'Bejemur' dari Himaksi, Mencermati Persma di Masa Kini
Suasana di ruang sidang HI dalam seminar jurnalistik.
- 09 Sep 2019
- Komentar
- 1614 Kali
Dokumen Pribadi.
SKETSA– Sabtu (7/9) lalu, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himaksi) melaksanakan Seminar jurnalistik dengan mengangkat tema Bejemur, yang merupakan akronim dari "Bebaskan Jemari Jurnalis". Sekitar pukul 10.00 Wita, acara dibuka dengan penampilan band Gilang Fals Anarki ft. Keponakan dengan membawakan lagu dari Iwan Fals Di Bawah Tiang Bendera. Dilanjutkan dengan alunan Wakil Rakyat yang ditutup dengan lagu Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak.
Seminar ini kemudian dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh ketua panitia, Ketua Himaksi, Presiden BEM FISIP, dan dekan FISIP. Mengangkat tema seputar dunia pers membawa visi tersendiri dengan adanya seminar ini. Salah satu tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan fungsi pers mahasiswa serta memaksimalkan dan meningkatkan eksistensinya di kampus.
“Kami sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi mendengar kabar bahwa ada LPM di salah satu dari universitas dibekukan. Dari disitu kami merasa bahwa ini waktu yang tepat kami mengadakan seminar untuk mengingatkan mahasiswa saat ini bahwa pentingnya peran Lembaga Pers Mahasiswa," ujar Reja Vieri selaku keetua panitia.
Seminar kali ini menghadirkan dua pemateri. Pemateri pertama yakni Nurliah selaku dosen Ilmu Komunikasi yang juga berpengalaman di bidang pers yang merangkum seputar jurnalistik dasar. Memasuki jam istirahat, peserta dihibur dengan penampilan NKCTHI Band, sebelum dianjutkan sesi tanya jawab.
Masuk ke penyampaian materi kedua, oleh salah satu wartawan Kaltim Post, Raden Roro Mira Budiasih. Ia membahas mengenai peran pers mahasiswa dan kemudian ditutup dengan sesi tanya jawa dn diskusi. Ilmu yang mereka dapat akan membekali para peserta untuk membuat karya tulis.
Usai menerima ilmu dari kedua pemateri, para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi seputar kondisi pers mahasiswa saat ini. Diskusi tersebut menghadirkan jurnalis kampus untuk berbagi seputar pengalaman dan ceritanya mengenai kondisi pers mahasiswa di beberapa universitas lain. Antusias peserta tak dapat disembunyikan. Meski belum tergabung sebagai bagian dari pers kampus, namun diskusi tersebut dapat memantik jiwa kritis peserta melihat kondisi pers mahasiswa saat ini. (vny/hdt/ina/fqh)