Mengantongi Segudang Asa bagi Tanah Air, Dua Mahasiswa Unmul Lolos Program IISMA 2023
Kesuksesan dua mahasiswa Unmul dari FEB dan FKIP dalam mengikuti program pertukaran pelajar internasional IISMA 2023
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
SKETSA — Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tempo lalu telah mengumumkan hasil bagi peserta yang lolos setelah melalui seluruh tahapan seleksi per Sabtu (15/4). Tahun ini, Unmul kembali meloloskan mahasiswanya dalam salah satu bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) besutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).
Tahun 2021 menempati posisi teratas, tercatat sebanyak 7 mahasiswa mewakili wajah Unmul dalam program IISMA. Pada 2022, mengalami penurunan menjadi 6 mahasiswa. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Internasional mengonfirmasi, setidaknya ada 2 mahasiswa Unmul yang lolos di tahun ini. Masing-masing ialah Kenny Mandala Chandra Tjiang mahasiswa FEB 2021 dan Mutiara Bella Desyanda Rengganis dari FKIP 2020.
Kenny mengaku salah seorang kakak tingkatnya yang lebih dulu mencicipi pengalaman berkuliah di manca negara dalam program IISMA turut membantunya dalam memberikan gambaran. Relasi tersebut tak hanya mempermudahnya dalam proses menghimpun informasi namun juga kian memantapkan niatnya untuk mendaftarkan diri.
Menyoal pemilihan universitas, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa utama negara yang ia tuju menjadi pertimbangan utamanya. Kedua, pilihan mata kuliah yang ditawarkan juga menjadi pertimbangan selanjutnya.
Berangkat dari pertimbangan tersebut, Kenny kemudian menjatuhkan pilihannya pada negara Irlandia. University of Galway sebagai pilihan pertama dan University College Cork di pilihan kedua.
“Saya awalnya mencari kampus di negara yang bahasa dominannya Inggris, baru nyari matkul yang sesuai. Dapatnya itu di Ireland Galway dan Cork,” jelasnya melalui pesan teks WhatsApp pada Rabu (19/4).
Tenggat pengumpulan esai sebagai salah satu persyaratan yang mesti ia penuhi terbilang cukup singkat. Menjelang akhir pendaftaran Kenny bahkan harus mengalami gangguan pada laman IISMA sebab banyaknya calon pendaftar yang juga mengakses di waktu bersamaan.
Hasilnya, ia lolos dalam pilihan pertama dan akan mengambil empat mata kuliah. Tiga mata kuliah di antaranya serumpun dengan jurusan yang ia tekuni. Pengambilan mata kuliah inipun telah ia pertimbangkan secara matang dengan berkonsultasi pada Ketua Program Studi (Kaprodi).
Sama halnya dengan Bella, mahasiswi yang kerap menimba ilmu di FKIP Kampus Pahlawan ini juga lolos pada pilihan pertamanya, University of Szeged di Hungaria. Adapun untuk pilihan kedua yang ia pilih yaitu Universitas Palacky (UPOL) di Ceko.
Alasan Bella memilih kedua universitas tersebut sebab lokasinya yang berada di tengah Eropa dan memungkinkan untuk memudahkannya mengunjungi negara lain. Tak hanya itu, tawaran mata kuliah yang menarik juga menjadi faktor untuk meyakinkan dirinya memilih kedua universitas tersebut.
“Ada beberapa pertimbangan kenapa aku memilih dua universitas tersebut. Pertama, lokasi negara mereka cenderung berada di tengah Eropa, jadi akan memudahkan mobilitas kalau aku ingin ke negara lain. Kedua, mata kuliah yang ditawarkan menarik dan searah dengan jurusanku. Terakhir, universitas Szeged dan UPOL merupakan universitas terbaik di negara-negara asalnya,” ungkapnya pada Sketsa Selasa (18/4) lalu.
Dalam memilih mata kuliah, Bella mengambil beberapa yang masih memiliki hubungan dengan jurusan yang ia jalani sekarang. Sebab sudah menjadi keinginannya untuk belajar mata kuliah yang berkaitan dengan pendidikan. Bahkan, ia juga memilih mata kuliah Psikologi sebagai bekalnya menjadi guru di masa yang akan datang.
Lebih lanjut Bella mengungkap, di kesempatannya kali ini ia ingin mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya sekaligus memupuk kemampuan beradaptasi dengan perkuliahan di negara asing. Hal tersebut menurutnya akan menjadi bekal yang berguna untuk mewujudkan mimpi melanjutkan pendidikan S-2 di luar negeri.
Pada tahap persiapan administrasi, Bella bahkan mulai menyiapkannya dari akhir tahun lalu untuk tes bahasa Inggris dengan menargetkan skor sesuai dengan universitas tujuannya. Sedangkan untuk tahap menulis esai, ia menyiapkan dalam kurun waktu sebulan dari waktu pendaftaran berakhir.
Kendala terbesar yang dirasakan Bella adalah pada tahap pembuatan esai dan wawancara. Ia mengaku terdapat banyak revisi dari esai yang ia buat. Lalu, untuk tahapan wawancara, ia mengaku hanya memiliki waktu dua hari untuk persiapan. Namun, ia cukup lega sebab dirinya dibantu oleh alumni IISMA angkatan 2022 untuk mempersiapkan diri menghadapi tahap wawancara.
Peranan Unmul
Mengenai peranan Unmul dalam membantu mahasiswa yang mendaftar program IISMA, kedua mahasiswa yang lolos mengaku cukup terbantu oleh pihak kampus.
“Sangat membantu sih kak, pas interview kita bahkan diberikan coaching, kalo perlu nanya bisa langsung ditanya. Pokoknya the best sih, kemarin Unmul,” jelas Kenny
Dari sisi lain, Bella mengaku pihak kampus menyokongnya dalam segi informasi dan mendampinginya dalam proses penulisan esai.
“Peran Unmul cukup membantu karena informasi yang diberikan sangat akurat dan cepat. Selain itu, Unmul juga memberikan pendampingan dalam pembuatan esai. Jadi, esai aku juga sempat di proofread oleh dosen KUI Unmul yang masukannya sangat membantu,” ungkap Bella.
Ekspektasi hingga Harapan
Tak ketinggalan, keduanya juga mengantongi sejumlah ekspektasi yang sudah mereka bayangkan akan didapatkan dari negara-negara tujuan universitas mereka.
Adapun nantinya Bella ingin mempelajari perbedaan adat dan budaya yang akan dihadapi oleh masyarakat Hungaria. Harapnya, dirinya sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris bisa semakin mahir dalam bahasa tersebut.
Tak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, ia turut berkeinginan untuk bisa berbagi ilmu dan berharap mahasiswa lain bisa berjuang untuk berkesempatan menjadi mahasiswa yang lolos dalam program IISMA di tahun selanjutnya.
Di sisi lain, Kenny secara spesifik menargetkan untuk mempelajari perbedaan sistem pendidikan di negara tujuan untuk kemudian ia terapkan sisi positif yang berhasil diperolehnya di kemudian hari.
“Saya penginnya liat perbedaan education sih, bedanya education di Irlandia sama di Indonesia itu gimana, dan juga saya rencana mau ikut club debate di sana. Dari situ juga pengin liat mekanisme debatnya itu seperti apa. Kalau memang bagus, saya inginnya sih bawa mekanisme baru gitu untuk dipelajari oleh teman-teman debat saya,” harap Kenny. (ord/sky/tha/ems/nkh).