Berita Kampus

Galeri Rimba Ilmu dan Ruang Baca Bagi Difabel

Galeri Rimba Ilmu: Salah satu wajah baru ruang Perpus Unmul

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Selama satu bulan terakhir ada yang berbeda dari perpustakaan milik Universitas Mulawarman (Unmul). Seperti diketahui, selama ini lantai satu perpustakaan terlihat cukup lengang, menyisakan petak-petak yang masih bisa dimanfaatkan. Menyadari hal itu, pihak pengurus perpustakaan pun gesit berbenah.

Unis Sagena, direktur eksekutif UPT Perpustakaan Unmul menerangkan, terdapat dua ruang baru yang mengisi lantai satu perpustakaan. Pertama dibangun sebuah ruang dengan lapisan kaca yang mengelilingi, ruang itu diberi nama Galeri Rimba Ilmu. Sesuai dengan namanya, galeri tersebut mengusung nuansa hutan tropis. “Kami banyak mengambil desain interiornya langsung dari hutan. Seperti ranting, itu diambil langsung dari Kebun Raya Unmul Samarinda,” tukasnya.

Adapun, Galeri Rimba Ilmu dibuat oleh pihak perpustakaan untuk mendukung pola ilmiah pokok (PIP) Unmul. Berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis hutan tropis. Selain itu, di papan tajuk ditulis sebuah pesan sarat makna “Apa yang hutan tidak berikan?”

“Itu bisa jadi pertanyaan sekaligus pernyataan. Apa yang hutan tidak berikan? Dia sudah memberi segalanya. Sebagai manusia kita harus menjaganya dan membalas budi baik hutan. Itu juga yang diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa,” terangnya.

Diperlukan waktu selama tiga bulan hingga akhirnya Galeri Rimba Ilmu bisa dilihat seperti sekarang. Sayang, galeri hanya boleh dinikmati mahasiswa dari luar tembok kaca. Unis menjelaskan, ruang itu memang khusus dibuat menjadi galeri dan bukan sebagai ruang baca. Untungnya, buku-buku yang dipajang di galeri bisa dipinjam oleh mahasiswa. “Tinggal catat judul bukunya kemudian cari di lantai atas. Persediaannya ada banyak. Buku yang dipajang di galeri mulai dari koleksi terbaru, paling menarik sampai best seller,” imbuh Unis.

Selanjutnya, ruang kedua yang ikut meramaikan lantai satu perpustakaan adalah ruang baca difabel. Dibuat untuk para mahasiswa difabel yang menempuh pendidikannya di Unmul. Sadar masih kurangnya pelayanan terhadap kaum difabel, menjadi pendorong hadirnya ruang baru tersebut. “Sengaja diletakkan di lantai satu supaya lebih mudah dijangkau,” tambahnya.

Unis mengaku, saat ini belum ada data kongkret jumlah mahasiswa difabel di Unmul. Ia berharap dengan adanya ruang baca khusus bisa membuat mahasiswa difabel tak sungkan untuk berkunjung dan belajar di perpustakaan. Saat ini, Unis sedang berusaha untuk mengumpulkan buku-buku yang bisa digunakan kaum difabel. Pihaknya sudah menyurati dinas pendidikan dan dinas sosial untuk menyumbangkan buku dengan tulisan huruf braille. “Secepatnya kami harap ruang baca difabel bisa digunakan,” pungkasnya.

Unis menambahkan, sebagai perguruan tinggi Unmul harus sudah melek dengan fasilitas kaum difabel. Tidak menunggu datangnya mahasiswa difabel baru mulai menyediakan fasilitas, tetapi sediakan fasilitas dulu agar kaum difabel tak sungkan untuk belajar. (wal)



Kolom Komentar

Share this article