Berita Kampus

Nyawa Manusia di Atas Segala Perpeloncoan

Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (IMAPA) Unmul, yang telah berdiri sejak 21 Maret 1984. (Sumber foto : imapa.unmul.ac.id)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Pelaksanaan Pendidikan Dasar (diksar) Mapala Unisi Universitas Islam Indonesia (UII) menelan korban jiwa. Sebanyak tiga mahasiswa meninggal dunia dan sepuluh mahasiswa dilarikan ke rumah sakit. Semua gara-gara penganiayaan yang mereka alami selama mengikuti diksar.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy pun geram mendengar kabar tersebut. Ia menegaskan, kematian ketiga korban murni tindak pidana kriminal. Pihaknya akan melakukan pemantauan secara berlapis guna mencegah tindakan kekerasan terhadap mahasiswa baru (maba) atau anggota baru terulang kembali.

Mapala merupakan singkatan dari mahasiswa pecinta alam. Telur pertamanya menetas di Universitas Indonesia pada 12 Desember 1964 dan diprakarasai oleh Soe Hok Gie. Saat itu Mapala dibentuk untuk mengatasi kejenuhan di tengah makin peliknya situasi intrik dan konflik politik di kalangan mahasiswa. Mapala membawa semangat wadah berkumpulnya berbagai kelompok mahasiswa. Setelah itu perkembangan kelompok-kelompok pecinta alam ini berkembang sangat pesat. Hingga pada 21 Maret 1984 Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (Imapa) Unmul berdiri.

Kekerasan di diksar Mapala Unisi UII yang memakan korban tiga nyawa, kembali membangkitkan isu perpeloncoan yang dilakukan oleh senior. Apakah untuk menjadi pecinta alam harus menyabung nyawa lewat diksar Mapala? Amat tak sesuai dengan semangat awal pembentukannya. Sketsa pun mencoba menemui induk pecinta alam tingkat universitas, yakni Imapa Unmul. Mencoba mencari tahu bagaimana gaya Imapa dalam mendidik para pecinta alam.

Ketika disambangi ke sekretariat Imapa yang terletak di lantai dua Gedung UKM, pintu sekretariat mereka tertutup rapat. Sketsa lantas turun menuju markas Imapa yang lain, terletak di bawah kiri Gedung UKM.Di sana Sketsa disambut dengan ramah, bahkan ditawari untuk meminum barang satu gelas kopi.

Namun, ketua UKM Imapa rupanya tak lagi di tempat. Salah seorang anggotanya bernama Pebi Permana menyebutkan bahwa saat ini ketua maupun pengurus-pengurus inti mereka sedang dalam agenda Pendidikan Ilmu Dasar Cinta Alam (Pidca) XXI IMAPA Unmul. Agenda itu dimulai 20 Januari dan baru akan berakhir 29 Januari.

Pebi enggan menceritakan bagaimana proses pengaderan anggota baru Imapa dan di mana lokasi pengaderan. Ia merasa tidak memiliki wewenang untuk menjawab.

“Gimana, ya, saya enggak punya wewenang di sini, saya juga bukan pengurus. Nah, kebetulan berangkat semua ke sana. Saya baru pulang dari lapangan juga, pulang duluan,” katanya.

Sebelumnya Desember tahun lalu, rupa perpeloncoan di Unmul juga sempat terungkap lewat pernyataan beberapa maba Fakultas Hukum yang mengikuti Masa Penyambutan Mahasiswa Baru (MPMB) dan Latihan Kepemimpinan (LK). Para senior memerintahkan juniornya untuk melakukan tingkah “cium tanah air” yang artinya tanah secara harfiah dan “tembak bintang” yang berarti berbaring dan meludah ke arah langit.

Encik Akhmad Syaifudin selaku Wakil Rektor III kala itu mengaku tidak akan tinggal diam dan memberi sanksi tegas jika kedapatan di lingkungan kampus melakukan praktik perpeloncoan. Unmul patut memasang rambu di tiap pengaderan, sebab jika tidak, apa yang terjadi di UII bukan tidak mungkin terjadi pula di Unmul. (els/myg/wal)



Kolom Komentar

Share this article