Berita Kampus

Memaknai Hari Kemenangan dan Dilema Mudik Lebaran

Perayaan Idul Fitri mahasiswa Unmul.

Sumber Gambar: metro.co.uk

SKETSA Idulfitri yang jatuh pada Selasa (2/5) tahun ini membawa kesan berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Meski masa libur lebaran terbilang singkat, semarak mudik kembali berlangsung. Itu lantaran pemerintah telah mengizinkan aktivitas mudik usai dua tahun pelarangan akibat pandemi Covid-19. 

Antusiasme mudik turut dirasakan mahasiswa yang sedang merantau. Kesempatan ini menjadi momen berharga untuk kembali berkumpul bersama keluarga, Muhammad Fikran misalnya. Setelah menahan diri dengan tetap merayakan Idulfitri 2021 di perantauan, kali ini menjadi momen pelepas rindunya terhadap keluarga.  Baginya tentu tidak mudah untuk tak berkumpul bersama keluarga, utamanya pada momen yang amat dinanti.

“Saya harap terbayarkan dengan suasana lebaran bersama orang tua di tahun ini."

Meski begitu, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2021 ini turut mengungkap kebahagiaannya dapat kembali merasakan bulan Ramadan hingga hari Idulfitri. Itu sekaligus menjadi titik balik meningkatkan keimanan dan kecintaannya terhadap Allah.

"Dengan adanya hari kemenangan saya merasa saya orang paling beruntung dan bahagia karena bisa kembali fitrah," ujarnya pada Rabu (27/4) lalu.

Lain hal dengan Fikran, singkatnya masa libur lebaran yang berlangsung sejak 29 April hingga 6 Mei itu menjadi dilema tersendiri bagi Siti Nur Azizah. Ditambah jarak kampung halaman yang jauh, praktis membuatnya tak bisa mudik. Terlebih aktivitas perkuliahan tatap muka masih akan berlangsung.

“Kalo disuruh milih buat pulang kampung atau enggak sejujurnya pasti saya bakal milih buat pulang kampung, menjelang Idulfitri kan penginnya ngumpul sama keluarga besar."

"Ya mau enggak mau saya harus stay di sini (Samarinda)," imbuhnya pada Kamis (28/4) setelah menyebut berbagai pertimbangan.

Namun, mahasiswi Ekonomi Pembangunan 2021 ini bersyukur masih diberi kesempatan untuk merayakan Idulfitri kali ini. Apalagi keluarganya telah mengunjunginya pada pertengahan Ramadan kemarin. Itu dianggapnya cukup untuk tetap bersemangat merayakan lebaran di perantauan.

“Setelah menjalani puasa selama 30 hari akhirnya kita menyambut kemenangan. Menurut saya hari raya itu hari di mana saya baru berani berkata Pak, Bu, kakak minta maaf ya."

Cerita yang berbeda datang dari Rizki Maulida yang justru tak merasa antusias dengan momen Idulfitri kali ini. Merayakan bersama keluarga setiap tahunnya, membuatnya tak merasakan perbedaan yang berarti.

"Menurut saya tidak ada yang unik ya, karena Alhamdulillah nya selama Ramadan saya selalu bersama keluarga saya dan Alhamdulillah setiap tahun selalu sama-sama," kisahnya pada Jumat (29/4).

Serupa dengan Fikran dan Siti, Rizki turut bersyukur masih bisa melalui Ramadan hingga lebaran, sekaligus berharap masih bisa merasakannya kembali pada tahun mendatang. (ani/wsd/nop/khn)



Kolom Komentar

Share this article