Berita Kampus

Dinamika Pilkada Kaltim di Mata Mahasiswa

Dinamika Pilkada di Kaltim memunculkan berbagai pendapat dari kalangan mahasiswa. (Ilustrasi: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Dinamika pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kaltim jelang pendaftaran bakal calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim memunculkan berbagai pendapat dari kalangan mahasiswa. Persaingan bakal calon untuk berebut kursi nomor satu dan dua di Kaltim saat ini bahkan sudah terasa tensi panasnya. Namun, beberapa mahasiswa Unmul memandang Pilkada Kaltim tahun 2018 cukup dinamis karena banyak figur yang telah mencari dukungan ke masyarakat.

Dwi Luthfi, mahasiswa Akuntansi FEB 2014 menganggap dinamika politis selalu berlangsung dinamis. Bahkan di Kaltim, telah terjadi beragam kemungkinan seperti beberapa figur yang terjerat kasus sebelum masa pemungutan suara berlangsung. Termasuk, hal menarik lain seperti banyaknya figur yang mencalonkan diri dengan background telah menjadi kepala daerah di beberapa kabupaten/kota.

“Kita mengetahui bahwa ada beberapa calon gubernur yang telah (serta pernah) menjabat di pemerintahan Kaltim sebelumnya,” pandangnya.

Di sisi lain, Aditya Ferry Noor memberi pandangan berbeda. Ia melihat, walau beberepa pasangan calon telah dan pernah menduduki kursi eksekutif, belum tentu mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Kaltim.

“Karena masih belum jelasnya program kerja serta visi dan misi para calon,” ucapnya.

Saat ini visi dan misi para pasangan calon masih belum terlihat semuanya. Sehingga mantan Presiden BEM FEB 2017 ini menganggap mahasiswa masih belum dapat melihat masa depan Kaltim ketika salah satu calon telah terpilih. Namun, ia berharap agar calon gubernur yang terpilih kelak bersih dari korupsi, dapat mengelola infrastruktur, menekan angka kriminalitas, pengelolaan SDA dan SDM, serta mengutamakan kualitas pendidikan di Kaltim.

Untuk poin terakhir yang diutarakan Ferry, Ajeng Ratmawati turut mengamini bahwa pendidikan kualitas di Kaltim harus diutamakan. Mahasiswi FKIP prodi Bahasa Inggris ini memandang masih ketimpangan pendidikan diberbagai daerah masih sangat mudah dirasakan.

“Pendidikan di Kaltim ini masih belum merata di berbagai daerah. Mulai dari infrastruktur, tenaga pengajar, dan lain-lain,” tanggapnya.

Saat ditanya tentang bakal calon yang akan dipilih, Ferry dan Ajeng kompak mengatakan belum menentukan pilihan karena masih belum mengetahui background dan visi-misi calong gebernur dan wakil gubernur nantinya.

Sedang Dwi Luthfi sudah condong pada pasangan yang mantap diusung Gerindra, PKS, dan PAN: Isran-Hadi. Namun ia mengakui, pilihannya masih bisa berubah sebelum melakukan pemungutan suara. (ajy/dan/els)



Kolom Komentar

Share this article