Berita Kampus

Keamanan Kampus Kian Rawan, Aliansi Mahasiswa Kembali Serbu Rektorat

Aksi Jaringan Advokasi Mahasiswa Unmul menuju gedung Rektorat

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Jaringan Advokasi Mulawarman menyerbu Gedung Rektorat Unmul pada Kamis (15/3) lalu. Mengusung tema ‘Unmul Darurat Keamanan’, massa aksi menggelar aksi teatrikal sembari membawa empat tuntutan utama, yakni (1) mempertanyakan kejelasan Standard Operational  Prosedur (SOP) keamanan kampus, (2) mendesak rektor untuk menambah dan memaksimalkan fasilitas keamanan kampus, (3) meminta kejelasan fungsi portal di tiga titik akses masuk Unmul, dan (4) menuntut transparansi anggaran keamanan kampus.

Aksi dimulai sejak pukul 08.00 Wita dengan melakukan long march dari halaman Fakultas Komputer dan Teknik Informatika (FKTI) ke halaman Gedung Rektorat. Saat tiba, massa aksi yang berjumlah 86 mahasiswa langsung disambut Rektor Unmul Masjaya dan Wakil Rektor II Bidang Umum, SDM, dan Keuangan Abdunnur.

Belakangan diketahui, BEM KM Unmul telah membuat janji jauh-jauh hari dengan rektor untuk audiensi, meski tanpa menginformasikan akan adanya aksi. Setelah orasi dilontarkan, seluruh massa aksi dipersilakan memasuki ruang audiensi tanpa kecuali.

Setelah audiensi, aksi berlanjut dengan long march dan aksi teatrikal lagi di simpang antar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan Lembaga Pengembangan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).

Ditemui Sketsa, Presiden BEM KM Unmul Rizaldo memaparkan keresahannya yang menjadi dasar tuntutan. Aldo, sapaan akrabnya, menyebut bahwa Unmul tidak memiliki standar pelaksaan satpam yang satu atap. Maksudnya, tidak ada kesamaan antara satpam Unmul dan satpam di masing-masing fakultas.

Hal itu kemudian menyebabkan pelaksanaa pengamanan tidak berjalan dengan kompak. Sehingga, Jaringan Advokasi Mulawarman ingin menyatukan kembali kualitas petugas keamanan dengan diterimanya tuntutan-tuntutan ini.

"Rektor harus membuat Standar Satpam Indonesia (SSI). Jadi merata, petugas keamanan yang ada di Unmul secara kualitas," ungkapnya.

Selain itu, Jaringan Advokasi Mulawarman menyayangkan pengesahan SOP keamanan yang baru disahkan pada 2017 lalu. Menurut Aldo, sebuah kampus harusnya memiliki SOP keamanan sejak tahun pertama berdirinya kampus tersebut. Selain itu, Unmul juga dirasa tidak transpan anggaran dan tidak melibatkan mahasiswa dalam proses pembuatan SOP itu.

Dalam mengawal isu ini, Jaringan Advokasi Mulawarman telah menyepakati akan melakukan bedah SOP dengan pihak rektorat pada Selasa, 20 Maret mendatang. "Kita sudah buat janji kemarin, Selasa," katanya.

Terkait tuntutan poin dua, yakni mendesak rektor dalam menambah fasilitas keamanan, dikatakan Rizaldo, bukan hanya fasilitas seperti CCTV, namun juga petugas keamanan di Unmul yang dirasa beberapa tidak menjaga kualitas sesuai dengan standar yang ada.

"Banyak keluhan seperti di FIB, ada jam dimana satpam itu tidak ada di kampus. Itu kan jadi keresahan, padahal tugas satpam ini selalu terisi shift-nya selama 24 jam," ungkap mahasiswa FKIP angkatan 2013 ini.

Terpisah, Wakil Rektor II Bidang Umum, SDM, dan Keuangan Abdunnur mengapresiasi tuntutan mahasiswa yang mempertanyakan keamanan kampus dan kejelasan tentang tindak lanjutnya. Namun secara eksplisit, ia menyanggah tudingan bahwa mahasiswa tidak dilibatkan dalam membuat SOP keamanan.

“Mereka mempertanyakan, mengapa tidak melibatkan mahasiswa kata presidennya (BEM KM Unmul Rizaldo)? Padahal konsep itu dibuat oleh presiden (BEM KM Unmul) sebelumnya,” lugasnya.

Atas dasar pertanyaan seputar keamanan itulah, saat audiensi, pihak rektorat memberikan SOP keamanan ke mahasiswa untuk dikoreksi berdasar kajian kritis mahasiswa. Itu artinya, tuntutan pertama massa aksi telah dikabulkan.

“Intinya kan sepakat bahwa mahasiswa menuntut keamanan kampus level A, karena Unmul akreditas A. Akreditasi meningkat, keamanan kampus juga harus meningkat. Setuju kan? ‘Oke’ kata mereka. UKT tidak meningkat juga ya? ‘Enggak, Pak’ kata mereka. Ya sudah,” tambahnya dengan intonasi suara yang santai. (snh/dan/aml)



Kolom Komentar

Share this article