Dua Remaja Dipergoki Bersetubuh di Unmul
Sumber ilustrasi: radarjogja.co.id
- 21 Sep 2016
- Komentar
- 4888 Kali
SKETSA- Entah pijar apa yang ada di kepala dua remaja ketika memutuskan bergulat tanpa sehelai benang di kawasan Unmul. Rindang hijau dengan lahan terbuka, dua remaja beserta berahi yang tak tahu tempat menambah kebobolan Unmul.
Pada Minggu (18/9) sekitar pukul 14.30 Wita, tertangkap dua pelaku asusila di Fakultas Kehutanan, Unmul. Dua wajah dengan usia masih di bawah umur. Pelaku laki-laki berinisial DR (15)itu merupakan siswa SMP kelas 3 diringkus bersama pasangannya, NH (16)yang kini tak bersekolah.
Awal kali keduanya saling mengenal melalui media sosial Facebook. Tak ada status hubungan sepasang kekasih, tapi tak juga menahan hasrat mereka berguling. Mulyadi, saksi mata, memergoki keduanya setelah mencium gerak-gerik tidak wajar. Ada dua remaja tidak kembali setelah melewati bangunan kosong di seberang Laboratorium Industri Hasil Hutan Fahutan. Benar saja setelah dicek Mulyadi memergoki tindakan tak senonoh dan menemukan tiga bungkus alat kontrasepsi yang pelaku bawa.
“Sekitar setengah jam baru saya pergoki, langsung saya tangkap.Interogasi dan saya panggil orang tuanya,” kisahnya.
Dalam pengakuannya, DR mengatakan ia khilaf hingga berani bertindak nekat. Padahal, kata Mulyadi, berdasar dari keterangan yang ia korek, DR adalah siswa berprestasi di sekolahnya. Ia atlet anggar dan biasa mengikuti kejuaraan antar sekolah.
Tindak kebablasan itu sampai juga di telinga Aldy Bismo Prayogo, ketua LEM SYLVA. “Saya posisi ada di sekretariat IKA waktu itu. Kami didatangi oleh dua orang yang menangkap, baru kita cek kesana semua sekitar enam orang” ujarnya.
Aldy tak mau pihaknya terlibat lebih jauh. Setelah interogasi dan kedua pihak keluarga dipertemukan, kasus lantas diselesaikan secara kekeluargaan.
Penangkapan kasus asusila tidak hanya terjadi sekali ini saja. Bukan hanya di Fahutan, tetapi juga terjadi di fakultas lain.Aldi meminta pihak keamanan harus lebih ketat dalam penjagaan. Menurutnya itu bertujuan sebagai upaya mawas diri. Karena belakangan kampus Unmul mulai rawan.“Harusnya penjagaan lebih intensif meskipun hari libur harusnya‘kan ada shift,” protesnya.
Sementara itu dihubungi melalui sambungan telepon, Wartono, Kepala Satuan Tugas (Satgas) Keamanan Unmul mengaku, pihaknya belum mengambil langkah terkait peningkatan keamanan akibat kasus tersebut. “Kalau masalah penjagaan, ya, tergantung keamanan di lingkungan fakultas masing-masing,” seloroh Wartono.(krv/e2)