Berita Kampus

Cerita Sekumpulan HI Bertandang ke Jepang

Rombongan mahasiswa HI bertolak ke Jepang dalam rangka study tour. (Sumber foto: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA -  Dengan maksud memberikan ilmu dan pengetahuan yang luas, program studi Hubungan Internasional melakukan study tour dengan menyasar negara tujuan Jepang.

Enny Fathurachmi yang menjabat sebagai ketua program studi Hubungan Internasional (HI) mengatakan Jepang dipilih karena memiliki sejarah yang kuat dengan Indonesia. Pernah menduduki negeri ini saat Perang Pasifik berkecamuk lalu limbung setelah serdadu menurunkan bomnya di Hiroshima dan Nagasaki.

“Pernah menjajah Indonesia walaupun tidak lama, dan pilihan Jepang selain dari sisi historical juga, karena Jepang menjadi salah satu representasi negara di Asia yang kita bisa belajar banyak dari Jepang. Misalnya, dari etos kerja, kedisiplinannya, kemudian teknologi-teknologinya,” kata Enny saat ditemui di kantornya, Senin (20/3).

Keberangkatan ke Jepang sudah dilakukan pada 8 -14 Maret kemarin. Ada 14 mahasiswa dan Enny turut serta sebagai pendamping. Biaya yang dikeluarkan untuk bertolak ke Jepang ini berasal dari dana pribadi. Enny mengatakan dari keberangkatan study tour itu, ada rencana Unmul untuk mewujudkan jenis KKN Internasional.

“Sejauh ini saya komunikasikan ke pak rektor dan pak dekan malah beliau-beliau ini mensupport dan karena sejauh ini sifatnya tidak paksaan. Namun, kemarin pak rektor berharap bahwa kegiatan ini bisa menjadi KKN Internasional,” ucapnya.

Mona Lisa salah satu mahasiswa yang mengikuti study tour ini, berkisah banyak pengetahuan dan kejadian-kejadian menarik saat mereka berada di Jepang. Ia kagum akan tingkat kepedulian masyarakat Jepang pada kebersihan lingkungan. Dan itu membuat masyarakat Jepang terlihat sangat ramah.

“Ya uang bisa dicari, tapi kalau pengalaman di sana kayaknya enggak akan bisa dibeli deh. Misalnya ketepatan public transport-nya. Gimana kita bisa respect dengan orang lain. Di sana tiap kursi penumpang sudah ada labelnya, untuk orang hamil, lansia, dan yang cacat. Untuk masuk kereta pun kita sangat tertib sekali, kita harus mengutamakan orang yang keluar, baru kita bisa masuk. Sangat berbeda dengan kondisi di sini,” ucap Mona.

Study tour seperti ini direncanakan akan kembali ada di tahun depan. Negara yang mulai coba disasar untuk lawatan selanjutnya adalah Korea Selatan. Study tour ini tak mewajibkan harus berasal dari prodi HI saja, tetapi juga dapat diikuti oleh seluruh prodi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. (nvt/arr/nis/wal)




Kolom Komentar

Share this article