Berita Kampus

Papan Nama Apotek Unmul Tertutup, Masihkah Beroperasi?

Regulasi baru, klinik dan apotek Unmul kini mesti terpisah

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Widya/Sketsa

SKETSA –  Apotek Unmul merupakan salah satu fasilitas kesehatan universitas yang letaknya strategis di pusat kampus. Apotek ini sebelumnya berada dalam satu bangunan bersama Klinik Unmul. Namun tempo lalu Sketsa mendapati plang apotek tersebut terlihat ditutupi. Kemudian muncul sebuah tanda tanya, apakah apotek tersebut masih beroperasi?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, awak Sketsa mencoba menemui Evi Fitriany selaku Kepala Klinik Unmul pada Rabu (22/5) lalu. Menurut penjelasan Evi, apotek dan klinik yang berada dalam satu bangunan tersebut menjadi alasan ditutupnya tulisan Apotek Unmul tersebut.

Sumber Gambar: Widya/Sketsa

“Karena dalam peraturan dan regulasi terbaru itu, apotek dan klinik tidak boleh satu bangunan. Begitu peraturan dari perizinan Online Single Submission (OSS),” ucap Evi yang ditemui langsung di ruang kerjanya.

Sehingga akibat adanya peraturan baru tersebut, apotek Unmul kemudian beralih menjadi Instalasi Farmasi agar tetap dapat beroperasi. Hal tersebut disebabkan oleh perizinannya yang tergabung dengan perizinan klinik. 

“Kalau apotek kan perizinannya sendiri. Jadi kita itu kalau di kesehatan untuk izin usaha atau membuka layanan itu kan banyak regulasi yang harus diikutin ya, nggak bisa sembarangan macam-macam. Peraturan-peraturannya dari Permenkes, dari peraturan OSS dari macam-macam lainnya,” jelas Evi.

Tindakan penggabungan apotek dengan klinik tersebut membawa dampak pada jam operasional apotek yang harus mengikuti jam kerja klinik. Di mana klinik Unmul beroperasi untuk menerima pasien mulai dari pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam, dan pukul 10 malam untuk menyelesaikan pelayanan.

Selain itu, saat ini Evi juga menyebutkan adanya program baru di klinik Unmul yaitu layanan konseling oleh psikolog. Layanan ini diharapkan dapat berkembang mandiri menjadi biro konseling sehingga dapat membantu mahasiswa, tenaga kependidikan (tendik), hingga dosen, yang membutuhkan bantuan profesional dalam menyelesaikan masalah secara psikologis.

“Gratis dibiayai oleh universitas. Sayang kalau nggak dimanfaatkan. Kan banyak teman-teman yang butuh karena lebih penting juga,” jelas Evi mengenai biaya untuk layanan baru tersebut.

Tanggapan Mahasiswa

Keberadaan Apotek Unmul sudah diketahui oleh Yasmin Sabila, mahasiswi Prodi Administrasi Bisnis FISIP 2022. Ia mengaku sudah pernah mengunjungi Apotek Unmul ketika masa pendaftaran dan sudah melakukan beberapa tes di sana.

Kesan baik menjadi jawaban Yasmin ketika ditanya mengenai pengalamannya saat pertama kali berkunjung ke apotek tersebut. Mulai dari fasilitas, pelayanan, hingga alat-alat kesehatannya yang terlihat cukup lengkap, bersih, juga rapi. 

Menurutnya keberadaan Apotek Unmul sangat membantu mahasiswa, khususnya mahasiswa rantau yang tinggal tak jauh dari kampus.

“Harapan saya untuk apotek unmul sendiri semoga fasilitas yang ditambah itu bisa dari ambulans ya. Karena seperti kita tahu bersama kalau ambulans itu di unmul belum ada,” harap Yasmin kepada Sketsa ketika diwawancarai pada Kamis (23/5) lalu. (mlt/may/ria/ali)



Kolom Komentar

Share this article