Berita Kampus

Penjambretan di Unmul, Korban: Kami Trauma!

Ilustrasi Penjambretan (Sumber: Intim Post)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Universitas Mulawarman (Unmul) belakangan ini sedang dirundung kegelisahan. Bagaimana tidak, jika kampus yang diharapkan menjadi tempat nyaman dan aman untuk menuntut ilmu, kini bergeser menjadi sarang kriminalitas. Bahkan tidak sedikit mahasiswa Unmul yang menjadi korban dari kasus tersebut, mulai dari pencurian, hingga kasus yang baru-baru ini terjadi yakni penjambretan.

Berangkat dari kegelisahan tersebut, Sketsa berkesempatan mewawancarai salah satu mahasiswa yang menjadi korban penjambretan di jalan sekitaran homestay sebelum Gedung Pascasarjana, Jumat (23/2) lalu. Ialah Yulianti yang pagi itu bersama dengan temannya melintasi jalan tersebut dengan perasaan seperti biasa, tidak menyangka bahwa akan dipepet oleh dua orang laki-laki tak dikenal.

Yulianti bersama dengan temannya, Rafikah saat itu tengah berada di atas motor melintasi jalan sekitaran homestay sebelum Gedung Pascasarjana untuk pulang ke asrama mereka. “Kejadian ini terjadi sekitar pukul 9.30. Saat itu kami sedang melintas di depan homestay sebelum Gedung Pascasarjana. Di situlah kami tiba-tiba dipepet motor Jupiter oleh sang pelaku,” terang Yulianti kepada Sketsa, Senin (26/2)

Yulianti yang saat itu dalam posisi dibonceng juga menambahkan bahwa pelaku tiba-tiba mendekat dan langsung menjulurkan tangan untuk merebut handphone yang berada dalam genggamannya. Menanggapi desas-desus yang beredar mengenai dirinya yang bermain handphone, Yulianti berujar bahwa hal itu tidaklah benar. Ia hanya memegang, tidak memainkan seperti apa yang telah berembus. 

“Saat itu saya langsung berteriak. Dan tentunya saya juga ngotot mempertahankan handphone saya, sehingga terjadilah adegan perebutan di atas motor,” papar mahasiswi FPIK tersebut.

Yulianti juga menambahkan bahwa setelah peristiwa rebut-rebutan berhasil digagalkan olehnya, pelaku yang mungkin merasa tidak puas lantas langsung menyerempet motor Yulianti hingga terjatuh.

“Kami berdua terjatuh dan langsung ditolong orang sekitar. Kebetulan setelah itu kami dibawa ke pos satpam terdekat guna dimintai keterangan,” imbuh mahasiswi prodi Agrobisnis Perikanan tersebut.

Lebih lanjut Yulianti juga menambahkan bahwa setelah itu ia dan temannya dibawa ke Rumah Sakit Umum A.W Syahranie guna pemeriksaan lebih lanjut, dan hasilnya mengatakan bahwa mereka hanya luka ringan.

Meski sempat terjadi perebutan di atas motor, namun Yulianti beserta temannya Rafikah tidak dapat mengenali wajah pelaku dengan jelas. Yulianti hanya dapat mengidentifikasi motor yang digunakan serta mengatakan pelaku tersebut masih berkisar usia muda. Yulianti juga menambahkan bahwa tidak ada keretakan yang terjadi pada tulang ekornya, seperti yang sedang beredar.

Dengan adanya peristiwa ini, tentu mengakibatkan trauma tersendiri bagi para korbannya, tak terkecuali Yulianti. “Agak trauma jika ada motor yang berada sangat dekat dengan kami, karena selalu teringat kejadian tersebut, mengingat insiden ini adalah yang pertama bagi kami,” pungkas Yulianti.

Terkait dengan keamanan kampus yang nampaknya makin rentan, Yulianti mengusulkan agar dipasangi CCTV di daerah rawan-rawan kasus criminal. “Tidak bisa juga melarang atau menyalahkan, karena jalanan Unmul juga lumrah dipakai masyarakat umum. Intinya lebih berhati-hati dan mawas diri terhadap sekitar,” tutup Yulianti. 

Menanggapi kasus penjambretan yang menimpa mahasiswa Unmul, Sugiarta selaku Kepala Bagian Hukum, Tatalaksana dan BMN ikut angkat bicara.

Ditemui di ruangannya Selasa siang (27/2) Sugiarta mengatakan bahwa pihak keamanan kampus akan memaksimalkan dalam proses penjagaan gerbang dan lebih meningkatkan durasi patrolinya. “Iya, sementara ini kita mengerahkan petugas keamanan untuk rutin berpatroli.  Sekarang ketika pagi ada beberapa petugas keamanan yang sudah menjaga pintu masuk,” ujarnya.

Untuk jumlah personil keamanan Ada 21 orang, dan dibagi menjadi tiga shift, satu regu jaga diisi oleh dua orang. “Sekiranya dibutuhkan minimal sepuluh personil, jadi yang jaga  ATM Center 2 orang, FPIK 2 orang, Masjid Al – Fatihah 2 orang, sudah 6 orang ditambah 2 orang untuk di gerbang M. Yamin sama di simpang 4 jalan Ki Hajar Dewantara,” ucapnya.

Sugiyarta menghimpun 7 orang satpam untuk berpatroli setiap harinya, mereka memberi laporan dalam grup Whatsapp keamanan kampus, ia juga menyebutkan bahwa ada ratusan kali laporan yang masuk di grup tersebut.

Untuk konsep keamanan kampus kedepannya Sugiarta mengaku bekerjasama dengan BEM KM “Nanti konsep kita akan disamakan dengan konsep BEM KM, jadi nanti konsep kita belum tentu sama seperti konsep BEM,” ungkapnya.

Untuk konsep keamanan, Sugiarta telah membuat rancangan gerbang mana saja yang akan dilalui oleh mahasiswa. “Mungkin saya mau arah masuk itu di Fakultas Perikanan dan ATM Center. Arah keluar di area Masjid Al-Fatihah sama di M. Yamin,” tandasnya.

Sugiarta juga merasa bahwa personil keamanan saat ini masih kurang. “Maka salah satu jalannya kita harus tambah personil,” tutupnya. (sut/mer/mrf/els)



Kolom Komentar

Share this article