Berita Kampus

KKNT Farmasi Unmul 2020: Maksimalkan Program Kerja Semi Daring

Kkn famul

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Istimewa

SKETSA – Pelaksanaan KKN tematik daring Farmasi Unmul (Famul) yang sudah dijalankan sejak Februari lalu. Hingga saat ini sudah berada di tahap pengerjaan program kerja (proker). Meskipun KKNT ini terbilang online, namun ada beberapa proker yang harus dilaksanakan secara offline. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pengerjaan proker serta memenuhi harapan masyarakat.

Salah satu proker yang sudah terlaksana di lapangan adalah sosialisai vaksin dan penjelasan mengenai perbedaan rapid dan swab kepada warga Kampung Pinisi, Kota Balikpapan yang dilaksanakan oleh kelompok 4 KKNT Famul. Pelaksanan proker secara offline ini tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan hanya menghadirkan sepuluh peserta warga dari setiap bloknya.

Dihubungi Sketsa pada Sabtu (13/3), Faisal, selaku ketua kelompok 4 yang sedang melaksanakan KKNT di kota Balikpapan. Ia mengungkapkan baru satu proker yang terlaksana di lapangan, yaitu sosialisasi tentang vaksin serta memberikan edukasi mengenai perbedaan rapid dan swab. Kegiatan tersebut dibatasi dengan perwakilan warga sepuluh orang. Jadi, setiap blok terdapat perwakilan satu orang. Tentunya dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Selain sosialisasi vaksin, ada beberapa proker lain yang akan dilaksanakan secara offline dari kelompok ini. Rencananya, proker tersebut akan dilaksankan setiap minggu secara berkelanjutan dan berkerja sama dengan institusi lain.

“Yang sudah terlaksana itu sosialisai tentang vaksin serta penjelasan mengenai perbedaan rapid dan swab, di minggu kedua ada sosialisasi pembuatan jamu, minggu selanjutnya sosialisasi pembuatan sabun, kemudian nanti akan ada penanaman tanaman hidroponik dan penanaman toga di rumah bibit. Nah, kami juga ada proker pembuatan toilet dan pembenahan Posyandu untuk isolasi mandiri warga yang terkena Covid. Proker yang satu ini kami jalankan dengan berkolaborasi bersama kelompok KKN dari ITK," pungkas Faisal.

Kendati pelaksanaan KKNT ini dilakukan semi online. Namun, beberapa kendala seperti padatnya kuliah, penyusunan skripsi, serta bentrok jadwal temu antara mahasiswa dengan warga, ditambah peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah terkait pembatasan kegiatan, membuat pelaksanan KKNT ini sedikit lebih sulit dari perkiraan.

Berbeda dari kelompok 4, beberapa kelompok seperti kelompok 6 melaksanakan proker semi online ini dengan sistem yang berbeda. Mereka lebih menekankan untuk melaksanakannya secara online, seperti membuat video mencuci tangan yang benar serta membangun ruang diskusi via Whatsapp. Kelompok 6 ini juga berencana memadatkan proker offline-nya di akhir, dengan tujuan menghindari hal yang tidak diinginkan.

Meski menerapkan sistem penekanan secara online, ternyata ada beberapa kendala yang dialami. Salah satunya adalah banyaknya warga yang masih belum memiliki smartphone sebagai alat untuk mempermudah kelancaran proker ini. Hal ini menyebabkan respons masyarakat sangat minim pada program kerja kelompok KKNT ini, dan berharap diadakannya proker yang dilaksanakan secara offline.

Dihubungi pada Minggu (13/3), Ahmad Akbar, selaku ketua kelompok 6 KKNT mengungkapkan surveinya tentang respons masyarakat terhadap proker mereka, “untuk sekarang respons dari warga masih minim, tapi kalau dari survei kemarin, warga menginginkan kegiatan (proker) dilaksanakan secara offline."

Dengan melihat hasil survei, rencananya proker selanjutnya akan dilaksanakan secara langsung sesuai dengan keinginan warga. Program juga akan dipersiapkan sebaik mungkin dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan mengusung tema Corona, kelompok ini berharap semua proker dari program KKNT Famul dapat memberikan edukasi serta manfaat bagi warga desa dan khalayak umum. (fsf/vyn/bey/rqf/bae/rst)





Kolom Komentar

Share this article