Berita Kampus

Babak Akhir Kasus Dugaan Mesum

Ilustrasi akhir dari kasus dugaan mesum KKN 45 desa Purnasari Jaya.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Dreamstime.com

SKETSA – Pemberitaan terkait dugaan adanya tindakan mesum yang dilakukan mahasiswa Unmul saat melaksanakan KKN tercium hingga media nasional. Ketua Koordinator KKN Unmul Esti Handayani memberikan pernyataannya. Ia menyatakan telah mengonfirmasi ke berbagau pihak. Termasuk kedua mahasiswa yang namanya tersangkut kasus ini.

Ditemui Jumat (30/8) lalu, Esti mengatakan telah memanggil dua mahasiswa terduga yakni WJ dan MZA untuk menanyakan bagaimana kebenarannya. Disebutkan bahwa keduanya bersumpah dengan nama Tuhan dan menyampaikan apa yang dituduhkan tidaklah benar.

“Kalau saya sebagai orang tua, saya percaya apa yang mereka katakan. Mereka bersumpah demi Allah tidak melakukan hal mesum, kalau yang dipirkan adalah hubungan badan. Mereka tidak melakukan itu,’’ tegas Esti.

“Karena saya diminta oleh  WR III dan Pak Susilo (Ketua LP2M), gimana nih sikapnya ibu? Saya berani mengambil keputusan bahwa mereka tidak melakukan hal itu karena tidak adanya bukti secara nyata,” tambahnya.

Hal ini didasarkan karena bukti yang ada menurutnya tidaklah cukup untuk membenarkan dugaan. Ia juga telah menemui rekan satu kelompok dan menanyainya secara langsung. Esti mengatakan bahwa rekan satu kelompoknya tidak melihat dengan mata kepala sendiri, hanya melihat indikasi perbuatan mesum yang kemungkinan dilakukan dua temannya.

Bernaung di bawah lembaga yang mengoordinir jalannya KKN, Esti menganggap apa yang dilakukan oleh mahasiswa harus dilindungi  terlepas dari apa yang telah mereka lakukan. Meski begitu, ia tetap tidak membenarkan kesalahan yang telah diperbuat. Ia mengatakan, kedua terduga memang melakukan kesalahan namun tidak sejauh itu.

“Sikap mereka salah dan mereka sudah mohon maaf karena sudah mencemarkan nama desa, dan mencemarkan nama Unmul. Mereka berdua sudah mohon maaf ke pihak desa dan menjelaskan karena dari awal mereka berdua tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi,” paparnya.

Dari adanya kejadian ini diakui esti telah memberi pelajaran kepada banyak pihak, tak terkecuali LP2M sendiri yang menurutnya mungkin memberikan pembekalan kurang mendalam.

“Kalau Kades tidak memberikan nilai ya kami tidak akan memaksakan. Saya enggak bela semuanya, saya berusaha untuk tetap seimbang dengan yang bersangkutan. Sanksi akan diberikan,” tutupnya.

Sketsa pada (5/9) lalu telah menerbitkan berita terkait konfirmasi yang telah dilakukan, baik dengan anggota kelompok (Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/anggota-diduga-mesum-ketua-kelompok-saya-lihat-mereka-pelukan/baca) dan juga kedua mahasiswa bersangkutan, MZA dan WJ (Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/tersandung-dugaan-tindak-mesum-keduanya-beri-klarifikasi/baca).

Tak berselang lama setelah terbitnya dua berita tersebut, IP, salah satu rekan kelompok menghubungi Sketsa  dan mengirimkan beberapa pesan. Ia mengatakan bahwa permasalahan ini sudah selesai dan tidak ingin diperpanjang lagi.

"Masalah ini sudah kelar tadi siang di LP2M. Tadi kami sekelompok sudah bertemu semua dengan Bu Esti dan sudah menyelesaikan permasalahan ini dengan klarifikasi yg ada," tulisnya.

Sketsa juga mengajaknya bertemu untuk membahas lebih lanjut terkait ini, namun hingga kini tak kunjung menerima respons. (ann/adl/snh)




Kolom Komentar

Share this article