Berita Kampus

Mendadak, Perubahan Lokasi KKN di Tengah Persiapan

Di tengah persiapan jelang KKN, beredar informasi perubahan lokasi KKN.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Website LP2M Unmul

SKETSA – KKN tinggal dua minggu lagi. Setelah menerima pembekalan, berbagai persiapan lainnya semakin dimatangkan sebelum nantinya terjun ke desa. Namun di tengah masa persiapan ini, beredar kabar perubahan lokasi desa bagi kelompok KKN reguler yang memilih daerah Kutai Barat dan Mahakam Ulu. Informasi ini segera meluas dan membuat bingung sejumlah kelompok KKN yang berada di daerah tersebut.

Pemberitahuan tersebut pertama kali tersiar melalui grup media sosial WhatsApp perwakilan koordinator wilayah KKN Kutai Barat dan Mahakam Ulu, Senin (10/6) lalu. Dalam pesan tersebut, diberitahukan adanya perubahan desa bagi mahasiswa peserta KKN di Kabupaten Kutai Barat yakni di Kampung Leleng, Kampung Empas, dan Kampung Bunyut. Sedangkan untuk mahasiswa yang memilih lokasi KKN di Mahakam Ulu di Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai bertempat di desa Tiong Bu’u dan Desa Long Lunuk akan berpindah ke Desa Matalibaq dan Desa Mamahak Besar. Peserta KKN daerah tersebut diimbau tidak melakukan survei ke lokasi terlebih dahulu sebelum ditentukan kembali lokasi terbaru. Nantinya anggota kelompok KKN Kutai Barat anggotanya akan kembali dipecah, sedangkan untuk Mahakam Ulu hanya diubah lokasinya.

Di temui di Gedung LP2M Senin (10/6), Aldi selaku staf LP2M menjelaskan bahwa pemindahan lokasi KKN di Kutai Barat dipecah menjadi 4 desa yakni Muara Tokong Kecamatan Damai, Lumpat Dahuq Kecamatan Damai, Intu Lingau, dan Santalar. Ia menjelaskan rencananya anggota tiap desa akan terdiri dari 10 sampai 15 orang dengan komposisi masing-masing desa. Muara Tokong 10 orang, Lumpat Dahuq 10 orang, Intu Lingau 15 orang, dan Sentalar 10 orang. Sehingga total dari keseluruhan mahasiswa reguler daerah tersebut ada 45 orang.

Adanya perubahan yang dirasa mendadak ini sontak membuat mahasiswa yang akan melaksanakan KKN di wilayah tersebut kaget. Pasalnya sebelumnya tidak ada pembahasan apapun mengenai perubahan lokasi maupun kelompok KKN. Aldi menjelaskan perubahan ini terjadi karena pertimbangan daerah tersebut sebagai lokasi KKN dan akses untuk menjangkaunya cukup sulit, terlebih di daerah Mahakam Ulu. “Sebenarnya mereka (desa) mau memfasilitasi, untuk daerah Mahakam Ulu di daerah Long Apri dan Long Pahangi. Cuma mesti naik speedboat, itu taruhannya nyawa, karena melawan arus dan biayanya cukup besar,” jelasnya.

Aldi juga menegaskan kembali kepada mahasiswa yang mengalami perubahan lokasi untuk tidak survei terlebih dahulu dan terus memantau web KKN. “Jangan dulu survei ke lokasi, tunggu nama nama kelompok dan lokasi fix-nya baru bisa survei. Tunggu saja di web untuk informasi selanjutnya,” tegasnya. (wil/fir/adl)



Kolom Komentar

Share this article