Berita Kampus

Dua Arah Audiensi FKIP Bahas Budgeting dan Persoalan Kampus

Suasana audiensi antara lembaga kemahasiswaan FKIP Unmul dengan birokrat FKIP. (Foto: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA  - Selasa (13/2) lalu, Ruang Micro Teaching 1 FKIP Unmul dominan diisi mahasiswa mengenakan almamater Unmul. Pukul 14.00 Wita mereka terlihat berkumpul dan duduk rapi. Siang itu diagendakan audiensi antara lembaga kemahasiswaan FKIP Unmul dengan birokrat FKIP. 

Dihadiri oleh perwakilan lembaga se-FKIP, antara lain BEM FKIP, DPM FKIP, LDK FKIP, serta gabungan himpunan program studi (prodi) FKIP. Sementara dari pihak birokrat, dihadiri dekan dan seluruh jajaran wakil dekan beserta Kasubag Keuangan. Dua pokok utama yang dibahas pada pertemuan hari itu, yaitu soal budgeting dan keamanan kampus.

Selang tiga puluh menit, acara mulai masuk pembahasan utama. Arif Tirtana Wakil Gubernur BEM FKIP selaku moderator mempersilakan jajaran birokrat. Hanafi selaku Kasubag Keuangan FKIP memaparkan data anggaran dana. Diketahui, jumlah uang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) FKIP secara keseluruhan sebesar Rp17,6 miliar. Dengan rincian, Rp4 miliar dialokasikan untuk pascasarjana dan Rp12,7 miliar (pagu minimal, bisa naik turun) untuk program sarjana.

Melalui dana Rp12,7 miliar tersebut, PNBP khusus untuk dana kemahasiswaan dikenakan sebesar 5%  atau sebesar Rp635 juta. Dana inilah yang kemudian digunakan untuk asuransi, Pemira, dan kegiatan pendidik. Total dana untuk kegiatan kemahasiswaan sebesar Rp390 juta.

“Yang jelas, laporan pertanggungjawaban dari uang yang digunakan harus dikembalikan. Karena bisa saja ada prodi yang program berbeda, tapi dananya sama dan semuanya mau dijalankan," ujar Muhammad Amir Masruhim, Dekan FKIP.

Selain itu, dibahas juga terkait asuransi di FKIP. Seperti diketahui, FKIP memiliki jaminan asuransi bagi mahasiswanya, terlebih diperuntukkan jika ada mahasiswa yang mengalami kecelakaan.

“Ini inisiatif fakultas. Karena banyaknya kecelakaan yang terjadi. Kalau memang mau dihapus, ya kita menunggu saja informasinya. Padahal ini program yang terpuji untuk kemanusiaan,” terang Masrur Yahya, Wakil Dekan II.

Dari hasil audiensi tersebut, disepakati BEM FKIP akan mengadakan survei untuk mengetahui perkembangan asuransi ini. Jika tidak memberikan pengaruh yang besar, maka akan dihapuskan.

Didiskusikan juga program yang dicanangkan pihak rektorat tahun lalu, yakni Student Day setiap hari Sabtu. Dalam hasilnya, disepakati bahwa agenda ini dapat dijalankan dengan catatan, apabila ada kegiatan yang penting untuk dilaksanakan, maka diperbolehkan menggunakan ruangan pada hari Minggu.

Di tengah jalannya audiensi, Mujihat selaku Gubernur BEM FKIP turut menyampaikan pendapatnya. Menurutnya, alangkah baiknya jika dana yang dimiliki fakultas dialokasikan untuk pengadaan bis di FKIP. Sebab menurutnya, FKIP sering mengadakan kegiatan dan mengundang tamu dari luar.

“Malu kita pak, fakultas kita besar mahasiswanya banyak tapi kita tidak punya bis,” serunya.

Menanggapi ini, dekan FKIP menyatakan sudah memiliki cita-cita sejak lama untuk memiliki bis untuk FKIP. Namun, seiring berjalannya waktu ada banyak kebutuhan lain yang dinilai lebih mendesak dipenuhi ketimbang membeli bis.

Mendekati pukul 16.00 Wita, moderator mengarahkan pembahasan ke permasalahan keamanan kampus. Dari beberapa laporan mahasiswa yang menjadi peserta audiensi, diketahui beberapa fasilitas kampus seperti LCD yang menjadi prasarana belajar hilang. Menanggapi hal ini, dekan FKIP menyatakan akan meminta kembali komitmen mengenai kinerja dari pihak keamanan fakultas.

Dikonfirmasi usai audiensi, Nazar Ruddin menyatakan akan mengambil beberapa langkah selanjutnya. “Senin (19/2) akan memberikan nota kesepakatan kepada dekan dan jajarannya, selain itu akan mengadakan rapat paripurna terkait budgeting dan pembagiannya, setelah itu mengadakan konsolidasi dengan lembaga se-FKIP,” tuturnya. (adl/els)



Kolom Komentar

Share this article