Berita Kampus

Partisipasi Mahasiswa Unmul dalam IISMA Kampus Merdeka

Mahasiswa Unmul dalam IISMA.

Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA – Hadirnya program Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud-ristek) terbukti membuka banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan dalam mempersiapkan karier yang komprehensif. Setelah Kampus Mengajar, kini Kampus Merdeka siap untuk memasuki babak yang baru dengan agenda berskala internasional.

Melalui laman resmi Kampus Merdeka, pemerintah melakukan program launching untuk Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) pada April lalu. IISMA merupakan skema beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk mendanai mahasiswa dalam program mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri. Mahasiswa akan menghabiskan satu semester di universitas mitra untuk melakukan pembelajaran lintas budaya.

Beasiswa ini dikelola secara terpusat oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kemdikbud-ristek dan terbuka untuk mahasiswa jenjang sarjana dari seluruh perguruan tinggi Indonesia di bawah Ditjen Dikti. Setelah melewati proses registrasi dan penilaian, kandidat terpilih pun diumumkan melalui laman yang sama.

Sebanyak tujuh mahasiswa Unmul berhasil meraih beasiswa ini. Sketsa berkesempatan untuk mewawancarai dua di antaranya yang berasal dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Mereka adalah Ananda Nazeli Ahsan asal Ilmu Komunikasi 2019 dan Erzha Tegar Hati dari Ilmu Komunikasi 2018. Keduanya diterima di kampus daratan Eropa, yakni Hochschule Hannover, Jerman serta Universitat Pompeu Fabra, Spanyol.

Kepada kami, Ananda menyebut jika awalnya ia ragu untuk mendaftar pada program tersebut. Sebab di waktu yang sama, dirinya sedang mengikuti seleksi National University Debating Championship (NUDC, baca selengkapnya: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/kilas-unmul-dalam-pelaksanaan-nudc-dan-kdmi/baca) tingkat universitas.

“Tapi setelah saya berpikir lagi, iseng-iseng berhadiah gitu. Kalau lolos alhamdulillah, kalau tidak ya fokus di debat saja,” tuturnya, Minggu (20/6).

Di sisi lain, Erzha mengungkapkan jika peluang beasiswa ini datang dari broadcast message yang dikirimkan oleh Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Rina Juwita pada grup angkatannya. Ia memutuskan untuk ikut serta karena ingin mengisi waktu perkuliahan dengan kegiatan yang beragam.

“Saya pikir ini sudah saatnya untuk ngisi kuliah dengan program-program seperti itu. Karena awalnya saya berencana untuk tidak terlibat dulu di semester-semester awal. Saya ingin terlibat pada kegiatan-kegiatan seperti magang atau volunteer sambil skripsian di semester akhir,” jelasnya melalui telepon, Senin (21/6).

Untuk memenuhi persyaratan yang ada, salah satunya membutuhkan sertifikasi kemampuan Bahasa Inggris. Dikatakan Ananda, kebanyakan mahasiswa yang mendaftar masih belum memiliki sertifikasi atau mengikuti tes yang berkaitan dengan hal tersebut. Maka, Unmul mengadakan pretest untuk membantu mahasiswa yang ingin mengikuti beasiswa ini. Nantinya, biaya tes official akan ditanggung oleh kampus.

Alhamdulillah kemarin saya mendapat peringkat pertama, jadi otomatis tes Bahasa Inggris saya dibiayakan oleh Unmul,” akunya. Ia dan Erzha turut mengambil tes melalui Duolingo English Test dan berhasil lolos seleksi berkas dan sesi interview yang dilakukan pihak Ditjen Dikti.

Tak hanya itu, Erzha menambahkan jika ada beberapa hal yang ia dan teman-temannya siapkan saat mendaftar. Seperti membuat curriculum vitae (CV) dan menulis esai terkait keinginannya untuk belajar di universitas terkait. Keduanya dikumpulkan untuk seleksi berkas.

Pilihan Kampus

Ketika ditanya perihal kampus pilihan yang menjadi tujuannya, Ananda menuturkan bahwa kelas-kelas yang tersedia di Hochschule Hannover bisa dikonversi pada mata kuliah yang ada di Prodi Ilmu Komunikasi. Bukan karena wilayah kampus, ia mendaftar karena beragam kelas tadi sesuai dengan jurusan dan minatnya.

Courses yang saya ambil di antaranya Journalism, Advertising Campaign, Social Media dan menulis blog. Courses tersebut apabila dikonversi ke mata kuliah Ilmu Komunikasi sangat nyambung (relevan) dan saya juga sudah bertanya pada kepala prodi,” ucapnya.

Pada Erzha, ia mengalami kasus yang cukup unik. Yakni harus mengalami relokasi dari kampus tujuan yang dipilih olehnya. Di awal, ia sendiri memilih tujuan yang sama dengan Ananda sebab tertarik dan ingin mempelajari lebih lanjut mengenai fotografi dan dokumenter. Setelah Surat Keputusan terkait beasiswa keluar, Erzha direlokasi ke Universitat Pompeu Fabra, tepatnya di Barcelona, Spanyol.

“Saya awalnya kecewa karena terelokasi. Terutama karena tidak tahu apa-apa soal Pompeu Fabra. Tapi ketika saya mengetahui relokasi tersebut ke Barcelona, gas deh. In term of location juga bagus untuk fotografi. At least saya masih bisa minta catatan teman saya sih, karena kebetulan dia dapatnya di Jerman,” ceritanya.

Tentu, ada tujuan masing-masing yang ingin mereka capai. Bagi Ananda, kesempatan ini ingin ia gunakan untuk memperluas relasi dan membangun pengalaman yang lebih banyak. Khususnya karena ada perbedaan kultur budaya serta tingkat cakupan ilmu pada peminatan Ilmu Komunikasi.

“Ingin belajar, pengin dapat ilmu baru, dapat teman baru dan bikin relasi seluas-luasnya mumpung lagi di negeri orang di Jerman. Untuk ilmu yang (akan) saya dapatkan, saya penginnya (nanti) kerja yang berhubungan dengan media seperti TV atau bikin vlog. Pasti bakalan terimplementasikan ilmu-ilmu yang dipelajari di sana nanti,” pungkasnya.

Sependapat dengan Ananda, Erzha pun juga ingin adanya exchange of culture selama ia menjalani program ini. Dengan adanya adaptasi, maka akan muncul diskusi-diskusi. Kemudian, secara akademis dirinya akan mendapatkan edukasi dan kesempatan belajar yang lebih intensif.

“Untuk short-term-nya, sekarang kita jalankan misi budaya gitu. Nah buat long-term, pengennya sih kalo ada acara-acara budaya di sana bisa ada kesempatan untuk terlibat atau berpartisipasi. Lalu setelah sampai di Indonesia, menjadi ambassador tak langsung untuk program ini di tahun berikutnya. Juga membuat wadah yang tepat untuk mengajarkan ulang apa yang saya peroleh,” tutupnya. (len/nop/fzn)



Kolom Komentar

Share this article