Berita Kampus

Kaleidoskop 2018: Peristiwa Penting di Unmul

Kaleidoskop Berita Sketsa Tahun 2018.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Sebagai lembaga pers kampus, LPM Sketsa Unmul selama satu tahun belakangan turut mengawal dan memberitakan isu-isu yang terjadi di kampus. Berikut Sketsa merangkum peristiwa yang turut mewarnai perjalanan Unmul di tahun 2018.

Januari

Terbatasnya fasilitas kampus hingga kurangnya dana, membuat mahasiswa harus mengeluarkan uang iuran yang rawan disalahgunakan. Beberapa hari selepas perayaan tahun baru, Prodi Penjaskesrek FKIP Unmul kembali diterpa isu pungli. Isu ini pun diketahui oleh Nurjamal, Kaprodi Penjaskesrek.

Setelah memanggil beberapa mahasiswa yang bersangkutan, diketahui bahwa memang ada upaya pungli, namun tidak sempat terjadi. Maraknya kasus pungli di kampus pendidik bukan kali ini saja terjadi, sebelumnya pada tahun 2013 seorang dosen berinisial RS terbukti melakukan penjualan diktat secara paksa sebagai kompensasi perbaikan nilai.

Memasuki tahun akademik yang baru, portal Sistem Informasi Akademik (SIA) Unmul mengalami perubahan. Perubahan terjadi pada konten dan tampilannya yang terlihat lebih modern. Namun perubahan rupanya kurang mendapatkan respons positif. Mahasiswa dibuat kebingungan karena belum ada sosialisasi sebelumnya.

Adapun konten yang ditambahkan adalah kolom prestasi ekstrakulikuler yang berisi tiga poin yaitu partisipasi kegiatan, kepengurusan lembaga, dan prestasi. Selain itu sebelum bisa melihat nilai, mahasiswa diwajibkan mengisi kuesioner penilaian terhadap dosen.

Selain perubahan portal SIA, Januari ditutup dengan kabar akan segera diresmikannya fasilitas ala bioskop yaitu Ruang Sinema Perpustakaan Unmul. Kabar ini mendapat reaksi positif dari kalangan civitas academica Unmul. Ruangan yang dapat menampung hingga 70 orang ini bisa diakses mahasiswa, baik untuk pemutaran film ataupun kegiatan bedah film.

Februari

Memasuki bulan Februari pada Jumat (9/2) Aliansi Garuda Mulawarman gelar aksi pencerdasan untuk menolak MoU antara TNI dan Polri. Kurang lebih ada sekitar 80 mahasiswa yang terlibat dalam aksi tersebut. Sebelumnya pada 23 Januari 2018 lalu, TNI dan Polri menerbitkan nota kesepahaman terkait bantuan TNI Polri dalam rangka memelihara ketertiban masyarakat.

Artinya, dalam rangka pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat yang mencakup menghadapi unjuk rasa, mogok kerja, kerusuhan massa, konflik sosial serta mengamankan kegiatan masyarakat yang dianggap rawan kerusuhan. Rizaldo selaku Presiden BEM KM Unmul 2018 mengatakan bahwa penolakan dilakukan karena campur tangan militer bisa berpotensi melangar hak asasi warga negara terkait kebebasan berpendapat.

Kabar dua mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin (Unhas) yang juga seorang aktivis mendapatkan skorsing akhirnya sampai juga di Unmul. Rezki Ameliyah dan Mohammad Nur Fikqri mendapat skorsing karena menempelkan poster yang bertuliskan “Kampus Rasa Pabrik” di area sekitar kampus. Beruntung skorsing tersebut segera dicabut.

Berbeda dengan Ketua Umum BEM UI Zaadit Taqwa yang dengan lancang memberikan kartu kuning kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo pada acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia. Aksi Zaadit lantas viral di media sosial, namun Zaadit tidak mendapatkan hukuman ataupun skorsing seperti dua mahasiswa Unhas.

Sementara itu, menjelang akhir bulan Februari dua mahasiswa Unmul yakni Yulianti dan Rafikah mengalami aksi penjambretan. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 09.30 Wita. Keduanya berada di atas motor dan melintasi jalan di sekitar homestay sebelum gedung Pascasarjana. Tiba-tiba dua orang laki-laki menyerempet motor mereka dan berusaha merebut handphone yang dipegang.

