut.

Kemudian 26 Maret, pihak Pertamina mengatur janji bertemu tanggal 28 Maret malam karena sorenya pihak Pertamina memberi pemaparan terkait alasan di balik kenaikan harga BBM non-subsidi dalam agenda diskusi BEM FEB, Selasar Dedikasi.

Selengkapnya: https://sketsaunmul.co/event/di-feb-unmul-pertamina-sebut-alasan-konkret-di-balik-naiknya-harga-bbm-non-subsidi/baca

“Kemudian bertemu di D’Orange Café dan fokusannya membahas terkait proposal Eco Summit. Karena memang tujuan kami ingin field trip ke sana [Pertamina] sekaligus tujuan utama kami yakni mencerdaskan teman-teman yang ikut field trip tersebut,” tambahnya.

Estafet kesempatan bicara setelahnya beralih ke Saiful, Ketua Panitia Eco Summit. Ia menegaskan, fokus bahasan ketika D’Orange Café adalah untuk kegiatan SGFT, bukan kegiatan lain-lainnya. Juga lebih berfokus mengenai hal apa saja yang akan dipersiapkan saat SGFT di Balikpapan. Lalu, hal terkait keberangkatan dan kepulangan, serta fasilitas-fasilitas yang akan didapatkan ketika SGFT.

Mengenai Eco Summit, Saifut tidak menyebut rinci, namun ia menyebut bahwa pihak Pertamina menanyakan terkait ada hal lain yang bisa dibantu. Dan kala pertanyaan itu muncul, saat itulah pembahasan meningkat dari hanya membahas SGFT menjadi lebih berfokus pada rangkaian-rangkaian acara Eco Summit.

“Saya berani pastikan bahwa fokusan terkait pertemuan tersebut terkait SGFT dan juga nasionalisasi aset Blok Mahakam,” konkret Saiful.

Satu orang lagi yang dapat kesempatan bicara ialah Anwar, koordinator humas Eco Summit. Ia berujar kalau nasionalisasi aset Blok Mahakam itu terjadi sebelum kenaikan harga BBM non-subsidi serta kelangkaan BBM subsidi.

“Jadi, ketika isu nasionalisasi aset itu mulai muncul, kami sudah melakukan perumusan. Apakah kami akan melaksanakan diskusi dengan pihak Pertamina selaku yang bertanggung jawab mengelola aset Blok Mahakam tersebut atau tidak,” papar Anwar.

Pasca nasionalisasi aset, muncul isu kenaikan harga BBM non-subsidi serta kelangkaan BBM subsidi, khususnya di Samarinda. Maka dari itu, Anwar menyebut bahwa tujuan utama SGFT adalah untuk mencerdaskan mahasiswa yang ikut dalam SGFT terkait pengelolaan aset Blok Mahakam yang sekarang dikelola Pertamina.

Anwar menekankan, pihaknya sudah merumuskan hal itu secara matang, dan tujuan melaksanakan SGFT demi pencerdasan. Pihaknya pun juga ikut menyuarakan hak-hak rakyat, ikut pula memperjuangkan apa yang diperjuangkan oleh Garmul. Sehingga ia menyebut bahwa pihaknya bukan berarti munafik.

“Seberapa jelek apa pun opini yang ditudingkan kepada BEM FEB Unmul, kami akan tetap ikut menyuarakan [aspirasi rakyat] sesuai dengan jaminan dari gubernur kami. Kami akan tetap fokus mengkaji, mengawal, serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia, khususnya permasalahan ekonomi,” jabarnya.

“Kami tidak membawa kepentingan apa pun, karena kami memang diajarkan untuk bergerak sesuai dengan hati nurani kami untuk memperjuangkan hak rakyat,” tambah Anwar.

Penutup

“Penutup dari saya untuk mengakhiri klarifikasi. Ada empat momen: aksi pertama [19 Maret], Selasar Dedikasi, pertemuan dengan Pertamina, dan momen aksi kedua [4 April] memang itu sangat berdekatan,” kata Pije saat mengambil alih kesempatan bicara untuk menutup konferensi pers.

Maka dari itu, Pije menyebut bahwa tudingan-tudingan negatif terhadap terhadap BEM FEB, itu tidak benar dan merupakan opini publik kepada lembaganya. Ia pun mengucap terima kasih kepada mahasiswa dan civitas academica di Unmul yang telah memberikan kritik, masukan, dan saran.

Pije pun mengaku bahwa sebagai bagian dari badan eksekutif mahasiswa, tentu gerak-gerik BEM FEB sangat diperhatikan oleh khalayak publik. Oleh karena itu, segenap keluarga besar BEM FEB Unmul 2018 ingin menegaskan bahwa tudingan-tudingan negatif yang beredar itu tidak benar.

“Apa pun opininya, apa pun risiko yang kami hadapi, kami siap dan kami akan terus turun ke jalan. Dan May Day, Hardiknas, kita akan turun ke jalan, meski Eco Summit tetap berjalan,” tegasnya.

“Kontrol kami, tegurlah kami jika salah. Tegurlah kami jikalau benar. Dan kami tegaskan, kami akan tetap satu jalan, satu visi, satu misi kami bahwa kami akan terus bergerak dan kami tidak akan berkhianat dan munafik dalam gerakan,” tandasnya. (dan/erp/wal)



Kolom Komentar

Share this article