Berita Kampus

Gertak Skorsing Bagi Aktivis Kampus

Surat skorsing dua mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin (Unhas) Rezki Ameliyah dan Mohammad Nur Fikqri. (Sumber foto: istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Menjadi aktivis kampus bukanlah hal yang mudah. Apalagi aktivis yang kritis. Selalu mengkritik apa saja yang terjadi di kampusnya. Berperan aktif mengamati perkembangan di universitas tempatnya menimba ilmu. 

Baru-baru ini dua mahasiswa Hubungan Internasional (HI) Universitas Hasanuddin (Unhas) yakni Rezki Ameliyah dan Mohammad Nur Fikqri mendapat skorsing karena menempelkan poster yang bertuliskan “Kampus Rasa Pabrik” di area sekitar kampus. Tindakan mereka dinilai melanggar peraturan kampus. Hukuman tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Rektor Unhas Nomor 1595/UN4/05.10/2013. Tak tanggung-tanggung, mereka mendapat skorsing selama dua semester.

Beruntung, Kamis (08/2) lalu, hukuman skorsing keduanya resmi dicabut. Komisi Disiplin Unhas melakukan sidang banding dan mengeluarkan pernyataan bahwa keduanya kini bebas dari hukuman skorsing. 

Berbanding terbalik dengan Ketua Umum BEM UI Zaadit Taqwa yang dengan lancang memberikan kartu kuning kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo. Pemberian kartu kuning saat itu diperlihatkan langsung saat Jokowi tengah memberikan pidato dalam acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia (UI), Jumat (02/1) lalu.

Zaadit beralasan jika dirinya memberikan peringatan karena masih banyak problematika yang ditanggung rakyat. Bahwasanya program kerja orang nomer satu di Indonesia ini belum sepenuhnya berjalan baik. Aksi Zaadit lantas viral di media sosial, namun Zaadit tidak mendapatkan hukuman ataupun skorsing seperti dua mahasiswa Unhas.

Senin (19/2) sore, awak Sketsa menemui Aditya Ferry Noor aktivis kampus yang juga aktif dalam berbagai organisasi. Baik di dalam dan di luar kampus. Ferry mengungkapkan bahwa wajar seorang mahasiswa bersikap demikian. Di samping tugas mahasiswa menuntut ilmu, mahasiswa juga berperan penting dalam perkembangan sebuah bangsa.  

"Wajar mereka berbuat seperti itu, karena dapat kabar kalau di sana kasusnya sudah parah banget, harusnya pihak birokrat paham dan terbuka. Artinya ada sebabnya kenapa mahasiswa nya seperti in," ujar Gubernur BEM FEB tahun 2017.

Ferry menjelaskan bahwa ada penyebab mengapa mahasiswa Unhas berprilaku vandal, yakni pihak birokrat yang anti kritik. Mahasiswa Prodi Manajemen ini juga menyatakan bahwa melihat birokrat yang seperti itu sudah seharusnya mahasiswa ambil sikap. Menurutnya, dalam menyikapi keresahan tersebut sebaiknya mahasiswa bermusyawarah terlebih dahulu.

"Banyak yang mengaku sebagai mahasiswa tapi ujung-ujungnya adalah provokator sehingga berdampak pada mahasiswa lainnya. Hal ini yang harus dijaga dan diperhatikan mahasiswa jangan sampai terjadi seperti itu," tutupnya. (fir/ubg/tia/els)



Kolom Komentar

Share this article