Berita Kampus

Bank Sampah, Upaya Civitas Academica Kelola Sampah di Unmul

Peresmian Bank Sampah oleh WR III (Sumber Foto: Mahameru)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


 SKETSA - Produksi sampah terus bertambah, sedang penanganannya hingga kini belum maksimal. Masih banyak yang belum sadar akan pentingnya menangani dan mengolah sampah. Jika pola ini terus dibiarkan, maka dapat menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup dan juga kondisi bumi. Menumpuknya sampah salah satunya disebabkan beberapa sampah tidak dapat diurai dalam waktu singkat, semisal plastik. Sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, beberapa tenaga pengajar Unmul menghidupkan kembali pengelolaan bank sampah di Unmul. 

Ditemui awak Sketsa pada Rabu (13/2) lalu di Gedung Bundar Fakultas Pertanian, Penny Pujowati dan Sri Purwaningsih menceritakan proses membangkitkan kembali keberadaan bank sampah. Bermula dari keresahan Penny yang merupakan dosen Fakultas Pertanian (Faperta) yang melihat Unmul sebagai universitas besar namun belum memiliki tempat pengelolaan sampah sendiri. Dapat dilihat dari setiap kegiatan-kegiatan besar yang diselenggarakan oleh Unmul dan menghasilkan tumpukan sampah dan tidak ditangani dengan pengelolaan khsusus. 

Penny kemudian berdiskusi dengan Sri, salah satu tenaga pendidik yang telah lebih dulu sukses dengan program Bank Ramah Lingkungan (Ramli) Graha Indah Samarinda Sri yang merupakan pegiat lingkungan menyambut baik usulan Penny terkait rencana mengaktifkan kembali bank sampah. "Bank sampah selama ini untuk menabung anorganik saja. Nantinya kalau di Faperta, dengan dosen yang ada seperti Ibu Penny, Ibu Nurul, itu bisa mengelola sampah menjadi kompos," terang Sri. 

Tujuan dari bank sampah ini adalah 4E (Edukasi, Ekologi, Ekonomi, Estetika). Bank sampah yang diinisiasikan oleh Penny ini juga telah disosialisasikan kepada civitas academica dan juga mahasiswa Faperta. Ia menilai banyak dosen Faperta yang kompeten dalam pengolahan limbah organik. Ditanya perihal tim dalam program ini, Penny mengatakan beberapa dosen Faperta ikut terlibat. 

"Tentu dari dekan dengan para wakilnya. Kemudian Bu Sri, Pak Hadi, Pak Suryadharma, Bu Nurhasanah, banyak," papar Penny. 

Sri menambahkan program ini sebagai usaha Unmul untuk ikut berperan dalam mendukung peraturan wali kota (perwali) No. 1 tahun 2019 tentang Pengurangan Sampah Plastik. Pengelolaan sampah ini juga nantinya dapat menjadi salah satu kriteria penilaian lomba kebersihan tingkat fakultas. 

Harapannya dengan kembali dijalankannya Bank Sampah ini dapat membentuk karakter peduli lingkungan, bukan karakter peduli kebersihan. Edukasi pengelolaan Bank Sampah ini akan dilaksanakan secara bertahap. Dimulai dari keterlibatan civitas academica Faperta hingga Unmul. Bahkan jika memungkinkan untuk mengedukasi hingga di luar kampus. 

"Ya ampun lewat Pramuka itu sampahnya. Enggak ada kah pemikiran dari mahasiswa untuk ikut membantu gitu? Sejauh ini cuma dijadikan penelitian untuk skripsi, tapi enggak ada action-nya gitu," ujar Penny. 

Sadar pengelolaan sampah ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak, Penny berharap tak hanya sekadar civitas academica ataupun para tenaga pengajar, namun juga keterlibatan mahasiswa. Tidak perlu sebuah gerakan awal yang besar-besaran yang terpenting ialah komitmen harus bersama untuk mencapai tujuan dari pengelolaan sampah. 

Launching Bank Sampah 

Menyambut Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada (21/2) lalu, bank sampah ini diresmikan. Bertempat di Gedung Bundar Faperta, acara dipandu oleh Indri Rahmawati. Lalu dibuka dengan sambutan dari Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Febri Abdul Haminudin. Ia mengakatan bahwa bank sampah ini bukan hanya sekadar mengumpulkan sampah, tapi harapannya juga dapat mengurangi. 

“Sebagaimana yang kita ketahui, pemerintah memiliki kebijakan mengenai penggunaan kantong plastik dan botol, Seharusnya ini juga sudah selaras dengan Unmul. Karena Unmul berada Samarinda. Ke depannya kita juga dapat membuat kebijakan, di mana mahasiswa diberi edukasi untuk mengurangi," ucapnya. 

Kemudian sambutan oleh Penny Pujowati selaku pembina. Ia menuturkan, pembagian hasil bank sampah ini nantinya 60:40. Di mana 60 bagi nasabah, dan 40 untuk operasional pelaksanaan. Sistem pengambilannya ketika saldo sudah mencapai Rp100.000. 

"Ke depan bukan hanya sekadar menabung saja, tetapi bisa juga menjadi tempat pengabdian bagi mahasiswa atau dosen” tegasnya. 

Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiwaan dan Alumni, Encik Ahmad Syaifuddin. Ia berharap bukan hanya sampah berbahan plastik yang masuk ke bank sampah, namun juga bisa dari karton, kardus, dan bahan lainnya. Bank sampah ini memiliki susunan struktural yang terdiri dari Direksi, Marketing, Costumer Servis, dan Teller. Untuk pengisi bagian petinggi, diisi dari anggota BEM KM, dan mahasiswa Faperta. Untuk gerakan awal dalam menjaring nasabah, dimulai dengan mengedukasi jenis sampah. 

Penyebaraan edukasi melalui flayer yang disebar pada media sosial. Mega Rakhmah Sari, selaku Direktur Umum Bank Sampah Umul mengatakan bank sampah sudah resmi dibuka sejak Selasa (19/2) lalu. Namun secara resmi setiap hari Jumat, dengan jam oprasional pukul 16.00 - 18.00 Wita. 

“Mahasiswa cukup membawa fotokopi KTM. Bagi staf dosen dan karyawan Unmul dengan membawa fotokopi KTP. Sedangkan untuk lembaga membawa fotokopi KTM perwakilan dari anggota lembaga tersebut," terang Menteri Lingkungan Hidup. (mer/nhh/ren/ycp/adl)



Kolom Komentar

Share this article