Meski aksi penjambretan itu gagal, motor yang mereka kendarai tersenggol dan keduanya terjatuh. Rafikah mengalami luka ringan dan segera dibawa ke RSUD A.W. Sjahranie. Keduanya pun merasa trauma. Kurangnya jumlah personil pengamanan kampus, membuat daerah sekitaran Unmul rawan terjadi tindakan kriminal, apalagi pada malam hari.

Akhir Februari merupakan akhir perjalanan panjang polemik Pemira Fakultas Hukum (FH) yang setelah dua bulan menggantung. Sebelumnya melalui BPPR, Pemira FH ditetapkan berakhir aklamasi dengan memenangkan pasangan Cipta-Hardjuno. Hal ini menuai kecaman dari berbagai pihak. Suasana kian memanas hingga Dekan FH Mahendra Putra Kurnia turun tangan. Berbagai upaya dilakukan seperti audiensi berkali-kali digelar. Pada audinesi terakhir Mahendra memberikan dua pilihan yaitu: Pemira Ulang atau BEM FH dibekukan.

Akhirnya pada Selasa (27/2) Mahendra mengeluarkan surat keputusan bernomor 34/KM/2018, bahwa Dekan FH dengan bulat menolak hasil Pemira BEM FH 2017. Di mana dalam surat tersebut terdapat enam poin, salah satunya meniadakan kepengurusan BEM FH 2018 sampai terpilih Presiden dan Wakil Presiden BEM secara demokratis. Dengan kata lain, BEM FH secara resmi dibekukan.

Maret

Ketua DPM KM Unmul, Dwi Luthfi berikan kartu kuning kepada Presiden BEM KM Unmul. Bedanya kartu kuning tersebut tidak diberikan secara langsung seperti Zaadit, namun melalui unggahan Instagram stories DPM KM Unmul yang isinya “Menuju Kartu Kuning untuk Presiden BEM KM Unmul 2018” dengan diikuti tagar #EksekutifManja. Alasan kartu kuning tersebut keluar karena kekecewaan DPM KM Unmul yang tidak diundang dalam raker BEM KM Unmul.

Nahas dialami oleh Andi Muhammad Akbar dan tiga orang massa lainnya yang tergabung dalam gerakan Gerakan Pejuang Demokrasi (GMPD). Lengan kanan Presiden BEM FISIP Unmul 2018 itu bolong terkena peluru karet petugas saat melakukan aksi Tolak UU MD 3 di muka Kantor DPRD Provinsi Kaltim. Aksi yang semula damai kemudian ricuh. Massa akhirnya membubarkan diri. Malamnya GMPD melaporkan perkara ini ke Polresta Samarinda.

Pertemuan Rapat Koordinasi dan FGD yang dilakukan oleh rektor, wakil rektor, beberapa dekan, dewan pengawas, serta dewan pertimbangan Unmul mendapatkan kritik. Salah satunya dari Prof. Adam Idris, di mana pembahasan Statuta yang tidak libatkan para senat lainnya. Ditambah lagi, kala itu Masjaya akan maju dalam pilrek yang dianggap akan memuluskan langkahnya sebagai petahana. Kabar tersebut langsung diklarifikasi, pertemuan tersebut merupakan desakan dari Kemenristekdikti.

April

Bulan April diwarnai oleh berbagai aksi dari mahasiwa, meski langit siang itu mendung, aksi penolakan terhadap fluktuasi BBM dilakukan. Aksi gabungan BEM KM Unmul dan beberapa BEM fakultas tersebut awalnya dilakukan di depan kantor DPRD, namun tidak ada anggota DPRD yang bisa ditemui. Akhirnya massa berpidah ke Terminal BBM (TBMM) Pertamina Samarinda yang berada di Jalan Cendana. Pagar TBMM Pertamina akhirnya disegel massa menggunakan rantai besi. Tak lama perwakilan Pertamina bersedia menemui massa.

Masih ada kaitannya dengan Pertamina, kali ini pertemuan khusus BEM FEB dengan Pertamina. Pertemuan dihadiri oleh tujuh orang di antaranya Freijae Rakasiwi, pihak Pertamina dan pemagang di Pertamina. Awalnya yang dibahas adalah Pertamina Goes to Campus (PGTC) dan blok Mahakam. Namun perlahan niatan Pije terendus, rupanya saat itu lebih banyak dibahas pengajuan proposal dari BEM FEB terkait education trip ke Pertamina sekaligus meminta bantuan sponsor untuk acara Eco Summit.

