Berita Kampus

Cegah Penyebaran Covid-19, Mahasiswa Lakukan Seminar Skripsi Daring

Seminar skripsi via daring cegah Covid-19

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dok. Pribadi

SKETSA – Mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia mewajibkan semua aktivitas dilakukan dari rumah atas arahan langsung dari Presiden Jokowi. Keputusan tersebut rupanya membuat civitas academica Unmul melaksanakan ujian skripsi dan seminar secara daring.

Perlakuan ini juga sebagai bentuk tindak lanjut Surat Edaran Rektor Unmul Nomor 1157/UN17/TU/2020 tentang Peningkatan Status Kewaspadaan terhadap Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) melalui Pembatasan Kegiatan di Lingkungan Kampus Universitas Mulawarman. Ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19, khususnya di Kalimantan Timur.

Minggu (29/3), Sketsa mewawancarai Sri Wahyuni Nur Hidayah, salah satu mahasiswa yang melakukan seminar online untuk mengetahui lebih lanjut terkait seminar yang telah dilaluinya.

“Kebetulan untuk proses ngurus seminarnya, berkasku sudah masuk prodi sebelum surat edaran rektor untuk seminar di rumah. Jadi, yang saya urus cuma proses berjalannya seminar atau pas Hari-H seminar,” tutur mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 itu.

Sri juga mengakui bahwa dirinya sempat menemui berbagai kendala. Kurangnya pengetahuan aplikasi adalah salah satunya.

“Kendalanya lebih ke teknis. Karena dari prodi dan beberapa dosenku nyaranin pakai aplikasi Zoom. Di mana cuma berdurasi 40 menit. Tapi satu dosen pembimbing nyaranin pakai aplikasi Google Hangouts yang gak ada durasinya jadi bebas aja waktunya," akunya.

"Dan kendala (lainnya), tiga dosenku baru banget tahu tentang aplikasi ini. Jadi saat Hari-H, mereka kebingungan untuk join di grup Google Hangouts itu.”

Menurutnya, pelaksanaan seminar lebih ribet jika dilaksanakan secara online. Bagi Sri, seminar lebih efektif jika dilaksanakan di kampus dan bertatap muka secara langsung dengan dosen penguji. “Gak ribet ngurusnya, jadi saya lebih memilih seminar di kampus karena lebih efektif,” ungkap Sri.

Sri pun mengimbau agar mahasiswa lain lebih mempersiapkan seminar online tersebut. Karena dalam pengurusannya tidak semudah seminar di kampus.

“Harus lebih banyak tanya lagi mengenai seminar online ke prodi, karena ngurusnya tidak segampang seminar offline. Dan harus lebih banyak diskusi ke pembimbing dan penguji. Terkait mengenai mau pakai aplikasi apa biar nanti di Hari-H tidak kebingungan mengenai aplikasi yang akan dipakai,” tambahnya.

Senada dengan Sri, Fatihah Noor Rahmaulidiyah dari program studi Statistika 2016 juga mengungkapkan kendala aplikasi yang dialaminya dalam pelaksanaan seminar online tersebut.

“Keterbatasan waktu pada aplikasi yang digunakan sehingga harus 2-3 kali buat room meeting. Dan keterbatasan dalam presentasi karena saya belum terbiasa dengan presentasi secara online. Berkas nilai, berita acara juga masih belum bisa diurus,” katanya.

Dalam proses mengurusnya, Fatihah menyebut tak terlalu sulit karena ia telah mengurus berkas seminar sebelum adanya imbauan terkait surat edaran rektor tersebut.

“Kebetulan kemarin saya ngurusnya sebelum ada imbauan kuliah online, jadi seperti biasa aja ngurus berkasnya. Terus pas sudah ada imbauan itu, pembimbing langsung hubungi saya terkait seminar online karena jadwalnya udah ada dari seminggu sebelumnya.”

Ia juga menyarankan agar mahasiswa yang ingin melaksanakan seminar online untuk mempersiapkan diri, seperti melakukan simulasi secara mandiri di rumah.

“Lebih mempersiapkan diri. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti laptop, HP, jaringan internet, dan lakukan simulasi biar lebih terbiasa,” ujarnya.

Senin (30/3), Sketsa menghubungi Memi Nor Hayati, dosen Jurusan Matematika sebagai salah satu dosen pembimbing yang telah melakukan seminar secara online. Dikatakan Memi, kendala yang dilalui terdapat selama proses seminar berlangsung.

“Kemarin saya pakai aplikasi Zoom. Karena saya sebagai pembimbing 1, saya bertindak sebagai host. Kendalanya, saya tidak punya Zoom premium. Kami semua hanya pakai Zoom yang gratisan dan hanya bisa 40 menit durasinya.”

Memi berpesan, kepada mahasiswa yang ingin melakukan seminar dapat terlebih dahulu untuk latihan seminar bersama pembimbingnya. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan saat presentasi.

“Saya sarankan untuk latihan seminar di Zoom dengan pembimbingnya. Paling gak H-1 latihan dulu. Sehingga pas Hari-H bisa mengurangi durasi buat adaptasi."

"Mungkin seperti latihan cara menampilkan slide-nya di Zoom. Jika slide-nya kurang jelas, mahasiswa bisa ada waktu untuk revisi power point-nya,” tutupnya. (ina/len)



Kolom Komentar

Share this article