Berita Kampus

Mengais-Ngais Animo Mahasiswa dalam Event Kampus

Menggelar event atau rangkaian acara di kampus jadi salah satu cara mahasiswa untuk mengembangkan kreativitasnya. (Sumber Ilustrasi: share.america.gov)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Menggelar event atau rangkaian acara di kampus jadi salah satu cara mahasiswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Namun terkadang, animo sesama mahasiswa untuk memeriahkan event yang digelar masih amat minim.

Belakangan ini ada banyak event digelar oleh mahasiswa Unmul. Salah satunya yang berakhir di 6 Mei lalu ialah Bussiness Week yakni bazar yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (Himabis), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Digawangi Departemen Minat Bakat Himabis, bazar ini menjadi wadah bagi para mahasiswa, khususnya FISIP yang memiliki bisnis untuk menampakkan usahanya.

Itu adalah event tahunan Himabis yang telah ada sejak 2014. Menurut Muhammad Faizal Hafidz selaku ketua panitia, perhatian mahasiswa atas acara ini lumayan tinggi. Publikasi melalui media sosial menjadi kuncinya.

“Kami juga buka challenge, untuk menarik perhatian mahasiswa dalam meramaikan,” kata Hafidz.

Fardiana Pita Malasari, salah satu anggota SEC (Student Entrepreneur Community) ikut ambil bagian di stand bazar event Himabis. Ia melihat acara berjalan cukup baik, tetapi minat mahasiswa dalam memeriahkan event masih kurang. Itu bisa dilihat dari bagaimana bazar yang digelar selama seminggu di samping dekanat FISIP itu tak begitu ramai dikunjungi. Kendati begitu, Pita tidak menampik acara penutupan melalui malam puncak berjalan cukup meriah dan diramaikan oleh mahasiswa.

Sebuah acara akan ramai dikunjungi atau tidak itu bergantung lagi pada beberapa hal. Salah satunya target yang disasar. Dalam beberapa event kampus yang digelar acap menjadikan mahasiswa baru sebagai sasaran untuk meramaikan acara.

Ria Aswidyanti, mahasiswi Ilmu Komunikasi 2016 mengaku dulunya senang dan semangat untuk menghadiri event kampus, yang salah satu tujuannya, demi mengenal dunia perkuliahan. Kini, ia mulai memilih untuk mengikuti event kampus yang unik dan bermanfaat.

Kriteria personal juga ikut memengaruhi apa mahasiswa mau datang atau tidak ke event garapan mahasiswa. Misalnya Ria mengaku kurang tertarik dengan event yang ramai dengan suara musik, baginya itu cukup menganggu. Ia jadi lebih selektif untuk menghadiri sebuah acara mahasiswa.

“Kalau promosinya kurang bagus, isi event kurang menarik, saya gak ikut. Tapi kalau event-nya sejenis seminar yang bagus dan bermanfaat, pasti ikut,” ujarnya. (nhh/adl/wal)



Kolom Komentar

Share this article