Tindakan yang dilakukan Pije, akhirnya tersebar dan mendapatkan kecaman berbagai pihak. Salah satunya Gita, anggota magang Pertamina menyebutkan Pije sedang bermain ‘politik dua kaki’ terhadap dua lembaga: Pertamina dan Aliansi Garuda Mulawarman. Sebelah kakinya menapak ke Pertamina untuk meminta bantuan, sebelah kaki lainnya memijak ke Aliansi Garuda Mulawarman untuk meneriakkan tuntutan.

Hilangnya 15 orang peserta Lomba Lintas Alam Gugus Depan Universitas Mulawarman (LLAGUM) sempat membuat heboh. Kabar tersebut diketahui melalui broadcast yang disebarluaskan Alluvia Haliza, mahasiswi Universitas Widyagama dalam sebuah grup bernama Krepa Smada. Sejak awal beberapa sangga banyak yang tersesat namun masih bisa ditemukan. Nahas bagi 15 peserta lainnya tak kunjung ditemukan.

Akhirnya tim SAR berhasil menemukan 15 orang peserta itu, mereka ditemukan di dekat lokasi pertambangan PT. Perdana Karya daerah L2 Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. 11 di antaranya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan 4 lainnga ke Rumah Sakit Umum AM Parikesit.

Mei

BEM FEB adakan konferensi pers terkait pemberitaan Sketsa, bahwa BEM FEB yang dituding munafik bahkan berpolitik kaki. Konferensi Pers dihadiri oleh Gubernur BEM FEB, Freijae Rakasiwi alias Pije dan beberapa kepanitiaan Eco Summit, Sukardi, Saipul, Yasmin, dan Anwar (nama samaran) serta 30 anggota internal BEM. Diagendakan untuk menampik tudingan negatif yang beredar terhadap pihaknya, Pije dan yang lainnya membeberkan berbagai macam alasan bahwa pihaknya memiliki kepentingan yang berbeda dalam agenda Eco Summit dan dua aksi (19 Maret dan 4 April) terkait kenaikan harga BBM non-subsidi serta kelangkaan BBM subsidi.

Selanjutnya, dalam rangkaian Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) bersama 24 organisasi internal dan eksternal melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur, dan Aliansi Garuda Mulawarman di kantor Dinas Pendidikan. Kedua aksi tersebut mengusung masalah pendidikan saat ini namun dengan substansi yang berbeda, sehingga titik aksi terpisah. Walaupun dengan poin tuntutan yang berbeda, kedua aksi ini tetap bertujuan untuk mengkritisi pemerintah terhadap kualitas pendidikan di Kalimantan dari berbagai perspektif, seperti kesejahteraan tenaga pendidik, anggaran fasilitas sekolah hingga transparansi anggaran pendidikan.

Beranjak ke isu lingkungan, Sketsa berkesempatan hadir dalam Pesta Laut yang diprakarsai oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim pada 5 Mei 2018 lalu. Diselenggarakan di bawah Jembatan Dondang, Kutai Kartanegara. Aksi ini ditujukan sebagai bentuk perlawanan rakyat atas tambang dan sawit yang merugikan sekaligus menyoroti tambang yang ditunggangi kepentingan politik.

Ketimpangan antara jumlah dosen ahli atau dosen setara profesor yang ada di sejumlah universitas membuat Kemenristekdikti berencana mendatangkan 1.000 dosen dari luar negeri. Sketsa berinisiatif untuk mencari tahu respon dosen di Unmul, salah satunya Prof. Sutadji, dosen FISIP mengatakan. “Tidak mungkin Unmul menggaji dosen asing. Orang UKT Mahasiswanya saja rendah, mau gaji pakai apa?” responsnya.

Juni

Telah terakreditasi A sejak 2017 silam, Unmul dipercayakan untuk mengasuh tujuh Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Sebelum menggagas kegiatan ini, Unmul harus mengirim proposal ke Kemenristekdikti. Dari 36 proposal yang diterima, 29 proposal dinyatakan lolos dan termasuk Unmul di dalamnya. Dengan ini Unmul membuat naskah deklarasi budaya penjaminan mutu sebagai bentuk awal kerjasama kepada perguruan tinggi yang diasuh. Tentunya, Unmul harus meningkatkan mutu internal terlebih dahulu sebelum meningkatkan mutu perguruan tinggi lain.

