Asa Baru Ilmu Komunikasi di Broadcasting
Meski telah lama membuka jurusan Ilmu Komunikasi, Unmul dapat dikatakan belum terlalu menyentuh bidang media broadcasting. (Sumber ilustrasi: mainImage.jpg)
- 11 Feb 2017
- Komentar
- 3081 Kali
SKETSA - “Universitas Mulawarman telah mendukung mahasiswa untuk mengetahui dunia broadcasting,” ucap Hairunnisa, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
Ia berani berujar seperti itu setelah terjadi kerja sama yang baik antara prodi Ilmu Komunikasi Unmul, dengan Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) Broadcasting dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Penyiaran Islam. Pada Kamis (9/2), ketiganya bersama-sama menyelenggarakan acara bertajuk “Talkshow Produksi Kreatif Televisi”. Dengan mengundang Ketua Ikatan Jurnalisi Televisi Indonesia (IJTI) dan kontributor Trans 7 di Kaltim, Suriyatman, dan tim kreatif sekaligus script editor Trans TV, Tyas.
“Kami sangat berharap anak-anak kami dapat memanfaatkan acara ini untuk maksimal dalam menggali pengetahuan di bidang ini dan dapat memanfaatkan kegiatan ini,” kata dekan FISIP, Muhammad Noor dalam acara tersebut.
Meski telah lama membuka jurusan Ilmu Komunikasi, Unmul dapat dikatakan belum terlalu menyentuh bidang media broadcasting. Ilmu Komunikasi selama ini lebih banyak menggunakan mazhab public relations, timbang membuka konsentrasi di bidang broadcasting. Ilmu Komunikasi diketahui sudah memiliki alat-alat broadcasting, namun ditengarai karena kurangnya tenaga pengajar ahli sehingga broadcasting belum jadi sesuatu yang serius di Ilmu Komunikasi.
Maka lewat suksesnya jalin kerja sama dengan Polnes dan IAIN itu, kesempatan untuk menumbuhkan broadcasting menjadi sesuatu yang lebih serius pun terbuka. Hairunnisa menuturkan bahwa kerja sama ini akan lanjut mengembangkan bidang pendidikan dan pengembangan tenaga pendidik. Lab komunikasi yang terbengkalai akan kembali coba dihidupkan. Dan jika diperlukan, tenaga dari Polnes siap untuk membantu merakit kembali alat-alat broadcasting.
Lewat kerja sama tersebut ketiga perguruan tinggi ini diharapkan bisa membangun sinergi dan saling mengisi untuk membangun komunikasi yang lebih baik.
“Harapannya kita mendapat pengalaman baru, punya wawasan baru tentang broadcasting. Mengetahui bagaimana aplikasinya seperti apa prosesnya dan bagaimana perwujudan broadcasting di dunia nyata. Jadi mahasiswa mempunyai referensi pengetahuan tentang broadcasting,” tukasnya. (omi/wal)