Berita Kampus

Imbas dari Meme Hujatan, Kaprodi THP Ancam Nilai Tak Diumumkan

Beredarnya meme yang menghina coordinator assistant (co.ass/koas) di facebook oleh akun bernama Alim Dan Bersahaja pada (9/5) lalu membuat geram seluruh kalangan Faperta Unmul. (Sumber gambar: Dok. Sketsa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Beredarnya meme yang menghina coordinator assistant (co.ass/koas) di facebook oleh akun bernama Alim Dan Bersahaja pada (9/5) lalu membuat geram seluruh kalangan Faperta Unmul, khususnya Teknologi Hasil Pertanian (THP).

(Baca: https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/disuruh-tulis-tangan-oknum-hujat-senior-thp-lewat-meme/baca )

Kasus yang berawal dari tugas laporan dengan tulis tangan ini membuat mahasiswa THP lainnya terkena imbas. Pasalnya, semenjak meme tersebut viral, mahasiswa kerap disindir oleh dosen maupun koas. Khairul Anas, mahasiswa THP angkatan 2014 mengaku, ketika praktium koas selalu menyinggung terkait penulisan laporan dengan tulis tangan.

"Sebenarnya saya merasa malu, karena sejatinya mahasiswa harus memiliki pikiran yang solutif. Jika ada masalah atau sistem yang kurang baik, seharusnya dibicarakan bersama agar ada solusi perbaikannya," tutur Khairul kepada Sketsa (18/5) lalu.

Khairul menilai, tindakan mem-bully senior dengan foto meme itu merupakan tindakan yang tak bertanggung jawab. Lantaran, pelaku menggunakan akun palsu, serta adanya kata-kata hujatan yang tak sepantasnya diucapkan sebagai mahasiswa.

Ia menduga, pelaku takut akan terkena sanksi dari dosen jika memberitahukan identitasnya.

"Padahal, imbas dari perbuatannya dirasakan hampir seluruh mahasiswa THP,” imbuhnya.

Meski, kali pertama dialami prodi THP hal ini dapat dijadikan bahan instropeksi. Apabila, ada hal sama terulang kembali, Khairul dan kawan mahasiswa akan mendiskusikannya ke pihak fakultas ataupun himpunan mahasiswa terkait.

“Kalaupun yang dikeluhkan masalah laporan tulis tangan lagi, harap dibicarakan dengan terus terang,” katanya.

Ketua Prodi (Kaprodi) THP, Hudaida Syahrumsyah juga turut menyesalkan ulah mahasiswanya tersebut. Menurutnya, hal yang dilakukan tersebut tidak mencerminkan sebagai seseorang yang terpelajar.

“Masak disuruh bikin laporan tulis tangan aja heboh. Itu kan bukan bahasa mahasiswa, bahasa preman," kelakarnya.

Hudaida menjelaskan, kebijakan tulis tangan adalah aturan dari penanggung jawab praktikum. Ini merupakan antisipasi agar mahasiswa tidak mencontek dan benar-benar mengerjakan laporannya.

“Jadi, bukan kita mempersulit mahasiswa. Sebenarnya, kalau dia sadar malah lebih bagus dengan tulis tangan sendiri, dia ngerti apa yang dia kerjakan,” tambahnya.

Saat ini, pihak prodi sedang melacak pemilik akun facebook penyebar meme itu. Selanjutnya, pihaknya berjanji akan memberikan peringatan secara langsung. Bahkan, Hudaida berencana untuk tidak mengumumkan nilai mahasiswa sampai ada yang mengaku.

“Sudah kita tau arahnya ke mana, ya paling ndak kan, dipanggil ke jurusan. Mungkin, nilainya ndak diumumkan kalau gak ada yang mau ngaku,” tegasnya. (krv/arr/cin/can/jdj)



Kolom Komentar

Share this article