Juli

Pemilihan rektor cukup mewarnai bulan ini. Rapat Senat yang diadakan pada 10 Juli 2018 lalu berlangsung ricuh. Semula agenda pembacaan visi misi yang dimulai dari Asnar, menjadi agenda untuk memprotes sistem pemilihan rektor yang bersifat voting. Protes tersebut berbuntut panjang hingga Ia mendaftarkan gugatan Pilrek ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Asnar beralasan bahwa menemukan banyak kejanggalan sehingga ia membawa permasalahan ini ke meja hijau. Walaupun tertunda karena surat yang dikirim Kemenristekdikti, pilrek kembali dijalankan hingga pada 11 Oktober Masyjaya kembali terpilih secara aklamasi.

Melirik pada kampus Pendidikan, sistem baru KKN PPL terintegrasi yang belum sepaham antara pihak birokrat dengan mahasiswa melahirkan sebuah audiensi. Dihadiri oleh Dekan FKIP Amir Masruhim dan jajarannya, BEM FKIP, dan perwakilan kelompok KKN. Audiensi ini berhasil memberi pemahaman dan menerangkan informasi terkait KKN yang akan mengikuti lokasi PPL serta keterbukaan hal-hal yang dirasa janggal.

Agustus

Memasuki bulan Agustus, lembaga disibukkan dalam agenda tahunan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Wakil Presiden BEM KM sekaligus Ketua Panitia Prasasti Mulawarman Miftahul Mubarok mendapat kecaman dari kalangan organisatoris sebab unggahan Insta stories-nya disela-sela agenda tersebut. Kata “goblok” tersebut disinyalir untuk menyindir beberapa fakultas yang tidak hadir atau walk out pada saat itu. Hal ini cukup mewarnai PKKMB 2018 karena banyak yang merasa tersindir, namun Miftah berdalih bahwa yang merasa tersindir jelas terbawa perasaan alias baper.

Lain dengan Fakuktas Hukum. Dalam rangka pengenalan kepada maba FH, malah terjadi kericuhan yang dibuat oleh DPM FH. Blokade jalan menuju fakultas membuat PKKMB dialihkan di gedung MPK. Selanjutnya, muncul mahasiswa senior sembari membunyikan sirine toad dan berteriak meminta acara dibubarkan sehingga acara berpindah di lantai 2 Gedung Rektorat. Mujib (nama samaran) mengaku terkejut dengan sikap mahasiswa senior, “Bisa dibayangkan psikis seorang mahasiswa (baru). Kita ini masih siswa SMA yang langsung dihadapkan dengan masalah orang dewasa. Tentu saja psikis teman-teman tidak baik,” keluh Mujib.

September

Bersama IsDB, Unmul siap bangun 7 infrastruktur. Di antaranya Laboratorium Riset Farmasi, Science Learning Center, Laboratorium Terintegrasi, ICT Center, Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, serta renovasi lanskap dan trotoar di lingkungan kampus Unmul.

Dalam acara groundbreaking, dihadiri langsung oleh Mohamad Nasir, Menristekdikti. Menandakan akan dimulainya proses pembangunan di kampus Unmul. Selain pembangunan sarana dan prasarana fisik, proyek ini juga meliputi pembangunan sumber daya manusia dan penambahan perlengkapan penunjang perkuliahan.

Oktober

FISIP digegerkan dengan isu tak menyenangkan ihwal dugaan adanya tindakan plagiarisme. Hal ini menyangkut karya tulis milik mahasiswa oleh Dekan FISIP Muhammad Noor, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Hairunnisa, dan salah seorang dosen Prodi Administrasi Negara, Hariati--dalam salah satu agenda di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda pada 15 Februari 2018.

Disinyalir terdapat 3 tulisan karya mahasiswa. Tim riset MPM FISIP mengkomparasikan karya asli dan dugaan plagiat, rupanya berbuah kecurigaan. Sejumlah kesamaan isi tulisan ditemukan. Meski pada akhirnya karya tersebut dihapus dalam daftar dan tak lagi dapat diakses. Andi Muhammad Akbar Presiden BEM FISIP 2018 telah melaporkan kasus ini ke rektor. Sementara itu pihak rektorat tengah membentuk tim untuk menguji dugaan plagiarisme ini.

Selanjutnya pada akhir September, Indonesia kembali berduka. Gempa bumi dan tsunami menghantam beberapa daerah bagian Sulawesi Tenggara (Sulteng)yang meninggalkan luka dalam ingatan. Peristiwa itu mengundang banyak simpati dan empati masyarakat Indonesia. Bantuan dan relawan silih berganti mengalir untuk membantu para korban. Tak terkecuali civitas academica Unmul.

