Berita Kampus

Aksi Kaltim Selamatkan KPK: Batalnya Konsolidasi Hingga Blokade Jalan

Aliansi Kaltim Bersatu menggelar aksi Kaltim Selamatkan KPK di depan Kantor DPRD

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Nanda

SKETSA – Perjuangan melawan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih terus menyala. Senin (14/6) kemarin, Aliansi Kaltim Bersatu menggelar aksi Kaltim Selamatkan KPK di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur seperti sebelumnya. Massa aksi terlebih dahulu berkumpul di Islamic Center dan kemudian bergerak ke titik aksi pada pukul 14.00 Wita.

Agenda tersebut menghimpun mahasiswa dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Garuda Mulawarman dari Unmul, Universitas 17 Agustus (Untag) Samarinda, Widyagama serta Aliansi Masyarakat Sipil Kaltim. Kali ini, mereka ingin menindaklanjuti permintaan audiensi yang diinginkan mahasiswa pada aksi yang lalu. (baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/kembali-melawan-pelemahan-kpk-dalam-aksi-kaltim-selamatkan-kpk-jilid-ii/baca)

Menjawab hal tersebut, Muhammad Udin selaku perwakilan Anggota Komisi I bidang Regulasi dan Pemerintahan mengatakan jika mereka mengizinkan diskusi tersebut dengan 20 orang perwakilan mahasiswa. Ia menyebut bahwa pihak DPRD sepakat apabila massa aksi seluruh lembaga memberikan perwakilan setidaknya 1 orang. Ini mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 dan menghindari kerumunan.

Lantas, beberapa perwakilan mahasiswa menanggapi jika saran tersebut tidak sesuai dengan konsolidasi yang mereka sepakati, di mana seluruh massa yang hadir dapat ikut masuk dan berdiskusi. Selain itu, mereka juga menghindari anggapan bahwa tidak semua mahasiswa dapat terlibat.

Udin pun memotong pernyataan tersebut dengan memberikan saran lainnya. Selain 20 orang yang mengikuti diskusi secara langsung, ia menawarkan agar massa aksi yang tersisa dapat menyaksikan dan memberikan pendapatnya melalui Zoom.

“Saya tidak pernah membatasi orang untuk bisa menyampaikan aspirasinya. Cuma di saat ini, pandemi membatasi kita. 20 orang perwakilan, lainnya menggunakan aplikasi Zoom Meeting. Lebih dari 200 orang bisa masuk ke forum tersebut,” jelasnya.

Karena tidak mencapai titik terang, mahasiswa merapatkan barisan dan mencoba memasuki gedung DPRD. Blokade jalan juga dilakukan hingga terjadi keributan antara massa aksi dan pengguna jalan. Hal tersebut terjadi karena terdapat pengguna jalan yang memaksa lewat lalu memainkan knalpotnya di antara kerumunan blokade. Semakin tidak kondusif, massa aksi menjadi terpancing dan sempat terjadi kejar-kejaran serta perkelahian. Setelah situasi aman, mereka membubarkan diri pada pukul 17.03 Wita.

Diwawancarai oleh Sketsa, Ikhsan Nopardi selaku Koordinator Lapangan Aliansi Kaltim Bersatu memberikan tanggapannya mengenai pelaksanaan aksi yang kesekian ini. Dipaparkan olehnya, audiensi yang diinginkan mahasiswa adalah bentuk strategi dari Aliansi Kaltim Bersatu. Tetapi, ia mengucapkan jika DPRD tak dapat mengakomodir seluruh massa untuk masuk ke dalam gedung bersama. Ikhsan juga menjelaskan mengapa mereka tidak menginginkan sistem perwakilan tersebut.

“Karena itu sudah sesuai dengan hasil kesepakatan konsolidasi. Bahwa tidak ada sistem perwakilan untuk audiensi dengan DPRD Kaltim. Masuk satu, masuk semua,” tegasnya.

Mengenai audiensi secara online, ia menuturkan bahwa hal tersebut akan kurang efektif. “Sesuai dengan poin tuntutan, kita membutuhkan pertemuan secara langsung. Karena di situ ada berbagai pembahasan, seperti pencabutan ketua KPK hingga evaluasi terkait penegakan korupsi di Indonesia,” pungkasnya. Konsolidasi lanjutan terkait aksi akan kembali diadakan pada Rabu (16/6) mendatang. (bay/len/fzn)




Kolom Komentar

Share this article