Berita Kampus

Donasi untuk Niar

Nasib naas baru saja menimpa Niar Ningsih Sabara dan Selviana Tangdi, mahasiswi Fakultas Pertanian Unmul. Keduanya mengalami kecelakaan parah yang mengakibatkan Niar kini dirawat inap di RS Abdul Wahab Syahrani. (Foto: Aisyah Aryanti)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Nasib naas baru saja menimpa Niar Ningsih Sabara dan Selviana Tangdi, mahasiswi Fakultas Pertanian Unmul. Keduanya mengalami kecelakaan parah yang mengakibatkan Niar sempat dirawat inap di RS Abdul Wahab Syahrani.

Peristiwa bermula saat keduanya berangkat dari Bontang menuju Samarinda pukul 16.30 Wita pada (5/2). Dengan berboncengan sepeda motor, Selvi yang kala itu mengemudi, terkejut dengan sebuah mobil yang datang dari arah berlawanan diikuti motor di belakangnya.

"Dengan kecepatan sedang, tiba-tiba datang sebuah mobil yang berlawanan arah. Sudah saya klakson berkali-kali tapi mobil itu tidak menghiraukan. Mobil itu terus saja jalan dan tanpa saya ketahui ada motor yang ikut di belakangnya. Mobil itu lolos tetapi tidak dengan motor itu. Kami terbanting," tutur Selvi.

Selvi melanjutkan, di dekat lapangan golf tanah merah, saat mencapai tanjakan, mobil tersebut juga menghalangi jalan. Selvi berniat mendahului dengan sebelumnya membunyikan klakson panjang. Tak terhindarkan, dua motor tersebut bertabrakan dengan masing-masing membawa penumpang.

Luka parah dialami Niar. Helm yang digunakannnya terlepas saat tabrakan mengakibatkan patah hidung, beberapa giginya tanggal, dan luka di bagian kening. Sementara Selvi luka ringan. Hal serupa juga dialami Yakobus dan Christian Badai, pengendara motor di belakang mobil tersebut. Christian mengalami patah di bagian paha.

Sesaat setelah kejadian mereka langsung dilarikan ke rumah sakit. Selvi berinisiatif menghubungi pihak Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Faperta.

“PMK tahu dari Selvi yang menghubungi kami, kebetulan juga Selvi dan Niar adik mentoring kami. Jadi, PMK Pertanian langsung datang ke IGD untuk mengurus mereka," ucap Hayu Tampubolon, anggota PMK Faperta.

Kendati telah sampai di rumah sakit, Niar tak lantas mendapatkan penanganan sebab belum ada jaminan dan belum lengkap syarat administrasi. Sementara Hayu menyebut tak ada masalah dana untuk Niar.

“Jadi Niar itu dioperasi pas malam setelah keluarganya datang dan tanda tangan," ujar Selvi.

PMK memutuskan mengambil alih untuk mengurusi kebutuhan Niar sebelum pihak keluarganya datang. Itu dilakukan setelah mereka mendapatkan panggilan dari rumah sakit dan ternyata direstui keluarga Niar yang saat itu belum bisa datang. Keluarga besar Niar berada Palu. Diketahui dari bibi Niar Ester Suluk Padang, kedua orangtuanya pun tak bisa datang lantaran masalah biaya.

"Berangkat dari modal nekat dan keinginan besar Niar berkuliah di Unmul dibantu dengan beasiswa Bidik Misi," ujar Ester.

Beberapa hari setelah kecelakaan,  peristiwa ini baru dilaporkan ke kepolisian dan telah disepakati jalan damai. Selain itu, ketiadaan saksi membuat kasus ini terpaksa dihentikan. Sebagai perwakilan dari keluarga, Ester telah mengiklaskan dan ingin fokus pada penyembuhan Niar. Itu juga dibenarkan Hayu, yang sedikit banyaknya mengetahui perjalanan peristiwa Niar ini.

“Kemarin sempat ngelapor ke polisi untuk mengurus siapa tahu bisa Jasa Raharja. Tapi, kayaknya dari pihak keluarga tidak mempermasalahkan. Jadi lebih kekeluargaan saja,” imbuh Hayu.

Saat dikunjungi Sketsa, (8/2) Niar masih tampak kesulitan berbicara, beberapa jahitan menghiasi bibirnya, dan perban menutupi setengah kepalanya. Niar hanya mengonsumsi bubur dan air putih.

Kedua kali Sketsa datang membesuk (10/2), Niar sudah akan dibawa pulang. Rencananya akan dibawa ke rumah keluarga di Sempaja. Tidak di bawa ke Palu karena masih harus menjalani rawat jalan.

"Sekarang Puji Tuhan hari ini (10/2) administrasi sudah selesai. Jadi, harapannya buat teman-teman jangan pakai nama untuk donasi lagi karena kan sudah selesai dari pihak keluarga. Mungkin untuk donasi bisa lebih kepemulihannya Niar," jelas Hayu.

Hayu berharap, Gamadiksi bisa membantu Niar dari sisi administrasi pengurusan cuti kuliah. Niar butuh istirahat total paling tidak satu bulan.

"Sedangkan kalau sebulan itu bisa kena TBU. Dari temen-temennya Gamadiksi mungkin kita bisa sama-sama ke Rektorat. Siapa tahu bisa dispensasi. Takut bermasalah dengan Bidikmisi-nya, makanya kami butuh bantuan teman-teman Gamadiksi,” pungkasnya.

Ditemui terpisah, Maulana Husin demisioner Gamadiksi Unmul memberikan titik terang ihwal kegelisahan Hayu.

"Cuti karena sakit dalam aturan yang dibahas Pedoman Bidikmisi 2016 diperkenankan, selama tetap berkoordinasi dengan pihak kampus. Universitas masing-masing dapat mengatur kebijakan terkait hal tersebut," ujarnya.

Kepada Anda yang ingin memberikan donasi untuk proses penyembuhan Niar, silakan mengirimkan ke rekening BTN 00604-01-61-005979-0 atas nama Niar Ningsih Sabara. (asr/aml)



Kolom Komentar

Share this article