Pada 8 Oktober lalu, Unmul mengumpulkan sekitar 20 mahasiswa yang berasal dari Sulteng untuk diberikan beasiswa sebagai bentuk belasungkawa atas kejadian yang menimpa keluarga mereka. Selain itu Unmul juga menjadi salah satu PTN yang menerapkan program sit in yang digagas Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) sebagai bentuk kepedulian bagi mahasiswa Universitas Tadulako (Untad). Agar tetap dapat mengikuti perkuliahan sebagaimana mestinya.

November

Awal November dibuka dengan polemik pemira FIB. Mulai dari dugaan pemira tak transparan dan tertutup dalam pembentukan BPPR, hingga pembubaran BPPR. Belakangan hal ini diakui oleh Ketua DPM Muhammad Faqih Hendrian sebagai kesalahan DPM. Hingga berakhir dengan aklamasi setelah pembentukan ulang rangkaian pemira.

Di penghujung tahun, aroma pesta demokrasi kian terasa di berbagai fakultas. tercatat beberapa fakultas telah melaksanakan pemira pada 2018. Di antaranya FEB, FISIP, FKIP, FKM, dan Farmasi. Sedangkan FIB, FK, FKTI, Fahutan, FT, dan FPIK berlangsung aklamasi. Serta FMIPA dan Faperta berlaga dengan kotak kosong. Pun di bulan kesebelas ini pemira BEM KM mulai dihelat.

Desember

Kasus plagiarisme kembali merebak. Dalam rangka peringati hari-hari besar nasional, alih-alih BEM FIB tak mencantumkan sumber tulisan yang merupakan saduran dari internet dalam unggahannya di media sosial. Hal ini diakui BEM FIB hingga akhirnya merilis surat permohonan maaf atas tindakan plagiasi pada 6 Desember itu. Sejauh ini diakui Mardiana, Kepala Biro Media Informatif bahwa sebanyak 30 postingan tak tercantum sumber tulisan.

Sementara kisruh pemira BEM KM semakin memanas saat debat kandidat. Timses nomor urut 2 menduga adanya tindakan diskriminatif yang dilakukan KPPR. Menurutnya, ada beberapa kejanggalan yang terjadi, mulai dari timeline pemira, kecurigaan terhadap jumlah KTM paslon Febri-Furqon yang melejit hingga perilisan berita acar. DPM KM maupun KPPR juga dianggap tak mampu menghadirkan bukti otentik berupa berita acara--yang dinilai menyebabkan ambiguitas dan merugikan paslon dua.  Dengan begitu, Akbar-Rifai menyatakan dengan tegas mengundurkan diri dan mencabut berkas pencalonan. Namun lagi-lagi tak diaminkan KPPR. Tak elak, situasi semakin tak kondusif hingga petugas keamanan turut mengamankan dan berbuntut pada penundaan pemungutan suara.

Setelah berbagai kontroversi yang terjadi, sempat diadakan mediasi tertutup bersama Encik Akhmad Syaifuddin selaku WR III. dari pertemuan tersebut diperoleh hasil bahwa gelaran pemira ditunda dan keputusan diserahkan sepenuhnya pada DPM KM, sebab peristiwa ini tergolong Kejadian Luar Biasa (KLB). Akhir pelik pemira, paslon 2 Akbar-Rifai dinyatakan gugur dan Febri-Furqon melaju secara aklamasi.

Akhir tahun ditutup dengan hujan kritik kinerja DPM KM dan BEM KM pada kongres KM (29/12). Setelah melewati masa bakti kepengurusan 2018, inilah saatnya Rizaldo-Miftah melaporkan pertanggung jawaban beserta jajaran kabinet. Dihadiri oleh lembaga dan UKM se-Unmul yang menembaki kritikan satu-persatu. Agenda itu sekaligus dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden BEM KM 2019 yang dengan lantang mengikuti sumpah jabatan yang dipimpin oleh Luthfi. Hal ini menandakan telah resmi keduanya menjadi nakhoda baru BEM KM Unmul 2019.

Demikian napak tilas Unmul di tahun 2018. Peliknya masalah-masalah yang terjadi tentu tak mungkin hanya didiamkan. Selalu ada jalan keluar bagi yang serius menanganinya. 2019 baru saja kita napaki. 2018 berlalu, biarlah menjadi evaluasi gerakan perbaikan di kemudian hari. (wil/arr/snh/els)



Kolom Komentar

Share this article